Pembicaraan:Majapahit

Komentar terbaru: 7 hari yang lalu oleh InternetArchiveBot pada topik External links found that need fixing (April 2024)
ProyekWiki Indonesia (Dinilai kelas B, High)
Ikon ProyekWiki
Artikel ini berada dalam lingkup ProyekWiki Indonesia, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Indonesia dan topik yang berkaitan dengan Indonesia di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
 B  Artikel ini telah dinilai sebagai kelas B pada skala kualitas proyek.
 Tinggi 
Penting
 
Mantan artikel pilihan Artikel ini adalah mantan artikel pilihan. Silakan lihat halaman nominasi awalnya (untuk artikel lama, lihat arsip nominasi) dan alasan pembatalannya.


Ada yang tahu buah maja itu buah apa?Aditthegrat 05:35, 9 April 2006 (UTC)

Maja (Aegle marmelos (L.) Correa), suku jeruk-jerukan atau Rutaceae. Naval Scene (bicara) 19:40, 25 Juni 2011 (UTC)

Majapahit sampai Papua bagian timur? sunting

Negarakrtagama menyebut daerah Papua bagian timur? Atau mengutip dari Notosusanto yang salah :

...termasuk daerah-daerah di Sumatra bagian barat, Maluku, Papua bagian timur, dan beberapa negara Asia Tenggara.

Perasaan sejumlah sejarahwan cuma bilang hingga daerah Kepala Burung.Kembangraps 08:40, 1 Juni 2007 (UTC)

Ups! Iya, salah mengutip dari Notosusanto. Sudah diperbaiki di teks. Terima kasih. sentausa 07:26, 4 Juli 2007 (UTC)

Hudhara sunting

Mengenai "Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518)" ini, rasa-rasanya pernah baca tentang "Prabu Udoro" atau "Udhara", yang gugur bersama Sultan Trenggono tahun 1546 saat pasukan Demak Bintoro menyerbu Panarukan (ada yang bilang Pasuruan???). Klaim gelar Brawijaya tersebut, bisa jadi adalah indikasi bahwa ia keturunan/menantu dari keraton Majapahit. Saya usahakan cari info tambahan, kemungkinannya sih dari Babad Demak atau Babad Blambangan. Salam, Naval Scene 06:20, 20 Juli 2007 (UTC)

Tokoh ini sekarang sudah ada artikelnya, dapat dilihat: Patih Udara. Salam, Naval Scene (bicara) 12 Oktober 2012 09.26 (UTC)Balas

Apakah kerajaan Sunda juga Termasuk? sunting

Melihat Kerajaan Sunda yang masa hidupnya antara abad 7 hingga abad 15 akhir, saya penasaran apakah kerajaan Sunda termasuk kekuasaan Majapahit? Menyimak cerita kejadian Perang Bubat, sepertinya bahkan Majapahit tidak dapat menguasainya sama sekali. – komentar tanpa tanda tangan oleh Pengguna:Chenk benk (bk).

Memang Majapahit tidak berhasil menguasai wilayah Sunda di seberang sungai Brebes/Ci Pamali. Pemerintahan Kerajaan Sunda sejak Perang Bubat dipimpin raja-raja wangsa Siliwangi yang memerintah dengan baik dan lama masa pemerintahannya. Raja yang paling terkenal Sri Baduga Maharaja bahkan berkuasa ketika Majapahit sudah terpecah-belah antar fraksi dan terjadi dikotomi pedalaman-pesisir. Salam, Naval Scene (bicara) 14:23, 31 Juli 2008 (UTC)

