Saudi Aramco (Arab: أرامكو السعودية ʾArāmkū as-Suʿūdiyyah), resminya bernama Saudi Arabian Oil Company (sebelumnya bernama Arabian-American Oil Company), adalah sebuah perusahaan minyak dan gas yang berkantor pusat di Dhahran, Arab Saudi.[6][7]

Saudi Arabian Oil Company
Badan usaha milik negara
IndustriMinyak dan gas
Didirikan1933; 91 tahun lalu (1933)
Kantor
pusat
Dhahran, Arab Saudi[1]
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh
kunci
Produk
PendapatanPenurunan US$229,9 milyar (2020)[2]
Penurunan US$102,3 milyar (2020)[2]
Penurunan US$49,0 milyar (2020)[2]
Total asetKenaikan US$510,4 milyar (2020)[2]
Total ekuitasPenurunan US$264,2 milyar (2020)[2]
PemilikPemerintah Arab Saudi (98,5%)[3][4]
Karyawan
66.800[5] (2020)
Anak
usaha
SABIC (70%), Petro Rabigh, SATORP, Aramco Trading, Yanbu, Yasref, SASREF, S-Oil, Luberef, Aro Drilling, South Rub al-Khali, Pengerang Refining Company, The International Maritime Industries
Situs webaramco.com

Hingga tahun 2020, perusahaan ini adalah salah satu perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia.[8] Saudi Aramco memiliki cadangan minyak mentah terbukti terbesar kedua di dunia, yakni lebih dari 270 miliar barel (43 miliar meter kubik),[9] serta memiliki tingkat produksi minyak harian terbesar di dunia.[10][11]

Saudi Aramco juga mengoperasikan jaringan hidrokarbon tunggal terbesar di dunia, yakni Sistem Gas Induk. Pada tahun 2013, total produksi minyak mentah dari perusahaan ini mencapai 34 miliar barel (5.400 juta meter kubik), dan perusahaan ini mengelola lebih dari seratus sumur minyak dan gas di Arab Saudi, termasuk cadangan gas alam sebanyak 288,4 triliun kaki kubik standar. Saudi Aramco pun mengoperasikan Ladang Ghawar, ladang minyak darat terbesar di dunia, dan Ladang Safaniya, ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia.[12]

Pada tanggal 11 Desember 2019, saham perusahaan ini mulai diperdagangkan di bursa saham Tadawul. Harga saham perusahaan ini kemudian naik menjadi 35,2 riyal Saudi, sehingga kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai sekitar US$1,88 triliun,[13] dan menembus US$2 triliun keesokan harinya.[14] Pada daftar Forbes Global 2000 tahun 2020, Saudi Aramco menempati peringkat kelima.[1] Pada bulan Maret 2021, Saudi Aramco mengumumkan bahwa pendapatannya pada tahun 2020 turun hampir 45% jika dibandingkan dengan tahun 2019, karena adanya pembatasan pergerakan di seluruh dunia akibat pandemi COVID-19, sehingga permintaan minyak juga menurun.[15]

Sejarah sunting

Saudi Aramco memulai sejarahnya saat terjadi kekurangan pasokan minyak pada Perang Dunia I dan pengecualian perusahaan asal Amerika dari Mesopotamia oleh Britania Raya dan Prancis di bawah Perjanjian Minyak Bumi San Remo pada tahun 1920.[16] Pemerintah Amerika Serikat saat itu mendukung "Kebijakan Pintu Terbuka", yang diinisiasi oleh Menteri Perdagangan, Herbert Hoover, pada tahun 1921. Standard Oil of California (SoCal) pun menjadi salah satu perusahaan asal Amerika Serikat yang mencari sumber minyak baru di luar Amerika Serikat .[17]

Pada bulan Mei 1932, melalui anak usahanya, yakni Bahrain Petroleum Co. (BAPCO), SoCal berhasil mendapat minyak dari Bahrain. Hal tersebut pun meningkatkan ketertarikan mengenai prospek minyak di daratan Arab. Pada tanggal 29 Mei 1933, SoCal berhasil mengalahkan Iraq Petroleum Company dalam mendapat konsesi dari pemerintah Arab Saudi.[18] Konsesi tersebut pun memungkinkan SoCal untuk mengeksplorasi minyak di Arab Saudi. SoCal kemudian menugaskan konsesi tersebut ke anak usahanya, yakni California-Arabian Standard Oil (CASOC). Pada tahun 1936, karena CASOC belum berhasil menemukan minyak, Texas Company (Texaco) pun membeli 50% saham CASOC.[19] Setelah empat tahun eksplorasi tanpa hasil, CASOC akhirnya berhasil menemukan minyak di lokasi pengeboran ketujuh di Dhahran pada tahun 1938, di sebuah sumur yang disebut sebagai Dammam No. 7.[20] Sumur tersebut kemudian dapat memproduksi lebih dari 1.500 barel per hari (240 m3/d), sehingga CASOC percaya diri untuk melanjutkan eksplorasi. Pada tanggal 31 Januari 1944, nama CASOC diubah menjadi Arabian American Oil Co. (Aramco).[21] Pada tahun 1948, Standard Oil of New Jersey (kini Exxon) dan Socony Vacuum (kini Mobil) masing-masing membeli 30% dan 10% saham Aramco, sementara SoCal dan Texaco masing-masing tetap memegang 30% saham Aramco.[22] Standard Oil of New Jersey dan Socony Vacuum juga memegang saham Iraq Petroleum Company, sehingga harus menghapus batasan di Perjanjian Garis Merah untuk dapat memegang saham Aramco.[23]

