Mayor Jenderal TNI (Purn.) Sudiyotomo Wignyo Atmojo (2 Februari 1946 – 22 Juli 2021) adalah seorang perwira tinggi militer dan politikus dari Indonesia. Jabatan terakhirnya di militer adalah Staf Ahli Panglima Angkatan Bersenjata Tingkat II Bidang Industri dan Pembangunan dari tahun 1996 hingga 1998, sedangkan jabatan politik terakhirnya adalah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 1998 hingga 2002.

Sudiyotomo Wignyo Atmojo
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
13 Oktober 1998 – 27 April 2001
PresidenB.J. Habibie
Abdurrahman Wahid
Megawati Soekarnoputri
Grup parlemenABRI
Informasi pribadi
Lahir(1946-02-02)2 Februari 1946
Cilacap, Indonesia
Meninggal22 Juli 2021(2021-07-22) (umur 75)
Jakarta Timur, Jakarta, Indonesia
MakamTaman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriHerawati
Anak
  • Caroliana Herdiyanti
  • Ari Febrianto
  • Trias Wibisono
Orang tua
  • D. Wignyo Atmodjo (ayah)
  • Sutini (ibu)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1967 – 2001
Pangkat Mayor Jenderal TNI
SatuanArtileri Pertahanan Udara
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa Kecil dan Pendidikan

sunting

Sudiyotomo lahir pada tanggal 2 Februari 1946 di Cilacap dari keluarga bersuku Jawa. Ayahnya, D. Wignyo Atmodjo, merupakan seorang purnawirawan tentara, sedangkan ibunya, Sutini, merupakan ibu rumah tangga. Sudiyotomo menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar hingga tahun 1958, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cimahi dari tahun 1958 hingga 1961 dan Sekolah Menengah Atas Negeri Cimahi dari tahun 1961 hingga 1964.[1]

Karier Militer

sunting

Setelah lulus dari SMA, Sudiyotomo masuk ke dalam Akademi Militer Nasional. Ia dilantik sebagai letnan dua pada tahun 1967 dan ditugaskan di berbagai tempat di Indonesia. Pada tahun 1982, Sudiyotomo menjabat sebagai Kepala Departemen Pusat Artileri Pertahanan Udara (Pusarhanud) TNI AD hingga tahun 1984. Usai bertugas di Pusarhanud, Sudiyotomo menempuh pendidikan militer lanjutan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Sesko ABRI) selama enam bulan. Lulus dari Sesko ABRI, ia dipindahkan ke Pekanbaru untuk memimpin satuan Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 13 hingga tahun 1986.[1]

Sudiyotomo dimutasikan ke Sumatera Barat setelah menjabat sebagai komandan batalyon selama kurang lebih dua tahun. Di sana, ia ditempatkan sebagai Komandan Distrik Militer 0316/Tanah Datar. Dua tahun kemudian, Sudiyotomo mengalami rotasi jabatan dan bertugas di Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan sebagai Wakil Asisten Territorial.[1]

Sudiyotomo mengalami penugasan luar negeri pertamanya ketika ia ditunjuk oleh Panglima ABRI Try Sutrisno sebagai Atase Pertahanan Indonesia di Malaysia dari tahun 1991 hingga 1994. Ia kembali ke Indonesia setelahnya dan bertugas di Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai Perwira Pembantu Staf Operasi.[1] Sudiyotomo memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal pada tahun 1996 dan menjabat sebagai Staf Ahli Panglima Angkatan Bersenjata Tingkat II Bidang Industri dan Pembangunan mulai tanggal 31 Oktober 1996, menggantikan Brigadir Jenderal TNI Sudi Silalahi.[2] Ia mengakhiri masa baktinya di lingkungan ketentaraan sehubungan dengan penunjukannya sebagai anggota legislatif pada tahun 1998.[3]

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

sunting

Sudiyotomo ditunjuk sebagai anggota tambahan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 1997–2002 dari fraksi ABRI melalui Keputusan Presiden yang ditetapkan tanggal 13 Oktober 1998.[3] Meskipun dewan ini dibubarkan pada tahun 1999, Sudiyotomo tetap bertahan sebagai anggota DPR pada periode selanjutnya, yaitu 1999–2004. Ia digantikan oleh Bambang A. Sudarmanto pada tanggal 27 April 2001.[4]

Selama berkiprah di Dewan Perwakilan Rakyat, Sudiyotomo duduk di dalam Komisi VII DPR yang membidangi ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkungan. Ia juga menjadi anggota dari sejumlah badan dan komisi dalam DPR, yakni Badan Legislatif, Ketua Kelompok Fraksi ABRI, Panitia Anggaran, dan Sub Komisi Energi dan Sumber Daya Mineral.[1]

Sudiyotomo terlibat dalam pembahasan undang-undang keistimewaan Aceh. Ia mendukung penuh rancangan undang-undang yang memberikan otonomi penuh kepada pemerintah Aceh. Meskipun begitu, ia menyatakan bahwa hukum pidana di Aceh harus didasarkan pada sistem hukum Indonesia alih-alih sistem hukum berbasis syariat Islam.[5]

Keluarga

sunting

Sudiyotomo menikah dengan Herawati. Pasangan tersebut dikaruniai tiga orang anak, yakni Caroliana Herdiyanti (lahir 4 Januari 1975), Ari Febrianto (lahir 7 Februari 1976), dan Trias Wibisono (lahir 3 Oktober 1981).[6]

Sudiyotomo wafat pada tanggal 22 Juli 2021 di rumahnya yang terletak di Kompleks Hankam, Cibubur, Jakarta Timur. Mantan menteri Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H. menyatakan belasungkawanya atas kematian Sudiyotomo.[7]

Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Panduan Parlemen Indonesia. Jakarta: Yayasan API. 2001. ISBN 9799653215. 
  2. ^ "Serah Terima Jabatan di Lingkungan Mabes ABRI". Mimbar Kekaryaan (311/312). Desember 1996. hlm. 124. Diakses tanggal 26 Juli 2021. 
  3. ^ a b Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terpilih dan yang diangkat serta yang pergantian antarwaktu masa bakti tahun 1997-2002. Direktorat Publikasi, Ditjen Pembinaan Pers dan Grafika, Departemen Penerangan RI. 1998. hlm. 47. 
  4. ^ "TNI Membantah Pergantian Anggota Fraksi TNI/Polri Dadakan". Liputan 6. 28 April 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2021. Diakses tanggal 30 April 2021. 
  5. ^ Bustamam-Ahmad, Kamaruzzaman (Juni 2007). "THE APPLICATION OF ISLAMIC LAW IN INDONESIA: The Case Study of Aceh" (PDF). Journal of Indonesian Islam. 01 (01): 160. 
  6. ^ Tim Penyusun (2004). "Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1999-2004" (PDF). Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat. Jakarta. hlm. 885. Diakses tanggal 25 April 2021. 
  7. ^ Wicaksono, Bayu Adi (26 Juli 2021). "Siang Ditelepon Jenderal TNI Hendro, Malam Mayjen Tomo Sudah Meninggal". Viva. Diakses tanggal 26 Juli 2021.