Bukannya tidak berhasil, tetapi tidak mau, karena penguasa Kerajaan Sunda memiliki hubungan darah dengan penguasa Majapahit. Kembangraps (bicara) 06:06, 7 Agustus 2008 (UTC)

mohon bukti hubungan darah kerajaan sunda dengan penguasa majapahit!– komentar tanpa tanda tangan oleh 182.11.37.163 (bk).
Beberapa naskah yg antara lain yang menyatakan Raden Wijaya berdarah Sunda adalah:
  • Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara (Naskah Wangsakerta), menyatakan bhw ayah Raden Wijaya bernama Rakryan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa dari kerajaan Sunda.
  • Babad Tanah Jawi, yang menyatakan bhw ayah Raden Wijaya bernama Prabu Sri Pamekas dari kerajaan Sunda (Pajajaran). Kalau saya tidak salah, terdapat juga versi yg mirip2 dgn Babad Tanah Jawi dalam bentuk serat-serat yg ditulis pujangga kraton Mataram.
Naskah Wangsakerta dicurigai banyak pakar sebagai pseudo-history, sedangkan naskah babad bercampur mitos sehingga tidak bisa dipercaya seutuhnya. Salam, Naval Scene (bicara) 24 Agustus 2012 07.03 (UTC)Balas

Bukan tidak bisa menguasai Sunda, namun semenjak perang Bubat, (yaitu perang atas inisiatif Gajahmada tanpa perintah Raja) sehingga gugurlah Raja Pasundan dan putrinya Dyah Pitaloka yg datang ke Majapahit untuk menerima lamaran Raja Hayam Wuruk, namun diserang tentara Gajahmada di Bubat Lamongan. maka sejak peristiwa itu Gajahmada diturunkan jabatannya menjadi Adipati Situbondo, dan demi menghormati kerajaan Pasundan, Majaphit berjanji tidak akan menyerang Pasundan selamanya.– komentar tanpa tanda tangan oleh 114.79.29.2 (bk).

Tolong dibaca Kidung Sunda (karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan) yang menceritakan perang Bubat. Di sana disebutkan bahwa, sebelum terjadi pengkhianatan di Bubat, Majapahit pernah menyerangi Kerajaan Sunda 2 kali tetapi gagal. Inilah pembicaraan antara tentara Sunda denga gajah mada:
“Wahai Gajah Mada, apa maksudnya engkau bermulut besar terhadap kami? Kita ini sekarang ingin membawa Tuan Putri, sementara engkau menginginkan kami harus membawa bakti? Sama seperti dari Nusantara. Kita lain, kita orang Sunda, belum pernah kami kalah berperang.
-akan lupa engkau dahulu kala, ketika engkau berperang, bertempur di daerah-daerah pegunungan. Sungguh dahsyat peperangannya, diburu orang Jipang. Kemudian patih Sunda datang kembali dan bala tentaramu mundur.
Kedua mantrimu yang bernama Lěs dan Beleteng diparang dan mati. Pasukanmu bubar dan melarikan diri. Ada yang jatuh di jurang dan terkena duri-duri. Mereka mati bagaikan kera, siamang dan setan. Di mana-mana mereka merengek-rengek minta tetap hidup.
Sekarang, besar juga kata-katamu. Bau mulutmu seperti kentut jangkrik, seperti tahi anjing. Sekarang maumu itu tidak sopan dan berkhianat. Ajaran apa yang kau ikuti selain engkau ingin menjadi guru yang berdusta dan berbuat buruk. Menipu orang berbudi syahdu. Jiwamu akan jatuh ke neraka, jika mati!”
Jadi kalau tidak licik, tidak berkhianat, tentara Majapahit tidak sekuat yang dibayangkan saudara. --Hadiyana (bicara) 11 Oktober 2012 12.25 (UTC)Balas

kerajaan-kerajaan di sulawesi bagian dari kerajaan majapahit? sunting

tidak ditemukan adanya bukti fisik penguasaan kerajaan majapahit atas kerajaan-kerajaan di sulawesi. pengaruh hindu-budha juga tidak ditemukan di sana. adakah bukti yang dapat dipertanggungjawabkan??? – komentar tanpa tanda tangan oleh Pengguna:77.135.105.138 (bk).

