Serangan di Yarmouth


Serangan di Yarmouth, yang terjadi pada 3 November 1914, adalah suatu serangan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jerman di pelabuhan Laut Utara dan kota Great Yarmouth, Britania Raya. Sedikit kerusakan yang dialami kota itu karena bom hanya mendarat di pantai setelah kapal Jerman pelepas ranjau diganggu oleh kapal perusak Britania. HMS D5, sebuah kapal selam, tenggelam akibat ranjau Jerman karena berusaha untuk meninggalkan pelabuhan dan menyerang kapal Jerman. Satu kapal penjelajah lapis baja Jerman tenggelam setelah terkena dua ranjau Jerman di luar pelabuhan.

Serangan di Yarmouth
Bagian dari the Perang Dunia I

Laut Utara
Tanggal3 November 1914
LokasiGreat Yarmouth, Norfolk, Inggris.
Hasil Tidak jelas
Pihak terlibat
 Britania Raya  Kekaisaran Jerman
Tokoh dan pemimpin
Britania Raya David Beatty Kekaisaran Jerman Franz von Hipper
Kekuatan
1 kapal penyapu ranjau
4 kapal perusak
3 kapal selam
3 kapal penjelajah tempur
1 kapal penjelajah lapis baja
4 kapal penjelajah ringan
Korban
21 terbunuh,
3 terluka
1 kapal selam tenggelam
235 terbunuh
1 kapal penjelajah lapis baja tenggelam
Tiga penangkap ikan Britania tenggelam dalam serangan

Latar belakang

sunting

Pada Oktober 1914, Angkatan Laut Kekaisaran Jerman mencari cara untuk menyerang armada Britania. Angkatan Laut Britania Raya memiliki kapal lebih banyak daripada Jerman, sehingga Jerman menghindari pertempuran antararmada. Jerman terlihat sering menyerang kapal-kapal Inggris secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil. Kaisar Jerman telah memberikan perintah agar tidak ada aksi armada, tetapi kelompok-kelompok kecil kapal mungkin masih bisa menyerang.[1]

Serangan-serangan tersebut memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah menyebarkan ranjau untuk menenggelamkan kapal-kapal Britania yang melintas. Cara lain adalah memilih kapal-kapal kecil yang dihadapi atau untuk menarik kelompok yang lebih besar yang mengarahkan mereka ke tempat Armada Laut Dalam Jerman akan menunggu untuk menyergap, di perairan yang relatif aman dekat Jerman. Pertimbangan selanjutnya adalah merampok kota-kota pesisir Britania mungkin memaksa Britania untuk mengubah posisi kapal-kapalnya untuk melindungi mereka. Britania selalu menjaga bagian yang lebih besar dari Armada Besar bersama-sama, sehingga armada itu akan selalu memiliki keunggulan setiap kali bertempur dengan Jerman. Angkatan Laut Jerman berharap dapat mendorong Britania untuk membagi lebih banyak kapal-kapal dari armada utamanya untuk pertahanan pesisir, yang memberikan Jerman kesempatan lebih banyak untuk menangkap kapal-kapal yang terkurung.[1]

Pendahuluan

sunting

Serangan Yarmouth dilakukan oleh skuadron kapal penjelajah tempur Jerman (dipimpin oleh Laksamana Franz von Hipper) dengan kapal-kapalnya SMS Seydlitz, Von der Tann, dan Moltke, kapal penjelajah lapis baja yang sedikit lebih kecil SMS Blücher, dan kapal penjelajah ringan SMS Strassburg, Graudenz, Kolberg dan Stralsund. Pada kesempatan ini, ranjau-ranjau disebarkan di lepas pantai Yarmouth dan Lowestoft dan kapal-kapal itu akan menembaki Yarmouth.[2]

Penyerangan

sunting

Pukul 16:30 tanggal 2 November 1914, skuadron kapal penjelajah tempur meninggalkan pangkalannya di Sungai Jade. Dua skuadron kapal perang Jerman mengikuti di belakang, bersiap menunggu kapal-kapal yang mungkin telah terpancing. Saat tengah malam, skuadron tersebut melewati penangkap-penangkap ikan dari berbagai negara. Pukul 06:30 tanggal 3 November, patroli melihat rambu pelampung penanda di "Penjaga Bukit Smith", yang memungkinkan mereka untuk menentukan posisi mereka secara tepat dan dekat ke Yarmouth.[3] Pantai Yarmouth dijaga oleh kapal penyapu ranjau HMS Halcyon dan kapal perusak tua HMS Lively dan Leopard. Halcyon melihat dua kapal penjelajah, yang ditantangnya. Respon muncul adalah tembakan meriam dari senjata kecil dan kemudian yang lebih besar. Arthur Hungerford Pollen menulis bahwa

Surat-surat pribadi mengenai tembakan-tembakan meriam yang jatuh dalam jarak dekat dan lebih dengan cara paling membingungkan dan kapal begitu basah dengan air sehingga terancam bahaya tenggelam. Seorang pria hilang melewati pecahan peluru meriam.

