Situs Pasir Angin adalah salah satu situs arkeologi yang berada di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.[1] Lokasi Situs Pasir Angin terdapat di bukit kecil dengan ketinggian kurang lebih 210 meter di atas permukaan laut dan ukuran bukit kurang lebih 500 m² membujur dari barat daya menuju timur laut. Situs ini merupakan salah satu situs yang pernah dihuni oleh manusia pada masa logam awal atau pada masa perundagian. Di Indonesia diperkirakan berlangsung selama tahun 600 sampai 200 tahun Sebelum Masehi. Periode ini diputuskan berdasarkan analisis C-14 terhadap arang yang ditemukan di situs ini. Dari dua belas jenis arang yang telah dikirim Australia National University di Kota Canberra, empat buah yang dijadikan contoh telah menghasilkan tanggal absolut yang berkisar antara 1000 tahun sebelum Masehi sampai 1000 Masehi.[2] Berdasarkan perkiraan itu, masa yang dapat disimpulkan adalah kurang lebih selama 2000 tahun. Situs ini menjadi sangat penting karena sudah berlangsung selama prasejarah, proto sejarah, dan masa sejarah. Situs ini pernah diteliti oleh para ahli dalam kurun waktu 1970 sampai 1973, dan 1975 oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)yang pimpinan oleh R.P. Soejono. Hasil dari ekskavasi menemukan bahwa artefak-artefak yang ada tersebut terbuat dari batu, tanah liat, besi, perunggu, obsidian, kaca, dan gerabah.[1]

Koleksi Situs sunting

Benda-benda arkeologi yang berhasil ditemukan di Situs Pasir Angin antara lain tongkat perunggu, kapak, kapak perunggu berbentuk candrasa, corong dengan bentuk tangkai mirip ekor burung seriti, manik-manik batu dan kaca, beliung persegi, bandul kalung perunggu, ujung tombak, alat-alat obsidian, kapak besi, dan gerabah. Semua benda tersebut ditemukan di sekitar monolit dan benda-benda ini dianggap peninggalan prasejarah unik, karena hampir semua benda menghadap ke arah timur sejajar dengan bidang datar monolit.[2]

  • Beliung yang bentuknya persegi.
  • Batu monolit, penemuan utama di situs ini, lokasinya ada di luar museum. Dari proses penggalian dapat disimpulkan bahwa berbagai barang yang ditemukan nyatanya ada di sekitar batu monolit berkumpul membujur dari sebelah barat ke sebelah timur. Hal ini mengindikasikan bahwa berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai benda tersebut terpusat di sekitar batu monolit ini dengan orientasi kegiatan menghadap ke arah timur dan arah barat. Hal ini dilakukan sejajar dengan perjalanan matahari. Sebelah timur merupakan tempat matahari terbit, yaitu perlambang kelahiran atau kehidupan. Sementara itu tempat tenggelamnya matahari berada di sebelah barat yang merupakan simbol dari kepunahan atau kematian.
  • Alat terbuat dari Perunggu, penemuan yang sangat penting lagi di situs ini adalah alat berbahan perunggu. Perunggu adalah indikasi bahwa situs ini sudah ada sejak masa perundagian. Pada masa ini kemajuan teknologi sudah terlihat dari bahan campuran dalam pembuatan alat dari perunggu, yaitu tembaga dan logam arsenikum atau timah dengan takaran tertentu. Selain itu, telah ditemukan juga komposisi campuran bahan logam berbeda antara satu sama lain, dan ada juga tambahan mineral casiterit dalam tembaga yang cair. Kompleksitas semua campuran ini diduga karena perkembangan pengetahuan manusia pada masa itu tentang aspek metalurgi. Pada situs ini, perunggu yang ditemukan banyak mengandung bahan timbel yang terlalu berlebihan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pencetakan yang akan menghasilkan efek warna mengkilap dan terang. Teknik pembuatan mengacu pada hasil analisis metalografi dan etnografi. Atas dasar itu teknik pembuatan pada perunggu Pasir Angin dapat dibagi jadi tiga, yaitu teknik pembuatan perunggu cetak dengan tambahan pengotor, teknik pembuatan perunggu cetak dengan pendinginan cepat, dan teknik membuat perunggu secara cetak dengan pendinginan yang lebih lambat.
  • Pecahan Tembikar, penemuan tembikar yang diperoleh adalah motif jalur, cap dengan tali, dan jala. Motif tersebut menunjukan kemahiran dalam teknik bekerja dengan menggunakan tangan (menggores).
  • Keramik.
  • Manik-Manik, bahan utama manik-manik adalah batu korneol berbentuk heksagonal setangkup terpacung.
  • Botol dari Belanda.
  • Fragmen Arca, ditemukan di luar situs pasir angin yang terbuat dari batu kapur. Arca ini sudah mengalamai kerusakan dan sulit untuk direkonstruksi menjadi utuh kembali dan bisa diidentifikasi. Ukuran arca yang ditemukan cukup besar-besar. Tidak semua arca diletakkan di dalam museum karena daya tampungnya yang belum cukup besar.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b "Situs Pasir Angin-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". www.disparbud.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-21. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  2. ^ a b radbogmin. "Museum Pasir Angin, Kompleks Situs Prasejarah Bogor". RADAR BOGOR | Berita Bogor Terpercaya. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  3. ^ Banten, BPCB (2015-05-12). "Situs Pasir Angin, Bogor". Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-21.