Stasiun Pulau Aie

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Pulau Aie (PLA)—juga dieja dengan nama bahasa Melayu Pulau Air dan nama lama Pulauaer—merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Pasa Gadang, Padang Selatan, Padang. Stasiun ini merupakan stasiun pertama yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda di Kota Padang, Sumatera Barat. Stasiun ini merupakan stasiun ujung sebelum menuju Pelabuhan Muaro yang percabangannya dari Stasiun Padang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter ini termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat serta merupakan bagian dari pengaktifan kembali jalur-jalur kereta api di Sumatera Barat.[3] Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.

Stasiun Pulau Aie
Kereta Api Indonesia#Kereta api bandara
M01

Tampak depan Stasiun Pulau Aie, 2022
Nama lainStasiun Puluaer, Pulau Air
Lokasi
Ketinggian+2 m
Operator
Letak
km 2+574 lintas PadangPulau Aie[1]
Jumlah peronSatu peron sisi yang cukup tinggi
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananMinangkabau Ekspres
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepeda?
Akses difabelYa
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka1 Juli 1891
DitutupSekitar dekade 1980-an
Nama sebelumnyaStation Poeloe-Ajer
Tanggal penting
Dibuka kembali10 Februari 2021
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Terminus Minangkabau Ekspres
Pulau Aie–BIM, p.p.
Tarandam
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Layanan pelanggan Cetak tiket mandiri Musala Toilet Ruang menyusui Pos kesehatan 
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske manual tanpa blok
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Pulau Air
KategoriBangunan
No. RegnasKB002568
No. SK03/1998
Tanggal SK16 Januari 1998
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejak tahun 2007, Pemerintah Kota Padang resmi menetapkan stasiun ini sebagai cagar budaya berdasarkan inventaris Balai Pelestarian Cagar Budaya No. 69/BCB-TB/A/01/2007.[4] Ke arah barat daya stasiun ini sebenarnya masih memiliki kelanjutan jalur menuju Pelabuhan Muaro, tetapi jalur itu tidak ikut direaktivasi. Stasiun ini beroperasi kembali pada 10 Februari 2021 dan kini melayani kereta api Minangkabau Ekspres tujuan Bandar Udara Internasional Minangkabau.

Sejarah

sunting

Setelah dirintisnya jalan rel kereta api yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo oleh perusahaan swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), pembangunan rel kereta api dilanjutkan kembali ke luar Pulau Jawa, terutama daerah yang mengandung kekayaan alam seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Aceh. Keberadaan kereta api di Sumatera Barat tidak terlepas dari ditemukannya pertambangan batu bara di Sawahlunto pada tahun 1868 oleh seorang insinyur pertambangan bernama Willem Hendrik de Greve.

Pembangunan jalan kereta api dilakukan oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS), dimulai dari Teluk Bayur ke Sawahlunto. Pada bulan Juli 1891, telah diselesaikan pembangunan jalan kereta api dari Pulo Aie ke Padang Panjang sepanjang 71 km. Pada November 1891, jalan kereta api tersebut mencapai Bukittinggi dengan panjang 90 km.

Jalur kereta api tersebut diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892 di Kota Padang, bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven), dan pembukaan hubungan kereta api dari Padang hingga Muaro Kalaban.[5]

Reaktivasi

sunting

Reaktivasi jalur ini mulai digaungkan pada Desember 2013. Pada saat itu, PT KAI Divre II Sumatera Barat mulai melakukan pendataan dan penertiban terhadap rumah-rumah warga di pinggir jalur rel serta lapak Pasar Tarandam yang menempati bekas jalur kereta api. Proyek ini semula bertujuan agar kereta api dapat menjangkau Kota Tua Padang serta Pelabuhan Muaro.[6]

Dalam perkembangannya, jalur ini juga harus ditingkatkan dengan mengganti rel serta bantalannya mengingat usia prasarana yang sudah sangat tua dan dianggap tidak layak operasi. Untuk memenuhi kebutuhan pedagang dan konsumen di Pasar Tarandam, jalur ini juga direncanakan akan memiliki satu halte.[7][8] Selain itu, stasiun ini memiliki dua jalur serta persinyalan mekanik seperti halnya Divre II Sumbar. Sebenarnya ruang PPKA stasiun ini awalnya dirancang untuk persinyalan elektrik, tetapi untuk saat ini ruang PPKA tersebut sedang direnovasi untuk mengakomodir peralatan persinyalan mekanik. Jalur menuju Pulau Aie sudah diujicoba pada 7 Maret 2020. Meski awalnya akan diresmikan pada 16 Maret 2020, stasiun ini baru beroperasi pada diberlakukan Grafik Perjalanan Kereta api (GAPEKA 2021) tanggal 10 Februari 2021 karena pandemi koronavirus. Total Rp40 miliar rupiah telah digelontorkan untuk reaktivasi jalur pendek yang hanya memiliki panjang 2,6 km ini.[9]

Bangunan dan tata letak

sunting
Jalur 2 Sepur belok
Jalur 1 (Tarandam) Sepur lurus

     Minangkabau Ekspres, dari dan tujuan BIM

Peron sisi
Bangunan utama stasiun

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[10]

Kereta bandara

sunting
Nama kereta api Relasi Keterangan
  Minangkabau Ekspres Pulau Aie Bandara Internasional Minangkabau

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Live Facebook-Jalur KA dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air Potensial Kembangkan Pariwisata". Tribun Padang. Diakses tanggal 2019-08-23. 
  4. ^ BPCB Sumatera Barat (2018). "Cagar Budaya Tak Bergerak Sumatera Barat" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-08-24. Diakses tanggal 2019-08-24. 
  5. ^ Yusman Karim, Yusman. Keberadaan Stasiun Kereta Api Pulo Aie Kota Padang (1971-1990) (Tesis). 
  6. ^ Sudarsih, A. (2014). "Reaktivasi Jalur Padang-Puluaer". Majalah KA. 90: 28–29. 
  7. ^ "Reaktivasi Jalur Kereta Api dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air Segera Dimulai". Tribun Padang. Diakses tanggal 2019-08-24. 
  8. ^ Awe (2019-08-07). "Kereta Beroperasi di Simpang-Pulau Air Padang Tahun 2020". Berita Trans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-24. 
  9. ^ "Jalur KA Pulau Air Resmi Beroperasi 16 Maret, Ada Tiket Gratis Bagi Warga". Posmetro Padang (dalam bahasa Inggris). 2020-03-02. Diakses tanggal 2020-03-02. 
  10. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Barat Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Pulau Aie–Padang Panjang Tarandam