Demikianlah menurut pendapat dua sejarawan (Pusponegoro & Notosusanto), sebagaimana tercantum dalam buku referensi di badan artikel. Bila ada pakar yang berpendapat lain, silahkan ditampilkan. Salam, Naval Scene (bicara) 14:23, 31 Juli 2008 (UTC)

Sebenarnya buku "Manusia Bugis" karangan Christian Pelras menyebutkan pengaruh Majapahit hampir tidak ada di masyarakat Bugis. Nanti saya baca lagi deh. Gombang (bicara) 07:17, 28 Maret 2010 (UTC)

Bukti-bukti fisik keberadaan kerajaan Majapahit di Sangihe dan Talaud antara lain:

  1. Ada banyaknya gong/canang atau sejenisnya milik budaya Hindu/Jawa ditemukan di pedesaan pulau-pulau Sangihe dan Talaud.
  2. Tradisi kue adat Tamo yang mirip sekali dengan model Nasi Tumpeng di Jawa.
  3. Tradisi larung laut di Jawa mirip sekali dengan tradisi Tulude (tempo dulu) di Sangihe.
  4. Paporong bagi masyarakat Sangihe dan Talaud mirip dengan penutup kepala atau kain pengikat kepada bagi masyarakat Jawa dan Bali.

Demikian antara lain kemiripan tradisi dan budaya Sangihe dengan tradisi Jawa/Bali/Hindu.– komentar tanpa tanda tangan oleh 110.139.226.86 (bk).

Tentang kemiripan dgn budaya Sangihe Talaud, itu rujukan dari mana? Artikel di Wikipedia tidak boleh memakai riset asli (= pendapat pribadi yang belum pernah dipublikasikan oleh sumber tepercaya). Bila ada rujukannya, silakan ditampilkan dan bila sumbernya tepercaya maka bisa ditambahkan ke badan artikel. Salam, Naval Scene (bicara)

Gayatri Rajapatni, jadi bhiksuni? sunting

Keterangan Gayatri menjadi bhiksuni Buddha saya ubah menjadi istilah umum dulu (menjadi pendeta wanita). Bisa ditampilkan lagi kalau ada referensi kuat bahwa memang terjadi demikian, dan bukannya semacam pendeta agama sinkretis Siwa-Buddha. Salam, Naval Scene (bicara) 13:54, 31 Juli 2008 (UTC)

Waktu saya membaca biografi Gajah Mada karya Agus Aris Munandar, sempat disinggung kalau beliau menjadi bhiksuni  Mimihitam  15:08, 18 Juli 2010 (UTC)
Menurut hemat saya, Gayatri Rajapatni adalah penganut buddha yang taat, maka tentu ia akhirnya mengundurkan diri dari keduniawian menjadi bhiksuni. Aliran sinkretisme Siwa-Buddha sudah ada di Jawa sejak zaman Singhasari, bahkan mungkin lebih awal. Salah satu pelindung agama buddha adalah Kertanegara yang menganut aliran Buddha Tantrayana. Tentu Gayatri sebagai salah satu putri Kertanegara kemungkinan besar adalah penganut buddha pula. Meskipun demikian dalam kerajaan Jawa kuno seringkali tercampur baur antara ajaran Hindu, Buddha dan tradisi lokal pemujaan nenek moyang. Selain itu sebagai anggota keluarga bangsawan kerajaan Jawa, sulit bagi Gayatri sebagai perempuan dari kasta ksatriya untuk mendobrak dominasi keagamaan Hindu pendeta Siwa dari kasta Brahmana (itu pun jika ia memang menjadi pendeta Siwa). Jadi kemungkinan besar Gayatri menjadi bhiksuni, bukan pendeta Hindu wanita. Apalagi sikap tradisional Hindu kurang mendukung bagi seorang perempuan untuk terjun ke dunia religi dan menjadi pemuka agama Hindu, apalagi jika ia berasal dari luar kasta brahmana. Bahkan saya pernah membaca dugaan sebuah sumber, bahwa sesungguhnya arca dewi kebijaksanaan buddhis: Boddhisattwadewi Prajnaparamita yang luar biasa indahnya itu (kini disimpan di Museum Nasional) yang ditemukan di cungkup putri Singhasari, kemungkinan besar adalah arca perwujudan Gayatri Rajapatni, bukan perwujudan Ken Dedes. Tapi berhubung ditemukan di Malang, bekas ibu kota kerajaan Singhasari, sehingga rakyat setempat cenderung mengasosiasikannya dengan Ken Dedes. Upacara Sraddha yang disebut dalam Negarakretagama dan digelar bertahun-tahun setelah kematian Rajapatni untuk memperingati arwah Rajapatni adalah upacara Hindu, tetapi sebenarnya tradisi ini milik keluarga kerajaan, bangsawan serta pendeta yang dimuliakan. Upacara "slamatan" untuk orang meninggal ini mirip dengan tradisi 7 harian, 40 harian, satu tahunan dalam Islam Jawa dewasa ini untuk mengantar arwah yang telah wafat, dilakukan siapa oleh saja penganut Hindu atau Buddha (Gunkarta (bicara) 16:29, 18 Juli 2010 (UTC)).

