Susu nabati atau susu tanaman telah dikonsumsi selama berabad-abad dalam berbagai budaya, baik sebagai minuman biasa (seperti horchata Spanyol) dan sebagai pengganti susu. Varietas yang paling populer adalah susu kedelai, susu almond, susu beras dan santan. Kandungan protein bervariasi. Minuman ini tidak mengandung laktosa atau kolesterol, dan biasanya dijual dengan tambahan kalsium dan vitamin, terutama B12.

Amazake (susu beras Jepang)

Ada beberapa alasan untuk mengkonsumsi susu nabati: alasan etis (kesehatan hewan), alasan lingkungan, alasan kesehatan (terutama intoleran laktosa, alergi, gangguan mental (seperti asperger, sindrom, dan untuk penyakit mental lainnya yang sering muncul di bayi, anak kecil, dan remaja), veganisme, ovo-vegetarianisme, alasan ritual keagamaan (seperti beberapa denominasi Kristen selama Masa Prapaskah, agama Hindu yang mempercayai sapi adalah dewa), dan preferensi rasa sederhana.

Di Amerika Serikat, susu kedelai sudah lama menjadi susu non-susu yang paling populer, namun mulai sekitar tahun 2010, susu almond mulai meningkat popularitasnya, dan pada tahun 2013 susu kedelai melebihi varietas paling populer. Susu populer lainnya di AS adalah nasi dan kelapa. Di Eropa susu kedelai dan oat sangat populer. Ada juga susu rami, susu mete, susu hazelnut, dan susu dari kacang polong dan lupin. [1][2]

Susu tanaman digunakan untuk membuat es krim, krim nabati, keju vegan dan yogurt (misalnya yogurt kedelai).

Referensi sunting

  1. ^ Wong, Venessa (August 21, 2013). "Soy Milk Fades as Americans Opt for Drinkable Almonds". BusinessWeek. 
  2. ^ Epperly, Victoria. Daniel's Lifestyle Fasting Cook Book. Xulon Press, 2008, pp. 248–250.