Pranala

hubungan antara elemen kata, simbol, gambar dan sebagainya dalam dokumen hiperteks dengan dokumen hiperteks yang sama atau berbeda

Pranala[1] atau hipertaut[2] (bahasa Inggris: link) adalah sebuah acuan dalam dokumen hiperteks ke dokumen yang lain atau sumber lain. Seperti halnya suatu kutipan di dalam literatur. Dikombinasikan dengan sebuah jaringan data dan sesuai dengan protokol akses, sebuah komputer dapat diminta untuk memperoleh sumber yang direferensikan.

Ada beberapa cara (format) untuk menampilkan pranala pada halaman web. Sebuah embedded link (pranala yang tersimpan) adalah salah satu dari beberapa cara yang biasa digunakan: satu atau lebih dari kata-kata yang menggunakan tipe / gaya teks khusus.

Pranala pada HTML

sunting

Tim Berners-Lee melihat kemungkinan dari penggunaan pranala untuk setiap bagian tautan informasi ke bagian informasi yang lain melalui internet. Dalam HTML tautan dilambangkan oleh elemen <a> (anchor).

Pranala pada XML

sunting

Sebuah rekomendasi khusus dari W3C disebut XML Linking Language (Bahasa link XML), Xlink menguraikan pranala yang menawarkan fungsi yang lebih luas daripada yang terdapat pada HTML. "Pranala yang diperluas" bisa multiarah, artinya dapat memautkan dari, dalam dan antara dokumen-dokumen XML. Rekomendasi ini juga menjelaskan pranala sederhana yang bersifat searah dan karenanya tidak menawarkan fungsionalitas lebih daripada pranala pada HTML.

Cara kerja dalam HTML

sunting

Sebuah pranala memiliki dua bagian, disebut jangkar (anchor), dan tujuan. Sebuah pranala dimulai pada jangkar sumber dan menunjuk pada jangkar tujuan.

Kebanyakan jangkar tujuan adalah URL yang digunakan pada Waring Wera Wanua. Ini dapat merujuk kepada sebuah dokumen, contohnya halaman web, atau sumber yang lain, atau sebuah posisi pada halaman web. Yang terakhir ini dilakukan melalui elemen HTML dengan atribut name atau id pada posisi dokumen HTML dokumen tersebut. URL posisi tersebut adalah URL halaman web dengan menambahkan "#nama atribut".

Gaya dalam penjelajah web

sunting

Sebuah penjelajah web biasanya ditampilkan sebuah pranala dengan cara yang berbeda, misalnya dengan perbedaan warna, huruf, atau gaya. Gaya pranala dapat dispesifikasikan menggunakan bahasa CSS (Cascading Style Sheet).

Ini merupakan grafis antarmuka pengguna, pemakaian sebuah kursor tetikus dapat juga diganti dengan bentuk tangan untuk menunjukkan bahwa itu adalah sebuah pranala. Pada secara grafis kebanyakan pada penjelajah web, pranala ditampilkan dengan menggunakan tulisan biru dengan garis bawah ketika tidak diklik, tetapi berubah menjadi tulisan bergaris bawah berwarna ungu ketika di klik. Ketika pengguna mengaktifkan link (seperti: meng-klik dengan mouse) penjelajah akan menampilkan tujuan dari pranala itu. Jika tujuan bukan sebuah berkas HTML, maka akan bergantung pada jenis berkas yang ada di penjelajah dan itu disebut dengan plugin-plugin. Program lain mungkin dapat diaktifkan untuk membuka berkas itu.

Kode HTML mengandung beberapa atau semua dari 5 karakteristik pokok dari sebuah pranala:

  • Tujuan pranala ("href" menunjukkan ke sebuah URL)
  • Label pranala
  • Judul pranala
  • Sasaran pranala
  • Kelas pranala atau ID pranala

Ini biasanya menggunakan element HTML "a" dengan dilengkapi "href" dan juga karakter lain "title", "target", dan "class" atau "id".

<a href ="URL" title="judul pranala" target="sasaran pranala" class="kelas pranala">Label Pranala</a>

Untuk membuat sebuah pranala ke dalam sebuah halaman situs dapat diambil bentuk ini:

Contoh Kode
<a href="http://id.wikipedia.org/">Wikipedia</a>
Hasil Wikipedia

Sedangkan untuk pranala yang kompleks barisannya dikurangi, [BendGovt]. Ini berperan untuk kebersihan, sehingga mudah untuk membaca teks atau dokumen.

Ketika kursor berada (menunjuk) sebuah pranala, tergantung pada penjelajah dan atau antarmuka pengguna grafis, beberapa informasi teks mengenai pranala akan ditunjukkan:

  • Pops up, bukan pada jendela itu, tetapi ini adalah sebuah kotak khusus yang melayang, yang menghilang ketika kursor di geser. (Beberapa pops up juga menghilang setelah beberapa saat, dan kembali muncul jika kursor digerakkan pergi atau kembali). Internet Explorer (IE) dan Mozilla Firefox menunjukkan judul, Opera juga menunjukkan URL.
  • Sebagai tambahan, URL juga ditunjukkan pada status bar.

Umumnya, sebuah pranala akan membuka frame atau jendela sebelumnya, tetapi sebuah situs yang menggunakan frame dan jendela-banyak untuk navigasinya menambahkan sebuah karakter khusus "target" untuk menyepesifikasikan di mana pranala tersebut di bebankan. Jendela diberi nama sesuai dengan keinginan dan identifikasi itu mengacu pada sesi penjelajah sebelumnya. Jika pada jendela sebelumnya tidak cocok dengan nama itu, sebuah jendela baru akan dibuat dengan menggunakan ID.