Perlu penelitian lebih lanjut sunting

Sudah sejak lama terjadi perdebatan seberapa luas wilayah Majapahit. Berbeda dengan Sriwijaya yang meninggalkan beberapa bukti sejarah, satu-satunya info tt luas Majapahit di dapat dari sebuah buku yang kita ragu apakah itu buku sejarah atau buku sastra fiksi saja.
Banyak peneliti yang dilakukan oleh orang luar atau orang Indonesia sendiri mengindikasikan beberapa hal, dan tidak ada satu indikasi yg merujuk pada luas Majapahit yg meliputi seluruh Nusantara.
1. Wilayah Majapahit adalah sebatas Jawa Timur, Bali dan Madura saja. Sedangka wilayah2 yg disebut di Negarakertagama merupaka sebatas cita-cita Gajah Mada yg belum terwujud.
2. Wilayah Majapahit meliputi Jawa bagian timur, sedang beberapa daerah/kerajaan lain yg bertetangga hanya besifat sebagai vassal (kerajaan yg membayar tribut pada kerajaan besar lain sebagai pajak perlindungan) tetapi bukan sebagai bagian dari Majapahit.
3. Wilayah Majapajit berkisar di Jawa Timur saja, tetapi dengan armada lautnya yg kuat Majapahit memiliki daerah pengaruh yg luas seperti yg disebut di Negarakertagama. Daerah pengaruh dalam arti kerajaan2 itu mengetahui adanya Majapahit dan kemungkinan juga membayar upeti.
Kurangnya bukti2 (candi, prasasti, dll) membuat banyak peneliti sejarah bahkan meragukan bahwa majapahit merupakan kerajaan besar. Ia hanya merupakan kerajaan biasa diantara kerajaan2 lain di nusantara.
Lalu bagaimana bisa kita mengetahui bahwa Majapajit pernah meliputi seluruh Nusantara?
Hemat saya (imho) ini merupakan proyek pemerintah yg sejak soekarno sudah sangat jawa sentris (ingat kata gie -setidaknya dalam film- soekarno menganggap dirinya sebagai raja jawa). Untuk peabsahan kekuasan jawa atas pulau-pulau lain di Nusantara maka di buatlah cerita ini. Jangan salah saya juga orang jawa, tetapi saya lebih suka persatuan tanpa ada satu suku yang mendominasi. Hemat saya (imho) seharusnya yang lebih tepat disebut sebagai pemersatu Nusantara adalah Sriwijaya. Walaupun Sriwijaya tidak sampai menguasai daerah timur Nusantara tapi Sriwijaya adalah satu2 kerajaan kuno Nusantara yang pernah berkuasa atas sebagia besar Nusantara.– komentar tanpa tanda tangan oleh 125.163.79.207 (bk).

Daripada anda capek2 menuduh ada proyek tertentu untuk mengangkat Majapahit, paparkan saja semua pendapat yang ada (tentu saja dengan rujukan yang kompeten: tulisan dari jurnal sejarah, prosiding simposium, buku sejarah yang diakui peer reviewer). Tambahan lagi: bukti2 Sriwijaya JAUH LEBIH SEDIKIT tersedia daripada bukti2 tentang Majapahit. Tidak ada bukti tertulis (naskah/literatur) dari pihak Sriwijaya sendiri selain beberapa potong prasasti yang berserakan di Sumatra, Luzon, Semenanjung Malaya dan Jawa. Ini lebih bermanfaat bagi wikipedia daripada mengemukakan isu sepihak. Kembangraps (bicara) 09:01, 21 Oktober 2009 (UTC)

