Stasiun Pangandaran

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Pangandaran (PND) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Pananjung, Pangandaran, Pangandaran. Stasiun ini dahulu adalah salah satu stasiun utama di jalur kereta api Banjar–Cijulang yang dikelola oleh Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini hanya terletak berberapa meter dari alun-alun Pangandaran dan Pantai Pangandaran.

Stasiun Pangandaran
Pangandaran+7 m
Lokasi
Koordinat7°40′51.0780″S 108°39′1.3957″E / 7.680855000°S 108.650387694°E / -7.680855000; 108.650387694Koordinat: 7°40′51.0780″S 108°39′1.3957″E / 7.680855000°S 108.650387694°E / -7.680855000; 108.650387694
Ketinggian+7 m
Operator
Letak
km 60+010 lintas Banjar-Pangandaran-Cijulang[1]
LayananTidak ada layanan.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1918
Ditutup1 Februari 1982
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebagai stasiun utama di Pangandaran, stasiun ini dahulu melayani kereta api angkutan penumpang maupun barang dari dan ke berbagai tempat di Jawa. Karena stasiun ini terletak tidak terlalu jauh dari pantai, stasiun ini dahulu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing. Stasiun ini ditutup pada tahun 1982 menjelang ditutupnya jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang karena faktor usia prasarna kereta api serta berkembangnya transportasi ban karet.

Sejarah sunting

Stasiun ini mulai beroperasi pada tahun 1918, beserta dengan selesainya pembangunan jalur kereta api Kalipucang-Parigi, yang kemudian dilanjutkan hingga Cijulang pada tahun 1921 sepanjang 5 km.[3] Pembangunan jalur kereta api Kalipucang-Pangandaran-Cijulang sendiri adalah lanjutan dari jalur kereta api Banjar-Kalipucang yang sudah terlebih dahulu beroperasi pada tanggal 15 Desember 1916.[3]

Pada awalnya, fungsi stasiun ini adalah sebagai stasiun barang untuk mengangkut komoditas pertanian dan perkebunan dari daerah Pangandaran dan sekitarnya yang memiliki kesuburan tanah dan kekayaan alam yang sangat potensial yang kemudian diangkut ke Banjar melalui kereta api dan selanjutnya diangkut ke kapal di Pelabuhan Cilacap.[3] Namun, seiring dengan perkembangan wisata di Pangandaran, stasiun ini juga mulai melayani kereta api penumpang yang mengangkut wisatawan dari berbagai tempat, baik lokal maupun mancanegara. Hingga tahun 1980-an, stasiun ini masih ramai oleh masyarakat lokal maupun wisatawan dari berbagai daerah yang menggunakan jasa kereta api.[4] Lokasi Stasiun Pangandaran yang terletak tidak terlalu jauh dengan objek-objek wisata yang terkenal di Pangandaran ini membuat stasiun ini cukup ramai dengan wisatawan. Pada saat yang sama stasiun ini juga melayani kereta api barang angkutan komoditas seperti kopra dan kopi robusta dari dan ke berbagai tempat, seperti Bandung dan Cilacap.[4]

Pada tanggal 1 Februari 1982. Stasiun dan jalur ini resmi dinon-aktifkan dengan alasan prasarna jalur kereta api yang sudah tidak memadai. Indonesian Railway Preservation Society (2007) pernah mencatat bahwa pada tahun 1997, jalur kereta api Banjar-Pangandaran sempat akan direaktifikasi lagi. Namun proses reaktifikasi ini mangkrak saat krisis finansial Asia 1997. Jalur dan bantalan yang baru pasang pun dibongkar.[5] Bangunan Stasiun Pangandaran yang sempat dipugar dan direnovasi ini pun kembali rusak.

Kini pondasi bangunan bekas Stasiun Pangandaran ini masih kokoh. Begitu pula dengan dindingnya, namun bagian atapnya sudah lapuk dimakan usia. Saat ini bekas stasiun ini mangkrak dan hanya dimaanfaatkan warga untuk parkir mobil dan buang sampah. Bekas peron, rel maupun sinyal kini sudah raib.[6]

Reaktivasi sunting

Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan. Namun pada tahun 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Hingga saat ini belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.[7]

Referensi sunting

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c "Jalur Kereta api Banjar Pagandaran Cijulang". heritage.kai.id. Heritage KAI. Diakses tanggal 2022-03-15. 
  4. ^ a b "Bekas Stasiun Pangandaran, Ikon Sejarah Kabupaten Pangandaran". DeskJabar. Diakses tanggal 2022-03-15. 
  5. ^ "Banjar-Pangandaran-Cijulang Tour". irps.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-28. 
  6. ^ Amiruddin, Faizal (2021-08-28). "Stasiun Kereta Api Pangandaran: Dulu Gairahkan Wisata, Kini Bak Rumah Hantu". detikcom (dalam bahasa Inggris). DetikTravel. 
  7. ^ Nugraha, Candra (2019-08-28). Assifa, Farid, ed. "Kapan Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran Dimulai?". Kompas.com. Kompas. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ciputrapinggan
ke arah Banjar
Banjar–Cijulang Cikembulan
ke arah Cijulang