Saman adalah novel pertama karya Ayu Utami yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada bulan April 1998.[1] Novel ini berkisah tentang seorang mantan pastur bernama Saman dan empat perempuan yang bersahabat dari kelas enam SD sampai mereka dewasa, yaitu Yasmin Moningka, Shakuntala, Cokorda, dan Laila. Novel Saman pada awalnya direncanakan sebagai fragmen dari novel pertama Ayu Utami, Laila Tak Mampir di New York namun kemudian karya tersebut diterbitkan menjadi dwilogi Saman dan Larung.[2]

Saman
Sampul Saman, dari lukisan Dia Seperti Sedang Menuliskan Sesuatu, karya Agus Suwage
PengarangAyu Utami
Perancang sampulLukisan:
Agus Suwage
Desain:
Sijo Sudarsono
NegaraIndonesia
Bahasabahasa Indonesia
PenerbitKepustakaan Populer Gramedia
Tanggal terbit
April 1998 (cetakan pertama Indonesia)
Jenis mediasampul lunak
Halaman208 halaman
ISBNISBN 979-9023-17-3
Diikuti olehLarung (2001) 

Novel Saman mengambil tema seksualitas dari perspektif perempuan yang masih tabu pada masanya sehingga mengundang kontroversi. Latar belakang novel ini adalah Indonesia pada tahun 80-an dan 90-an pada masa rezim Orde Baru memerintah dengan otoriter. Tokoh-tokoh dalam novel ini harus bergulat dengan kondisi sosial, politik dan budaya Indonesia pada masa itu. Walaupun sebagian besar latar di novel Saman mengambil tempat di Indonesia, khususnya Prabumulih, Jakarta, dan Medan, novel ini juga mengambil latar di New York, Amerika Serikat.

Ayu Utami dengan novelnya Saman dianggap telah menciptakan pergerakan sastra baru yang dikenal sebagai sastra wangi yang kemudian diikuti dengan beberapa penulis wanita lainnya seperti Djenar Maesa Ayu, Dinar Rahayu, Ana Maryam, Ratih Kumala, Maya Wulan, dan Fira Basuki.[3] Novel Saman memenangkan Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ (Inggris) Ayu Utami on literature, sex, and politics Diarsipkan 2011-06-14 di Wayback Machine., The Jakarta Post. Diakses pada 18 Agustus 2013.
  2. ^ (Inggris) Some Straight Talking with Author Ayu Diarsipkan 2012-10-15 di Wayback Machine., The Jakarta Post. Diakses pada 18 Agustus 2013.
  3. ^ a b (Inggris) Women, Youth, and Traditional Cultures Raise Their Voices. The Jakarta Post. Diakses pada 18 Agustus 2013.

Pranala luar

sunting