Penghancur tank

Klasifikasi tank berdasarkan kegunaannya

Penghancur tank adalah kendaraan tempur lapis baja dengan meriam anti-tank atau peluru kendali anti-tank, dan fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan tank musuh.

Dua buah penghancur tank M10 milik Amerika di Perancis pada Perang Dunia II

Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang dirancang untuk pertempuran di garis depan, menggabungkan mobilitas operasional dengan kemampuan penyerangan dan pertahanan taktis. Sedangkan penghancur tank dibuat khusus untuk melawan tank dan kendaraan musuh lainnya. Kebanyakan memiliki basis beroda rantai, tetapi ada pula yang memakai roda biasa. Penghancur tank ini tidak bisa menggantikan tank, karena penghancur tank tidak fleksibel seperti tank, karena kendaraan ini tidak memiliki perlindungan terhadap infanteri yang baik. Tetapi kendaraan ini lebih murah untuk diproduksi dan dirawat dibandingkan dengan tank.

Abad ke-20

sunting

Perang Dunia II

sunting

Kendaraan khusus anti-tank pertama kali berperan besar dalam Perang Dunia II disebabkan oleh pengembangan kendaraan tempur dan taktik yang efektif. Beberapa desain merupakan solusi sementara dengan menaruh meriam anti-tank pada kendaraan beroda rantai untuk meningkatkan mobilitas, sementara yang lain adalah desain yang lebih canggih. Sebagai contoh pengembangan teknologi penghancur tank selama perang adalah Marder III dan Jagdpanzer 38. Keduanya sangat berbeda meski menggunakan sasis yang sama. Marder III secara terang-terangan merupakan meriam anti-tank beroda rantai, sedangkan Jagdpanzer 38 menukar daya tembak (Meriam Pak 39-nya yang dirancang untuk beroperasi dalam kompartemen tertutup, amunisinya memiliki propelan yang lebih sedikit dari meriam Pak 40 pada Marder III) untuk perlindungan perisai yang lebih baik dan kemudahan untuk bersembunyi di medan perang.

Kecuali untuk kebanyakan rancangan Amerika, penghacur tank umumnya tidak berkubah dan memiliki struktur kasemat atau tetap. Ketika sebuah penghancur tank digunakan melawan tank musuh dari posisi pertahanan seperti dalam penyergapan, tidak adanya kubah meriam bukanlah masalah yang kritis, sementara siluet yang lebih rendah justru sangat diinginkan. Rancangan tanpa kubah memungkinkan pemasangan meriam yang lebih kuat, biasanya sebuah meriam anti-tank khusus yang memiliki laras yang lebih panjang dari yang biasa terpasang pada tank berkubah dengan sasis yang sama. Tidak adanya kubah menambah volume internal kendaraan, sehingga dapat menambah amunisi dan kenyamanan kru.[1] Dengan hilangnya kubah, kendaraan bisa membawa perisai yang lebih tebal dan terkonsentrasi di bagian badan. Terkadang ada yang tidak memiliki atap untuk mengurangi bobot kendaraan. Tidak adanya kubah berarti bahwa penghancur tank dapat diproduksi dengan jauh lebih murah, cepat, dan mudah dibandingkan dengan tank asal mulanya, dan lebih menguntungkan ketika sumber daya sedang terbatas. Setelah mendapat pelajaran yang keras di awal perang, senapan mesin dipasang untuk menghadapi infanteri, tetapi sudut putar yang terbatas membatasi keefektifannya.

Polandia

sunting

Varian dari tanket TKS dan TK-3 yang dipersenjatai dengan meriam 20 mm (23-26 kendaraan) digunakan dalam Invasi Polandia.[2] Tanket ini digunakan sebagai komponen anti-tank dari unit pengintaian.

Prancis

sunting

Karena kekalahan Prancis yang cepat, hanya sedikit kendaraan Prancis yang dibuat. Laffly W15 TCC (Chasseur de char) adalah sebuah upaya untuk membuat penghancur tank secara cepat dengan memasang sebuah meriam anti-tank 47 mm SA37 pada traktor artileri Laffly W15T. Penghancur tank lainnya juga dikembangkan, termasuk SOMUA SAu-40, ARL V39, dan konversi dari Lorraine 37L.