Seperti yang dapat dilihat di Wikipedia:Halaman pembicaraan, fungsi halaman pembicaraan artikel adalah untuk meningkatkan kualitas artikel bersamgkutan. Sekedar mengingatkan, Wikipedia tidaklah memperdebatkan "kebenaran", namun berfokus pada referensi pendukung yang valid & netralitas artikel. Jadi, kita dapat melengkapi pendapat kita dengan referensi, membuat catatan kaki, dan memperbaiki artikel yang bersangkutan sehingga mencakup semua sudut pandang, bersifat netral, dan bereferensi yang baik. Salam, Naval Scene (bicara) 09:09, 21 Oktober 2009 (UTC)

Pembagian wilayah: artikel di pisah (baru) sunting

Saya mohon pertimbangan agar tambahan dari Bung Alamnivana dipisahkan dari artikel ini dan dibuatkan artikel baru, misalnya yang berjudul "Pembagian wilayah Majapahit" atau "Penguasa wilayah Majapahit". Ini karena menurut saya masukkan tersebut di atas berharga, tetapi membuat struktur artikel Majapahit yang sudah menjadi Artikel Pilihan ini jadi (maaf) terlihat berantakan. Nanti artikel tersebut bisa menjadi artikel utama untuk bagian tersebut. Ditunggu pendapat rekan-rekan lainnya. Salam, Naval Scene (bicara) 03:23, 1 Desember 2009 (UTC)

Pembagian wilayah Majapahit sunting

Saya setuju saja jika dibuat artikel baru, dan di masa mendatang tentunya akan lebih lengkap dan akurat. Alamnirvana (bicara) 07:49, 1 Desember 2009 (UTC)

Majapahit @ Filipina sunting

Saya pernah mendengar kalau Majapahit pernah masuk Filipina, dan sempat terjadi pertempuran besar disana. Tapi, apakah ada yang punya referensi pastinya? Dan juga, wilayah Filipina mana saya yang dikuasai? Apakah Palawan, Mindanao, Visayas, atau Luzon?  Mimihitam  06:31, 19 Juli 2010 (UTC)

Setahu saya selama ini ahli sejarah Indonesia sepakat bahwa yang disebut dengan "Solot" dalam Nagarakretagama itu adalah kepulauan Sulu kini di Filipina selatan. Serta yang disebut "Udamakatraya" adalah kepulauan di utara Sulawesi-Maluku, kemungkinan besar Sangihe-Talaud. Keduanya membentuk batas paling utara pengaruh Majapahit. Peta sejarah yang dibuat mengenai jangkauan Majapahit pun hanya sampai Sulu, tidak mencapai Luzon. Tetapi yang menarik justru sejarawan Filipina sendiri yang "berhasrat" memasukkan negaranya ke dalam lingkungan kekuasaan Majapahit, misalnya disebutkan "Saludung" dalam Negarakretagama adalah Selurong, Lusung, atau Luzon. Mengenai pertempuran, tidak jelas apakah pernah terjadi pertempuran besar disana (saya sendiri ragu). Pertempuran penaklukan besar yang pernah dilakukan Majapahit yang tercatat adalah di Bali dan Sumbawa, serta di Sumatera (Malayu Jambi dan Aceh). Pada zaman kemudian kembali dilancarkan pemberantasan pemberontakan di Palembang kemudian di Tumasik (Singapura). Kemungkinan sering kali armada Majapahit menaklukannya tanpa pertempuran. Mereka datang, sedikit mengintimidasi penguasa lokal, menempatkan semacam kantor perwakilan dagang, dan mewajibkan mereka mengirimkan uperti tahunan setiap tahunnya pada bulan Caitra. Selebihnya penguasa lokal itu menikmati otonomi luas (Gunkarta (bicara) 10:51, 20 Juli 2010 (UTC)).