 
Bangunan milik Aramco di Arab Saudi, 1954

Pada tahun 1949, Aramco masuk ke wilayah Emirat Abu Dhabi, sehingga menyebabkan perselisihan perbatasan antara Abu Dhabi dan Arab Saudi.[24] Pada tahun 1950, Raja Abdulaziz mengancam akan menasionalisasi fasilitas minyak yang ada di negaranya, sehingga akhirnya Aramco setuju untuk menyerahkan 50% labanya ke pemerintah Arab Saudi.[25]

Hal serupa kemudian juga dilakukan oleh pemerintah Venezuela terhadap perusahaan minyak asal Amerika Serikat yang beroperasi di sana. Pemerintah Amerika pun memberi keringanan pajak kepada Aramco, yang dikenal sebagai golden gimmick, untuk mengkompensasi laba yang diberikan kepada Raja Abdulaziz. Kantor pusat Aramco kemudian dipindah dari New York ke Dhahran.[26] Pada tahun 1951, perusahaan ini menemukan Ladang Minyak Safaniya, ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia. Pada tahun 1957, perusahaan ini menemukan Ladang Ghawar yang merupakan ladang minyak darat terbesar di dunia.[12]

Pada tahun 1975, rencana ekonomi lima tahunan Arab Saudi yang kedua juga meliputi Rencana Gas Induk. Gas alam akan digunakan untuk membangkitkan listrik, bukannya disuar. Rencana tersebut dihitung dengan menggunakan gas terasosiasi, namun pada tahun 1985, Aramco juga dapat memproduksi gas non-terasosiasi sebanyak 1 milyar kaki kubik standar per hari. Gas non-terasosiasi tersebut didapat dari Formasi Kuff, sebuah lapisan gamping yang terletak 650 meter (2.130 ft) di bawah Zona Arab. Pada tahun 1994, Aramco menemukan lebih banyak gas non-terasosiasi di formasi batu pasir Jawf yang lebih dalam. Aramco kemudian membangun pabrik di Hawiyah dan Haradh untuk memproses gas tersebut. Kedua pabrik tersebut pun meningkatkan kapasitas Sistem Gas Induk menjadi 9,4 milyar scfd.[27]:98–100,104,129–130,229

Perang Yom Kippur sunting

Pada tahun 1973, pasca dukungan Amerika Serikat untuk Israel selama Perang Yom Kippur, pemerintah Arab Saudi pun mengakuisisi 25% saham Aramco, yang kemudian ditingkatkan menjadi 60% pada tahun 1974, dan kembali ditingkatkan menjadi 100% pada tahun 1976. Pada bulan November 1988, pemerintah Arab Saudi resmi membentuk Saudi Arabian Oil Company untuk mengambil alih aset milik Aramco.[28] Pada tahun 1989–90, minyak dan gas berkualitas tinggi berhasil ditemukan di wilayah Raghib, sekitar 77 mil (124 km) di tenggara Riyadh.[29]

Perang Teluk sunting

Pada bulan September 1990, setelah Perang Teluk dimulai, Aramco diharapkan dapat menutupi kekurangan pasokan minyak dunia akibat adanya embargo untuk Irak dan Kuwait, yakni sekitar 4,8 juta barel per hari. Selain itu, Aramco juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan minyak dari koalisi. Aramco pun kembali mengoperasikan 146 sumur di Harmaliyah, Khurais, dan Ghawar, beserta fasilitas pemisahan gas-minyak dan jalur pipa pengolahan air asin, yang tidak pernah dioperasikan sejak turunnya harga minyak pada dekade 1980-an. Jumlah produksi harian Aramco pun naik dari 5,4 Mbpd pada bulan Juli menjadi 8,5 Mbpd pada bulan Desember 1990.[27]:125,135,148–149,155–156