Jerman

sunting
 
Panzerjager I

Penghancur tank pertama Jerman adalah Panzerjäger ("pemburu tank"), yang memasang meriam anti-tank pada sasis yang sudah ada untuk mobilitas, biasanya dengan perisai meriam tiga sisi untuk perlindungan kru. Sebagai contoh, 202 tank ringan Panzer I yang usang dimodifikasi dengan menghilangkan kubah meriam dan dibuat kembali sebagai meriam 4.7 cm PaK(t) swa-gerak Panzerjäger I. Sama halnya dengan Panzer II yang digunakan di Front Timur. Meriam anti-tank 76,2 mm Soviet yang ditangkap kemudian dipasang pada sasis Panzer II yang dimodifikasi, menghasilkan meriam anti-tank swa-gerak Marder II. Yang paling sering dilakukan adalah memasang meriam 75 mm Jerman pada sasis Panzer 38(t) Ceko untuk menghasilkan Marder III. Sasis dari Panzer 38(t) juga digunakan untuk membuat penghancur tank bergaya kasemat Jagdpanzer 38. Seri Panzerjäger berlanjut hingga Nashorn yang dipersenjatai meriam 88 mm.

 
Sturmgeschütz III

Penghancur tank Jerman berdasarkan Panzer III dan tank Jerman selanjutnya unik, sebab memiliki perisai yang lebih tebal dari sasis aslinya. Salah satu penghancur tank tersukses Jerman sebenarnya dirancang sebagai artileri swa-gerak, Sturmgeschütz III. Berdasarkan sasis Panzer III, mulanya Sturmgeschütz III dipasangi dengan meriam kecepatan rendah untuk peran bantuan tembakan infanteri. Kemudian setelah menghadapi tank-tank Soviet, kendaraan ini dipersenjatai ulang dengan meriam anti-tank kecepatan tinggi berlaras pendek, biasanya dengan rem moncong. Sturmgeschütz III sejak permulaannya pada 1938 menggunakan badan bergaya kasemat dengan rancangan terintegrasi yang mirip dengan Jagdpanzer untuk melindungi kru sepenuhnya. Kendaraan ini digunakan dalam bantuan infanteri dan operasi penyerangan kendaraan tempur, serta dalam peran pertahanan anti-tank. StuG III merupakan kendaraan tempur Jerman yang paling banyak diproduksi, dengan 10.000 unit dibuat sejak Januari 1940 hingga Maret 1945.

Italia

sunting
 
Semovente da 75/18

Penghancur tank Italia yang paling terkenal pada Perang Dunia II secara teknis bukanlah sebuah penghancur tank, melainkan artileri swa-gerak. Semovente da 75/18, berdasarkan sasis tank M13/40, dikembangkan untuk membantu infanteri garis depan. Karena itulah kendaraan ini memiliki persenjataan yang tetap yaitu meriam 75 mm di kasematnya. Namun berkat tingginya yang hanya 185 cm dan kaliber meriam 75/18 juga memiliki kinerja yang bagus melawan tank Britania Raya dan Amerika. Setelah gencatan senjata 1943, 75/18 tetap digunakan oleh pasukan Jerman hingga Italia dibebaskan.

Dibuat dari kerangka yang sama, Semovente da 105/25 dipersenjatai dengan meriam 105 mm dan dikenal sebagai "bassotto" (bahasa Italia untuk anjing dachshund) karena pendek. Karena produksi dimulai pada 1943, 105/25 digunakan oleh pasukan Jerman. Pengembangan yang lebih lanjut adalah Semovente da 75/46 yang memiliki meriam yang lebih panjang dari 75/18 dan perisai miring setebal 100 mm, mirip dengan Sturmgeschütz III. Hanya 11 unit yang dibuat.

Sebelum Semovente da 75/18, L40 yang dibuat dari kerangka L6/40 beraksi di Afrika dan Rusia, tetapi dengan hasil yang mengecewakan.

Uni Soviet

sunting
 
ISU-122 milik Uni Soviet

Sama seperti Jerman pada tahun 1943, kebanyakan desain Soviet merupakan meriam anti-tank yang dipasang pada sasis tanpa kubah bergaya kasemat dengan sudut putar terbatas, dalam format desain yang mirip dengan Jagdpanzer Jerman. Hasilnya yaitu kendaraan yang lebih kecil, ringan, dan sederhana yang mampu membawa meriam yang lebih besar dari tank sezaman, termasuk King Tiger. Soviet memproduksi SU-85 (85 mm) dan SU-100 (100 mm) dalam jumlah besar yang berdasarkan sasis tank medium T-34. Sasis tank berat IS-2 yang lebih kuat digunakan untuk memroduksi ISU-122 (122 mm) dan ISU-152 (152 mm). Keduanya memiliki kemampuan anti-tank yang menakjubkan, menghasilkan julukan Zveroboy ("pembunuh monster") atas kemampuannya menghancurkan Tiger, Panther, dan Elefant Jerman. Pendahulu dari ISU-152 adalah SU-152 yang dibuat dari sasis KV-1 dan memiliki kesamaan yang cukup banyak (termasuk meriamnya). ISU-152 dibuat sebagai meriam serbu berat, bergantung pada bobot peluru yang ditembakkan dari meriam howitzer M-1937/43-nya untuk mengalahkan tank.[3] Pada 1943, Soviet juga mengalihkan semua produksi tank ringan seperti T-70 menjadi meriam swa-gerak SU-76 yang lebih sederhana dan memiliki persenjataan yang lebih baik. Awalnya SU-76 ditugaskan sebagai kendaraan anti-tank, tetapi dengan cepat diubah menjadi kendaraan bantuan infanteri.[4]