Saya baru nemu refnya:

"There is also early evidence of Manila being invaded by the Indianized empire of Majapahit, due to the epic eulogy poem Nagarakretagama which inscribed its conquest by Maharaja Hayam Wuruk.[1] Saludong or Selurong which is a historical name for the city of Manila is listed in Canto 14 alongside Sulot, which is now Sulu, and Kalka.[1]"

Tapi kira-kira mengenai Saludong/Manila sah tidak ya untuk dimasukkan ke artikel? Kalau begini berkas Majapahit Empire id.svg juga perlu diperbaharui dong?  Mimihitam  10:58, 2 Januari 2011 (UTC)

Referensi sunting

  1. ^ a b Gerini, G. E. (1905). "The Nagarakretagama List of Countries on the Indo-Chinese Mainland (Circâ 1380 A.D.)". The Journal of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland. Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland (July 1905): 485–511. Diakses tanggal 25-04-10. 


Menarik tuh... seperti saya bilang, justru sejarahwan Filipina dan Internasional yang berhasrat merevisi (baca: "memperluas") jangkauan Majapahit hingga ke Luzon/Manila. Kemungkinan besar mereka berusaha menolak anggapan bahwa kepulauan Filipina itu daerah pinggiran/marginal (tidak penting) peradaban Asia Tenggara (SE Asia historical backwater). Saya jadi ingat waktu pertama kali bikin peta Majapahit, saya menuai banyak protes dan kecaman dari berbagai pihak, mulai dari orang Malaysia yang menolak "dominasi" Jawa hingga yang pro separatis Papua Merdeka. Dituduh propaganda ultra-nasionalis Indonesia Raya 'lah, dituding berusaha memperkuat klaim Indonesia atas wilayah-wilayah tertentu lah... Dikritik kredibilitas Negarakretagama sebagai acuan sejarah diragukan 'lah, dan banyak lagi.. Kalau saya edit peta svg Majapahit, bakalan rame lagi tuh... (Gunkarta (bicara) 14:56, 2 Januari 2011 (UTC))

Menarik juga ya... saya jadi ingat, di buku zaman SD saya dulu, luas Majapahit tidak hanya meliputi Saludong, tapi bahkan hingga menjangkau Champa, Khmer, dan Pagan. Omong-omong, saya pikir sulit juga jika harus merevisi petanya sampai ke Manila, karena pertanyaannya, apakah Mindanao, Palawan, dan Visayas, juga pernah bernaung di bawah panji Majapahit? Salam.  Mimihitam  15:03, 2 Januari 2011 (UTC)
Maksudnya dulu Siam, Champa, Khmer, dan Pagan waktu SD sih sebenarnya sebagai "Mitreka Satata"; negeri berkedudukan sebagai sekutu yang setara, bukan wilayah taklukan. Jadi salah total tuh kalau klaim wilayah Majapahit sampai sana. (Gunkarta (bicara) 15:09, 2 Januari 2011 (UTC)).

Artikel ini perlu tambahan rujukan sunting

Beberapa bagian kalimat pada artikel ini perlu tambahan rujukan, namun jika tidak ada, sebaiknya kalimat tersebut diperbaiki, karena adanya keterkaitan artikel ini dengan artikel lainnya. Bagian yang perlu rujukan tsb sudah saya tambahkan Templat: Fact, Salam --    VoteITP  18:28, 18 September 2010 (UTC)

Mohon maaf ya Bung VoteITP, tag {{refimprove}} di bagian teratas artikel saya hilangkan lagi. Tag tersebut umum dipakai untuk artikel2 yg hampir tidak ada/sangat minim referensinya. Sebaiknya untuk artikel ini letakkan di atas bagian tertentu/sub judul saja, atau seperti saran anda bisa juga diletakkan {{fact}} di ujung kalimat yang perlu penjelasan. Salam, Naval Scene (bicara) 14:44, 9 November 2010 (UTC)

Majapahit kerajaan Islam sunting

Hal ini saya temukan ketika mengunjungi suatu blog. Kemudian saya searching di Google dengan kata kunci "Kesultanan Majapahit". Apakah itu hoax atau memang fakta terselubung? Ataukah hanya masa sesaat setelah Majapahit ditaklukkan? Kalau ada sumber tepercaya, mungkin dapat ditambahkan di artikel Majapahit. -- Adiputra बिचर -- 20:14, 16 November 2010 (UTC)