Pada tahun 1990, Aramco mulai menjual minyak mentahnya ke negara-negara di Asia, antara lain Korea Selatan, Filipina, dan Tiongkok. Pada tahun 2016, sekitar 70% minyak mentah Aramco dijual ke Asia.[27]:168,176,184–185

Referensi sunting

  1. ^ a b "Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco)". Forbes. Diakses tanggal 31 October 2020. 
  2. ^ a b c d e "Saudi Aramco Annual Report 2020" (PDF). Diakses tanggal 6 October 2020. 
  3. ^ "Saudi Aramco raises $25.6 billion in the world's biggest IPO". CNN Business. 25 September 2019. 
  4. ^ "ARAMCO Institutional Ownership - Saudi Arabian Oil Co". fintel.io. 
  5. ^ "Key facts and figures". Saudi Aramco. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 June 2017. Diakses tanggal 28 April 2017. 
  6. ^ The Report: Saudi Arabia 2009. Oxford Business Group. 2009. hlm. 130. ISBN 978-1-907065-08-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 June 2016. 
  7. ^ "Our company. At a glance". Saudi Aramco. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 October 2018. Diakses tanggal 3 August 2011. The Saudi Arabian Oil Co. (Saudi Aramco) is the state-owned oil company of the Kingdom of Saudi Arabia. 
  8. ^ "Global 500 2020". Fortune. Diakses tanggal 16 December 2020. 
  9. ^ OPEC, Annual Statistical Bulletin 2016 Diarsipkan 21 August 2018 di Wayback Machine.
  10. ^ "International - U.S. Energy Information Administration (EIA)". www.eia.gov. Diakses tanggal 24 March 2020. 
  11. ^ Saudi Arabia - Overview (PDF) (Laporan). Energy Information Administration. 20 October 2017. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 May 2019. Diakses tanggal 16 September 2019. 
  12. ^ a b Aramco Overseas Company - About Saudi Aramco Diarsipkan 18 October 2014 di Wayback Machine., aramcooverseas.com. Retrieved 11 November 2014.
  13. ^ "Saudi Aramco becomes most valuable listed company in history". the Guardian. 11 December 2019. 
  14. ^ Riley, Charles. "The world has its first $2 trillion company. But for how long?". CNN. Diakses tanggal 20 January 2020. 
  15. ^ "Saudi Aramco's profits slide nearly 45% after lower oil demand". BBC News. 21 March 2021. Diakses tanggal 24 March 2021. 
  16. ^ "Conference of San Remo". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 February 2015. Diakses tanggal 15 February 2015. 
  17. ^ Owen, E.W. (1975). Trek of the Oil Finders: A History of Exploration for Petroleum. Tulsa: AAPG. hlm. 1290–93. 
  18. ^ Yergin, Daniel (2008). The Prize: The Epic Quest for Oil, Money and Power. New York: Simon and Schuster. hlm. 265–74. ISBN 978-1439110126. 
  19. ^ "Oil Company Histories". Virginia University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2011. Diakses tanggal 9 August 2012. 
  20. ^ "Seven Wells Of Dammam". Saudi Aramco World. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2017. Diakses tanggal 23 December 2017. 
  21. ^ "Saudi Arabian Oil Company History from Fundinguniverse.com". Funding Universe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 August 2012. Diakses tanggal 18 August 2012. 
  22. ^ "The Story of Oil in Saudi Arabia". Saudi Gazette. 18 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. Diakses tanggal 2 October 2014. 
  23. ^ Morton, Michael Q. (2013). "Once Upon a Red Line: The Iraq Petroleum Company Story". GeoExpro (Ipad App 6). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. Diakses tanggal 2 October 2014. 
  24. ^ Clive., Leatherdale (1983). Britain and Saudi Arabia, 1925-1939 : the Imperial Oasis. London, England: F. Cass. ISBN 9780714632209. OCLC 10877465. 
  25. ^ "From Arab Nationalism to OPEC: Eisenhower, King Saʻūd, and the making of U.S-Saudi relations", Nathan J. Citino, Indian University Press, 2002, 2002, ISBN 9780253340955, diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2015, diakses tanggal 28 February 2012 
  26. ^ "Saudi Aramco by the Numbers". Saudi Aramco World. 9 (3). May–June 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2014. Diakses tanggal 2 October 2014. 
  27. ^ a b c Al-Naimi, Ali (2016). Out of the Desert. Great Britain: Portfolio Penguin. hlm. 14, 26–28, 50–51, 76, 93, 109–110, 119, 122–123, 129, 143, 222. ISBN 9780241279250. 
  28. ^ "Timeline". Saudi Embassy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2013. Diakses tanggal 25 June 2012. 
  29. ^ "Saudi Aramco Announces Oil and Gas Find, Third Since July". Associated Press. 7 January 1990. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2014. Diakses tanggal 31 December 2012. 

Bibliografi sunting

Pranala luar sunting