Amerika Serikat

sunting

Penghancur tank Angkatan Darat AS dan Inggris memiliki konsep yang berbeda. Doktrin Amerika berdasarkan kasus jatuhnya Prancis. Untuk mengalahkan taktik blitzkrieg Jerman, unit Amerika dianggap akan menghadapi tank Jerman dalam jumlah yang besar dan menyerang dalam front yang sempit. Taktik ini diduga akan menembus lapisan tipis pertahanan meriam anti-tank. Karena itulah Amerika memutuskan unit anti-tank utama yaitu batalion penghancur tank harus dikonsentrasikan dan sangat gesit. Dalam praktiknya, serangan Jerman seperti itu jarang terjadi. Selama perang, hanya satu batalion yang bertempur dalam pertempuran yang dibayangkan (Pertempuran El Guettar). Komando Penghancur Tank pada akhirnya mencapai jumlah 100.000 orang dan 80 batalion yang masing masing dilengkapi dengan 36 penghancur tank swa-gerak atau meriam tarik.

 
Penghancur tank 3-inci GMC M10

Semua penghancur tank Amerika secara resmi dikenal dengan istilah gun motor carriage (GMC). Rancangan GMC diharapkan sangat gesit dan dipersenjatai dengan baik. Kebanyakan rancangan berbasis tank menggunakan kubah meriam atap terbuka, biasanya dengan rancangan kubah yang berbeda dari tank aslinya untuk mengurangi berat dan mengakomodasi meriam yang lebih besar. Rancangan pertama adalah halftrack M3 yang dipasangi meriam 75 mm M1897 pada dudukan dengan sudut putar terbatas, disebut 75 mm GMC M3. Contoh lain yang kurang berhasil, pemasangan meriam anti-tank 37 mm pada truk Dodge 3/4 ton menjadi 37 mm GMC M6. Rancangan yang paling banyak dan yang pertama kali beroda rantai serta berkubah adalah 3-inci GMC M10 (M10 Wolverine), yang kemudian digantikan oleh 90 mm GMC M36 (M36 Jackson) dan 76 mm GMC M18 (M18 Hellcat). M18 merupakan rancangan yang paling mendekati doktrin ideal Amerika. Kendaraan ini sangat cepat, kecil, dan memakai meriam 76 mm pada kubah tanpa atapnya. M36 Jackson memiliki satu-satunya meriam buatan Amerika yang dapat menyaingi meriam 88 mm Jerman yang ditakuti yaitu meriam 90 mm M3. Satu-satunya rancangan Amerika dengan badan kasemat pada kendaraan tempur selama perang yang menyerupai penghancur tank Jerman dan Soviet dalam hal bentuk badan serta pemasangan meriam adalah tank super berat eksperimental T28, yang dipersenjatai dengan meriam laras panjang 105 mm T5E1, yang memiliki jangkauan tembak maksimum 20 km, dan semula dirancang sebagai meriam serbu swa-gerak untuk menembus garis pertahanan Siegfried Jerman.

Rumania

sunting
 
TACAM T-60 Rumania

Selama Perang Dunia II, Rumania membuat beberapa penghancur tank dengan menghilangkan kubah dari tank mereka lalu menambahkan kompartemen dan meriam yang lebih kuat yang dapat menghadapi tank-tank Soviet. Salah satunya adalah TACAM T-60 yang dibuat pada sasis tank ringan Soviet T-60 dengan mengganti kubahnya dengan meriam 76,2 mm FL-22 L/51 M1936. Penghancur tank lainnya adalah TACAM R-2 yang dibuat dengan mengganti kubah tank ringan R-2 (LT vz. 35 buatan Cekoslovakia) dengan meriam Soviet 76 mm ZiS-3. Terdapat 21 unit yang dibuat dan satu unit dapat ditemukan di Museum Militer Nasional, Bucharest. Satu-satunya penghancur tank berkubah buatan Rumania adalah Vânătorul de care R-35, dibuat dengan memanjangkan kubah tank Perancis renault R-35 dan menambahkan meriam 45 mm. Penghancur tank lain yaitu Mareşal yang disebut merupakan inspirasi dari Jagdpanzer 38(t) Jerman.[5] Purwarupa pertamanya dibuat pada sasis T-60 yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan meriam howitzer Soviet 122 mm. Meriam lainnya yang digunakan oleh purwarupa selanjutnya adalah meriam Rumania 75 mm DT-UDR 26 Reşiţa. Semua purwarupa dan rencana disita oleh Uni Soviet seletah menginvasi Rumania. Dua penghancur tank yang direncanakan yaitu TACAM R-1 dan TACAM T-38.[6][7]

