Reproduksi vegetatif

(Dialihkan dari Perbanyakan vegetatif)

Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).[1] Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Pada hewan alami:

  1. Membelah diri: Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protozoa, misalnya: amoeba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.
  2. Partenogenesis: Perkembangbiakan yang reproduksinya hanya melibatkan gamet betina tanpa adanya pembuahan, misalnya: komodo.[2]
  3. Fragmentasi, yaitu cara hewan untuk berkembangbiak dengan memutus atau memotong tubuhnya menjadi dua bagian atau lebih. Kemudian, potongan-potongan tubuh tersebut akan tumbuh menjadi individu-individu yang baru, misalnya: Hydra, bintang laut, cacing pipih (planaria) dan cacing pita.

Reproduksi vegetatif alami sunting

 
Vegetatif alami secara tunas adventif atau tunas daun

Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.

Pada tumbuhan sunting

Umbi batang sunting

Contoh:

Umbi lapis sunting

Contoh:

Umbi akar sunting

Contoh:

Bonggol sunting

Contoh:

Rimpang[note 1] sunting

Contoh:

Geragih atau stolon sunting

Contoh:

Tunas sunting

Contoh:

Tunas adventif sunting

Membelah diri sunting

Contoh:

Spora sunting

Contoh:

Tunas yang tumbuh pada akar pohon sunting

Contoh:

Bentuk akar yang bernutrisi sunting

Contoh:

Tunas yang tumbuh pada batang atau akar sunting

Contoh:

Tuber sunting

Corm sunting

Contoh:

Bulb sunting

Batang sisik sunting

Contoh:

Batang bernutrisi sunting

Contoh:

Pada hewan sunting

Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera.
Contoh: Planaria, mawar laut, Bintang laut.
Contoh: Amoeba, Paramaecium, Euglena.
Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun.

Reproduksi vegetatif buatan sunting

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif (vegetative propagation) dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan (aseksual).[3] Jenis reproduksi vegetatif buatan yaitu pencangkokan, setek, okulasi, mengenten, dan merunduk.[4]

Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu.

Pada tumbuhan, klon sering kali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.

Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan sunting

Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara singkat berbagai teknik yang sering digunakan oleh mayoritas masyarakat:

Pemisahan anakan (tillering) sunting

Pemisahan anakan atau tillering merupakan pemisahan pucuk dari rumput atau tanaman serealia, yang terbentuk di permukaan tanah pada sudut antara daun dan pucuk utama.[5]

Menyetek sunting

Perkembangbiakan dengan setek dilakukan dengan cara menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhnya akar baru lebih dahulu. Dibandingkan cara perkembangbiakan vegetatif buatan lainnya, cara setek adalah cara termudah. Pembiakan tanaman dengan setek ada yang menggunakan batang (kayu) disebut setek batang, dan ada juga yang menggunakan daun disebut setek daun. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan stek batang adalah: bunga lonceng emas, bunga raya sharon, mawar. Contoh tanaman yang berkembang biak dengannya stek daun yaitu: begonia, kamelia, geranium, bunga seruni, cocor bebek, lidah mertua.

Merunduk sunting

Perkembangbiakan dengan runduk dilakukan dengan cara membengkokkan cabang tanaman hingga ke tanah lalu memendam cabang tanaman tersebut dengan tanah. Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan runduk, yaitu stroberi, anggur, bunga lonceng emas, alamanda, murbei.

Mencangkok sunting

Pencangkokan adalah suatu cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk. Tujuannya agar memperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan sifat induk. Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar. Contoh perkembang biakan dengan cara mencangkok adalah pada tanaman buah sawo, mangga dan buah berbiji lainnya.

Menyambung sunting

Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.[6]

Okulasi sunting

Okulasi merupakan proses perbanyak vegetatif menggunakan dua spesies tumbuhan yang berbeda. Terdiri dari bagian tanaman berakar yang masih menancap ditanah disebut batang, dan bagian tanaman yang akan dilekatkan ke batang disebut batang atas. Keduanya dipotong pada sudut miring dan kemudian disatukan.[7]

Sambung pucuk atau enten sunting

Sambung pucuk merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain.[8]

Catatan sunting

  1. ^ Juga disebut rizoma/rhizoma/rhizome.

Referensi sunting

  1. ^ "Asexual reproduction - Definition and Examples - Biology Online Dictionary". Biology Articles, Tutorials & Dictionary Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-28. 
  2. ^ Utami, Silmi Nurul (2021-02-18). Nailufar, Nibras Nada, ed. "Apa Itu Partenogenesis?". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-23. 
  3. ^ B. A., Biology; A. S., Nursing. "Natural and Artificial Methods of Propagating Plants". ThoughtCo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-28. 
  4. ^ Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi. hlm. 121. ISBN 978-602-6879-99-8. 
  5. ^ "Apa yang dimaksud dengan Tillering?". Dictio Community (dalam bahasa Inggris). 2020-12-03. Diakses tanggal 2022-08-23. 
  6. ^ PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH DAN BUATAN[pranala nonaktif permanen] (PDF)
  7. ^ "Natural and Artificial Asexual Reproduction | Biology for Majors II". courses.lumenlearning.com. Diakses tanggal 2020-11-28. 
  8. ^ "Perbanyak Bibit Tanaman Alpukat Pusako dengan Teknik Sambung Pucuk TA. 2020 | Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi". Diakses tanggal 2022-08-23. 

Pranala luar sunting