Hoax saya rasa, mungkin sama dengan berita ngawur "borobudur adalah candi Islam".  Mimihitam  22:33, 16 November 2010 (UTC)
Wah, saya baru tau. Kayak 'negara tetangga kita yg itu' saja ya?   BTW, hoax-nya digarap dgn serius, karena saya lihat blog yg menyatakan Majapahit itu kerajaan Islam menampilkan buku tentang koin bertuliskan kalimat syahadat (konon) dari zaman Majapahit   Yah, memang begitulah hoax, menyesatkan orang-orang. -- Adiputra बिचर -- 02:31, 17 November 2010 (UTC)
Catatan: Tapi bedanya mengklaimnya itu melalui hoax.-- Adiputra बिचर -- 02:32, 17 November 2010 (UTC)

Tolong perbaiki sunting

Ada yang bisa memperbaiki sehingga formatting kategori tidak tampil di atas kotak info kerajaan? Terima kasih. Salam, Naval Scene (bicara) 19:38, 25 Juni 2011 (UTC)

meminta perlindungan sebagian sunting

Saya meminta untuk melindungi halaman ini agar terhindar dari anom yang tidak bertanggung jawab

Tidak ada suntingan anonim dalam beberapa waktu terakhir. Medelam (bicara) 3 Februari 2021 10.59 (UTC)Balas

Majapahit sebagai pusat mandala sunting

Salam, @Royyan Adiwijaya:. Saya ingin menanyakan "pusat mandala" yang Anda maksud di artikel ini. Berdasarkan rujukan yang Anda jadikan referensi, konsep "mandala" hanya dikaitkan dengan asia tenggara dan tidak spesifik kepada Majapahit. Apakah Anda bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai sejarahnya sebelum konten tersebut dapat dimuat? Naufal Farrasbicara 25 Juli 2021 18.22 (UTC)Balas

Filter Otomatis / bot menghambat update informasi sunting

Permisi, saya mencoba meng-update informasi tentang bagian Militer, terutama tentang sejarah cetbang dengan informasi dari jurnal (informasinya ada di halaman cetbang, atau lihat laman Majapahit versi bahasa Inggris - sudah di-update disana). Saya juga mengubah takarir meriam cetbang yang tadinya dikira dari abad ke-14 (jika merujuk pada jurnal, itu dari tahun 1470-1478, atau abad ke-15). Akan tetapi, bot malah mendeteksi suntingan saya sebagai "tindakan yang merusak" dan tidak menerbitkan suntingan saya. Ada yang bisa memberi solusi tentang ini? Peringatan yang diberi bot/filter seperti ini: "Filter otomatis telah mengidentifikasi suntingan ini sebagai tindakan yang merusak, sehingga tidak diizinkan. Jika hasil suntingan ini benar-benar konstruktif, silakan laporkan kesalahan ini dan informasikan apa yang sedang Anda lakukan. Harap diperhatikan bahwa suntingan yang mengganggu dapat membuat Anda diblokir dari penyuntingan." Takutnya jika saya coba terus, saya yang kena blokir. Terimakasih. Surijeal (bicara) 3 Oktober 2021 12.24 (UTC)Balas

Izin memanggil @Rachmat04 Naufal Farrasbicara 3 Oktober 2021 12.26 (UTC)Balas
@NFarras, @Surijeal: Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Saya menduga ini karena filter 106 terpicu oleh suntingannya yang mengandung "majapahit" atau kata lain yang dibuat untuk mencegah vandalisme. Saya coba memanggil Mas @Hidayatsrf yang bisa menjelaskan. Salam, ··· 🌸 Rachmat04 · 3 Oktober 2021 12.36 (UTC)Balas
  Selesai @Surijeal: Filter tersebut sekarang sudah diperbarui dan disetel ulang, sekarang seharusnya Anda sudah bisa menyunting halaman. Semoga masalah ini tidak menghambat kontribusi Anda lagi. Sebagai informasi tambahan, filter itu hanya melakukan disallow dan tidak akan memblokir pengguna. Terima kasih. --Hidayatsrf (bicara) 4 Oktober 2021 11.09 (UTC)Balas
Terimakasih atas bantuannya, sudah bisa saya sunting. Surijeal (bicara) 5 Oktober 2021 10.26 (UTC)Balas

