Rumpun bahasa Halmahera–Cenderawasih
salah satu rumpun bahasa
Bahasa Halmahera Selatan-Nugini Barat, juga disebut bahasa Halmahera Selatan-Cenderawasih, adalah sekelompok 42 bahasa Melayu-Polinesia. Penuturnya tinggal di bagian selatan pulau Halmahera dan bagian barat pulau Papua, di kawasan Teluk Cenderawasih.
Halmahera Selatan-Cenderawasih | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Asia Tenggara dan Pasifik | ||||||||
Penutur | |||||||||
| |||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
Glottolog | sout3229 [1] | ||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||
Peta kawasan penuturan bahasa Halmahera Selatan-Cenderawasih | |||||||||
Portal Bahasa | |||||||||
Bahasa tersebut pada awalnya dibagi dalam 2 kelompok, bahasa Halmahera Selatan dan Nugini Barat. Akan tetapi berdasarkan penelitian Blust (1978) dan Remijsen (2002) tentang perubahan fonologi, rumpun bahasa Halmahera Selatan dan Raja Ampat lebih berhubungan. Sehingga strukturnya adalah:[2]
- Teluk Cenderawasih (19):
- Biak (4):
- Biak-Roon (2):
- bahasa Dusner;
- bahasa Meoswar;
- Teluk Cendrawasih Barat Daya (3):
- Yaur-Yeresiam (2):
- bahasa Yeretuar;
- Yapen (12):
- Yapen Tengah Barat (10):
- Yapen Timur (2):
- Biak (4):
- Mamberamo Bawah (3):
- bahasa Warembori;
- Yoke-Pauwi (2):
- Raja Ampat-Halmahera Selatan (17):
- bahasa As;
- bahasa Biga;
- Ma'ya-Matbat (5):
- bahasa Matbat;
- Ma'ya (4):
- bahasa Kawe;
- bahasa Legenyem;
- bahasa Wauyai;
- bahasa Misool-Ma'ya Salawati;
- Salawati-Batta (2):
- bahasa Batanta;
- bahasa Salawati (Maden);
- Halmahera Selatan (7):
- bahasa Ambel (Waigeo);
Referensi
sunting- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Halmahera Selatan-Cenderawasih". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Templat:Glotto