— Pollen[4]
 
Kapal andalan Jerman, SMS Seydlitz

Lively—sekitar 2 mi (1,7 nmi; 3,2 km) di belakang—mulai membuat asap untuk menyembunyikan kapal-kapal. Tembakan Jerman kurang akurat mungkin karena semua kapal penjelajah menembak kapal itu bersamaan, sehingga sulit bagi setiap kapal untuk melihat titik jatuh tembakan mereka dan memperbaiki sasaran mereka. Pukul 07:40, Hipper berhenti menembaki Lively dan mengarahkan beberapa meriam ke Yarmouth, yang menghantam pantai. Setelah Stralsund selesai menyebarkan ranjau, kapal-kapal itu pergi.[5]

Halcyon—di luar ancaman bahaya—mengirim pesan peringatan mengenai kehadiran kapal-kapal Jerman. Kapal perusak HMS Success bergabung dengan mereka, sementara tiga kapal perusak lain di pelabuhan mulai menaikkan uap. Kapal selam HMS E10, D5, dan D3, di dalam pelabuhan, bergerak keluar untuk bergabung dengan pengejaran, tapi D5 menabrak ranjau dan tenggelam. Pada pukul 08:30, Halcyon kembali ke pelabuhan dan memberikan laporan mengenai yang telah terjadi.[6]

Pukul 09:55, Laksamana Beatty diperintahkan ke selatan dengan satu skuadron kapal jelajah dan beberapa skuadron Armada Besar mengikuti dari Irlandia. Pada saat itu, Hipper berada pada jarak 50 mi (43 nmi; 80 km), sedang menuju pangkalan. Kapal-kapal Jerman semalaman di Jalan Schillig menunggu kabut hilang sebelum kembali ke pelabuhan. Dalam kabut, kapal penjelajah lapis baja SMS Yorck, yang sedang melakukan perjalanan dari Teluk Jade ke Wilhelmshaven, di lepas pantai menabrak dua ranjau laut. Sejumlah kru selamat dengan duduk di bangkai kapal, yang tenggelam di air dangkal, tapi setidaknya 235 orang tewas (laporan bervariasi).[7]

Akibat

sunting

Laksamana Hipper dianugerahi Salib Besi, tapi menolak untuk memakainya karena merasa hasilnya sedikit. Meskipun hasilnya tidak spektakuler, komandan-komandan Jerman berbesar hati dengan mudahnya Hipper datang dan pergi dan terdorong untuk mencoba lagi. Kurangnya reaksi dari Britania sebagian karena berita bahwa pagi itu kerugian yang lebih serius dialami pada Pertempuran Coronel dan karena Laksamana John Jellicoe, komandan Armada Besar, sedang berada di kereta dalam perjalanan kembali ke kapalnya pada saat serangan itu terjadi.[7] Menurut Winston Churchill, First Lord of the Admiralty, Britania Raya tidak percaya tidak ada serangan yang lebih daripada penembakan singkat ke Yarmouth dan sedang menunggu sesuatu yang lain terjadi.[8]

Catatan

sunting
  1. ^ a b Massie, 2004, p. 310
  2. ^ Corbett, 2009 p. 250
  3. ^ Massie, 2004, pp. 310–311
  4. ^ a b Pollen, 1919, p. 241
  5. ^ Massie, 2004, pp. 309, 311
  6. ^ Corbett, 2009, pp. 251–252
  7. ^ a b Massie, 2004, pp. 312–313
  8. ^ Churchill, 1923, pp. 440–442

Referensi

sunting
  • Churchill, W. S. C. (1923). The World Crisis, 1911–1914. I (edisi ke-3rd). London: Thornton Butterworth. OCLC 769844622. 
  • Corbett, J. S. (2009) [1938]. Naval Operations (PDF). History of the Great War based on Official Documents. I (edisi ke-2nd repr. Imperial War Museum and Naval & Military Press). London: Longmans, Green. ISBN 1-84342-489-4. Diakses tanggal 4 September 2016. 
  • Marder, Arthur J. (1965). From the Dreadnought to Scapa Flow, The Royal Navy in the Fisher Era, 1904–1919: The War Years to the Eve of Jutland: 1914–1916. From the Dreadnought to Scapa Flow. II. London: Oxford University Press. OCLC 865180297. 
  • Massie, R. (2004). Castles of Steel: Britain, Germany, and the Winning of the Great War at Sea. London: Jonathan Cape. ISBN 0-224-04092-8. 
  • Pollen, A. J. H. (1919). The British Navy in Battle (PDF). Garden City, NY: Doubleday. OCLC 710122. Diakses tanggal 21-01-2016. 
  • Ward, J. M. (1992) [1989]. Dawn Raid. The Bombardment of The Hartlepools, Wednesday, December 16th, 1914 (edisi ke-2nd). Bishop Auckland: Printability. ISBN 1-872239-01-3.