Pasca Perang Dunia II

sunting
 
Sebuah Kanonenjagdpanzer Jerman Barat dengan meriam 90 mm

Menghadapi Pakta Warsawa, kebutuhan umum akan daya tembak diidentifikasi. Pada akhir 1960-an, Jerman Barat mengembangkan Kanonenjagdpanzer, pada dasarnya Jagdpanzer era Perang Dunia II yang dimodernisasi dengan meriam 90 mm. Karena tank rancangan Soviet menjadi lebih kuat, meriam 90 mm menjadi tidak efektif dan Kanonenjagdpanzer diretrofit untuk peran berbeda atau dipensiunkan. Beberapa perubahan dilakukan untuk memasang meriam 105 mm, dan banyak yang dimodifikasi untuk menembakkan rudal TOW atau HOT sebagai penggati meriam. Varian-varian yang ditingkatkan ini tetap berada dalam dinas hingga 1990-an.

Dengan pengembangan rudal anti-tank yang fleksibel, konsep penghancur tank berubah menjadi kendaraan ringan dengan peluru kendali. Bobot tank tempur utama merambah jangkauan 40-70 ton, sehingga pasukan linud tidak dapat menerjunkan pasukan anti-tank yang memadai. hasilnya adalah sejumlah upaya untuk membuat kendaraan ringan termasuk ASU-85, Ontos yang bersenjata meriam tanpa tolak balik, Hornet Malkara dengan rudal, dan kendaraan serbu ringan Sheridan. Kendaraan terbaru dalam kategori tersebut ialah 2S25 Sprut-SD, dipersenjatai dengan meriam tank 125 mm yang juga mampu meluncurkan rudal seperti 9M119 Svir.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Perrett, Bryan. (1987). Soviet armour since 1945. London: Blandford Press. ISBN 0713717351. OCLC 19847519. 
  2. ^ A. Jońca, R. Szubański, J. Tarczyński, Wrzesień 1939 Pojazdy Wojska Polskiego, Wyd. WKiŁ, Warszawa 1990, s. 72.
  3. ^ Forty, George. (2006). The complete guide to tanks & armoured fighting vehicles : over 400 vehicles and 1200 wartime and modern photographs : features A-Z catalogue for tanks destroyers, armoured cars, armoured personnel carriers and self-propelled artillery : an illustrated history of the world's most important tanks and AFVs from the beginnning of the 20th century to the present day. London: Hermes House. ISBN 9781846811104. OCLC 232546952. 
  4. ^ Forty, George. (2006). The complete guide to tanks & armoured fighting vehicles : over 400 vehicles and 1200 wartime and modern photographs : features A-Z catalogue for tanks destroyers, armoured cars, armoured personnel carriers and self-propelled artillery : an illustrated history of the world's most important tanks and AFVs from the beginnning of the 20th century to the present day. London: Hermes House. ISBN 9781846811104. OCLC 232546952. 
  5. ^ Steven J. Zaloga, Tanks of Hitler’s Eastern Allies 1941–45, hal. 31
  6. ^ Axworthy, Mark.; Crǎciunoiu, Cristian.; Mazal Holocaust Collection. (1995). Third axis, fourth ally : Romanian armed forces in the European war, 1941-1945. London: Arms and Armour. ISBN 1854092677. OCLC 32552622. 
  7. ^ Kliment, Charles K. (1997). Czechoslovak armored fighting vehicles, 1918-1948. Atglen, PA: Schiffer Pub. ISBN 0764301411. OCLC 36776238. 

Bibliografi

sunting
  • Harry Yeide, (2005) The Tank Killers: A History of America's World War II Tank Destroyer Force. Havertown, PA: Casemate. ISBN 1-932033-26-2
  • Perrett, Bryan (1987). Soviet Armour Since 1945. London: Blandford Press. ISBN 0-7137-1735-1. 
  • Gelbart, Marsh (1996). Tanks: Main battle and light tanks. London: Brassey's. ISBN 1-85753-168-X. 
  • Forty, George and Livesy, Jack, eds. The Complete Guide to Tanks & Armoured Fighting Vehicles. London: Anness Publishing Ltd., 2006. ISBN 1-84681-110-4.
  • Tankdestroyer.net (Web based United States tank destroyer forces information resource) Tankdestroyer.net

Pranala luar

sunting