Pembuatan jendela baru biasanya menggunakan karakter "target". Untuk mencegah penggunaan jendela yang berulang-ulang, sasaran jendela khusus dengan nama "_blank" dan "new", karakter ini akan selalu memunculkan jendela baru. Terutama untuk melihat tipe pranala ini adalah ketika suatu halaman website berputan pada halaman halaman lain. Tujuannya adalah untuk memastikan pengguna tidak kebingungan saat menjelajah pada situs yang telah dipautkan dengan situs lain. Terkadang karakter ini sering digunakan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan banyaknya jendela yang terbuat saat menjelajah pada sebuah situs.

Karakter untuk sasaran halaman khusus yang lain adalah "_top", ini adalah karakter frame yang berguna untuk menghapus jendela lama sehingga penjelajahan dapat dilanjutkan dengan jendela yang penuh.

Pranala sebagai kurensi dari Waring Wera Wanua

sunting

Mesin Pencari Google menggunakan PageRank (halaman untuk merangking), untuk mengukur popularitas sebuah pranala untuk menentukan halaman mana yang menduduki barisan teratas. Semakin banyak pranala yang dimiliki untuk merujuk ke halaman lain, maka akan mendapat rangking yang lebih tinggi. Faktor-faktor lain yang sama pentingnya ; melihat PageRank untuk mendapat informasi yang lebih.

Sejarah

sunting

Istilah pranala (hyperlink) telah dipakai pada tahun 1965 (atau mungkin 1964) oleh Ted Nelson dan dimulai pada Project Xanadu. Nelson telah berinspirasi dengan “As We May Think” sebuah karangan yang popular oleh Vannevar Bush. Di dalam karangannya, Bush mendeskripsikan sebuah dasar mesin mikrofilm yang dapat menghubungkan 2 halaman informasi ke dalam sebuah trail dari informasi yang berhubungan, dan kemudian di scroll bolak-balik antarhalaman. Pantas jika mereka menyebutnya sebagai sebuah single microfilm. Analogi saat ini adalah membangun sebuah daftar (barisan) petunjuk halaman buku mengenai pokok-pokok yang berhubungan dengan halaman web kemudian mengizinkan pengguna menggulung maju dan mundur sesuai urutan.

Di dalam seri buku dan artikelnya yang dipublikasikan dari 1964 sampai 1980, Nelson mengubah konsep Bush dengan cross-referencing diotomatiskan ke dalam konteks computer, dibuat dengan barisan teks spesifik menjadi sebuah halaman yang utuh, memasyarakatkannya dari mesin desk-sized (berukuran desk) lokal ke suatu jaringan komputer diseluruh dunia, dan didukung dengan ciptaan sebuah jaringan seperti itu. Sementara itu, sebuah team led oleh Douglas Engelbart (dengan Jeff Rulifson sebagai programernya) pertamakali mengimplementasikan konsep parnala untuk scrolling dengan sebuah dokumen singel (1966), segera setelah itu untuk menghubungkan paragraf dengan salinan dokumen yang lain (1968). Lihat NLS

Undang-undang dan moral yang dikeluarkan mengenai pranala

sunting

Pranala antar-isi halaman intenet harus mempertimbangkan fitur intrinsik di internet, beberapa situs web telah mengklaim bahwa mereka tidak boleh menghubungkan tanpa izin.

Dalam peraturannya, mencantumkan pranala bukanlah referensi atau acuan, melainkan alat untuk mengkopi halaman web. Di Belanda misalnya,Karin Spaink telah dihukum karena melanggar hak cipta tentang menghipernaut, walaupun peraturan telah dijungkirbalikkan pada tahun 2003. Disamping itu, prinsip ini ditolak oleh digerati, Mereka melihat bahwa pranala yang mereka hubungkan menuju pada sesuatu yang ilegal dan digunakan untuk sesuatu yang ilegal untuk dirinya.

Di Jepang, hal itu merupakan suatu tindakan yang tidak sopan menghubungkan suatu situs web pribadi (terutama seorang artis) tanpa izin terlebih dahulu. Oleh karena itu banyak artis Jepang, dan beberapa artis Amerika yang memiliki hubungan dengan Dunia CG Jepang, Menggunakan istilah Free Link pada websitenya untuk menandakan bahwa itu tidak boleh ditautkan.

Pada tahun 2000, British Telecom menuntut Prodigy bahwa Prodigy telah melanggar hak patennya (US Patent 4.873.662) tentang pranala di situs web. Setelah membayar mahal, pengadilan menemukan bahwa hak paten British Telecom tidaklah aktual pada halaman situs web.

Istilah dalam bahasa Indonesia

sunting

Kata pranala diambil dari bahasa Kawi atau Bahasa Jawa Kuno yang pada gilirannya mengambil dari bahasa Sanskerta: praṇāla yang berarti "anak sungai", saluran, terusan dari kolam dan sebagainya. Kata yang mirip dalam bahasa Sanskerta adalah: praṇālikâ yang berarti terusan atau perantara.

Dalam bahasa Jawa Kuno, kata ini berarti penyangga, sandaran, lapik atau alas patung. Selain itu kata ini bisa pula berarti, yoṇi atau alas lingga.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Istilah standar Wikipedia bahasa Indonesia menurut KBBI
  2. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. 

Bacaan lanjutan

sunting