Siswadi (militer)

Panglima militer Indonesia

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Siswadi (lahir 13 Juli 1936) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dan mantan Panglima Kodam II Sriwijaya tahun 1985, Saat dilantik menjadi Pangdam II/Sriwijaya Siswadi masih berpangkat Brigadir Jenderal.

Siswadi (militer)
Informasi pribadi
Lahir13 Juli 1936 (umur 87)
Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
Alma materAkademi Teknik Angkatan Darat (1959)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1959-1987
Pangkat Mayor Jenderal TNI
NRP18457
SatuanZeni
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier Militer sunting

Ia dilantik untuk menggantikan Brigjen TNI Roestandi, yang mendapat tugas baru di Markas Besar TNI-AD. Upacara serah terima tersebut diselenggarakan di Kota Palembang lebih tepatnya di Stadion Garuda Palembang, dengan inspektur upacara KSAD Jendral TNI Rudini. Sebelumnya, Siswadi merupakan perwira tertinggi di Markas Besar TNI-AD, dengan jabatan Direktur Pengkajian dan Pengembangan Doktrin Sosial Politik Sekolah Staff Komando (Sesko) ABRI. Jabatan ini ia dapatkan setelah bertugas menjadi Kepala Staff Kodam VII/Diponegoro 1983. Kini, dengan pangkat Mayor Jendral, Siswadi memimpin daerah militer, sebagai kompartemen strategis, yang berada di di Pulau Sumatra, dengan mencakup empat provinsi yaitu Sumatera Selatan,Jambi,Bengkulu dan Lampung. Daerah-Daerah tersebut dianggap sangat potensial dan termasuk "daerah belakang" bagi ibu kota RI, Jakarta. Sebagai seorang panglima ia termasuk orang yang tak segan untuk "turun kebawah". "ABRI Masuk Desa (AMD) untuk mempersatukan pola pikir dan pola tindak antara ABRI dan rakyat",ujarnya. yakni "Dalam mensukseskan pembangunan dan meningkatkan ketahanan nasional." Ia menandaskan hal itu tatkala menutup AMD Manunggal XIX di Kabupaten Kerinci, Jambi,1985.

AMD juga memiliki dua sasaran, yaitu sasaran untuk jangka pendek dan sasaran untuk jangka panjang. Untuk sasaran jangka pendeknya yaitu "Mempercepat pemerataan pembangunan,sehingga segera menyentuh kebutuhan rakyat di seluruh pelosok tanah air". Sedangkan untuk jangka panjang yaitu bersifat nonfisik, "Meningkatkan kesadaran bernegara, dan memelihara lingkungan hidup". Menurut ia jumlah penduduk yang besar belum merupakan potensi efektif dibidang hankam sebelum mendapat latihan dasar kemiloteran. "Yang kita hendaki bukanlah sekadar tenaga cadangan besar, tetapi tenaga cadangan yang benar-benar terlatih sehingga siap menerima panggilan tugas setiap diperlukan," tambah sang panglima.[1]

Pendidikan sunting

  • SD Muntilan (1949)
  • SMP Magelang (1952)
  • SMA Magelang (1956)
  • Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad), Bandung (1959)
  • Kupaltu (1965)
  • Suslapa (1968)
  • Seskoad (1972)
  • Sesko TNI

Riwayat Jabatan sunting

  • Danton Yonzipur di Magelang (1960-1961)
  • Pasi-2/Ops divLawang (1962-1963)
  • Danki di Lawang (1963-1965)
  • Kabag Pekzi di Balikpapan (1965-1967)
  • Karo Bangmil di Balikpapan (1967-1969)
  • Wapazidam di Balikpapan (1969-1970)
  • Pazidam di Padang (1972-1974)
  • Kasrem di Pekanbaru (1974-1977)
  • Aslog di Padang (1977-1978)
  • Danrem 032 (1978-1979)
  • Danrem 072/Pamungkas (1979-1983)
  • Kepala Staff Kodam VII/Diponegoro (1983-1985)
  • Direktur Pengkajian dan Pengembangan Doktrin Sosial Politik Sesko ABRI (1985-1985)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1985-1987)

Referensi sunting

  1. ^ APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471.