Thailand Termasuk Wilayah Majapahit? sunting

Permisi, Sebelumnya saya minta maaf jika ada Kesalahan Penulisan atau Semacamnya di Sini. Pada Gambar yang Mengilustrasikan Wilayah Majapahit, Yaitu gambar ini:

 

Jika dilihat secara Saksama dan Diperhatikan Dengan lebih teliti, maka Thailand Termasuk Wilayah majapahit. Karena pada gambar dapat dilihat bahwa Wilayah Selatan Thailand yaitu Provinsi Narathiwat, Yala, Pattani, Songkhla, Satun, dan mungkin Trang termasuk wilayah majapahit.

Pada Mulanya, Saya juga menentang Pernyataan yang Mengatakan bahwa Thailand Termasuk Wilayah Majapahit. Namun, setelah saya perhatikan dengan teliti, Pada Gambar tersebut Terlihat dengan Jelas Seolah-olah membenarkan Pernyataan Thailand Termasuk Majapahit.

Jadi, Apakah ini Kesalahan pada Gambar, atau Kesalahan kita Karena Tidak Memperhatikan Gambar Secara Saksama?

Mohon Perhatiannya @Gunkarta, @Gombang, @Surijeal dan @Verosaurus, karena Anda Sekalian yang lebih mengerti Masalah ini.

~Terima Kasih ▪ Fazoffic ( ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ) 21 Juni 2022 07.20 (UTC)Balas

Itu gambar buatan pak Gunkarta, beliau bisa jelaskan detailnya.
Majapahit menganut sistem Mandala, dimana penguasa daerah (raja, datu, dsb) masih berkuasa tetapi sudah bisa dibilang "masuk" pada wilayahnya. Kerajaan lain seperti Sriwijaya, Angkor, dan Ayuthaya menganut sistem ini juga. Kalau kita tidak menganggap sistem Mandala, wilayah kerajaan Sriwijaya, Angkor, Ayuthaya, dan Majapahit menjadi sangat kecil. Dan wilayah kekuasaan dari masing-masing "kekaisaran" seperti 4 kerajaan tadi bisa tumpang-tindih, berarti wilayah kecil bisa masuk dalam peta 2 kerajaan berbeda.
Untuk penjelasan mengapa petanya dibuat seperti itu tunggu balasan pak Gunkarta. Surijeal (bicara) 21 Juni 2022 11.00 (UTC)Balas
Bagian wilayah Thailand, meski tidak seluruhnya, memang masuk dalam mandala Majapahit. Pada Nagarakretagama pupuh 14 disebut Saimwang dan Nashor, yang oleh Pigeaud diartikan sebagai Sai (Saiburi, Thailand) dan Nisor (di utaranya Sai). Selain itu juga ada Sanghyang Ujung yang menurut Pigeaud bisa merujuk pada junkceylon (Phuket, Thailand). Jika kita memasukan negara pada pupuh 15, wilayah Majapahit lebih luas lagi: Karena dicatat melindungi Syangka (Siam), Ayodyapura (Ayuthia), Dharmmanagari (Ligor), Marutma (Martaban-Mergui, termasuk Pegu), Rajapura (Rajpuri di selatan Siam), Singhanagari (Singhapuri di cabang sungai Menam), Campa, Kamboja. Verosaurus (bicara) 24 Juni 2022 04.23 (UTC)Balas
@Verosaurus, @Surijeal: jika begitu, kira-kira apakah perlu menambahkan {{Flag|Thailand}} disini? (Masih menunggu pak @Gunkarta) ▪ Fazoffic ( ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ) 24 Juni 2022 12.07 (UTC)Balas

Gaaada sunting

Apa aja dah 114.124.215.52 25 Juni 2022 02.50 (UTC)Balas

🗿🗿 Gak Jelas bet Sumpah..... ▪ Fazoffic ( ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ) 25 Juni 2022 23.43 (UTC)Balas

🗿 Hocihk (bicara) 25 Agustus 2022 10.22 (UTC)Balas

Puncak Kejayaan Majapahit sunting

Akun nama Surijeal...tolong lah ya! setelah mengembalikan revisi yang sudah saya sunting itu di lihat yang teliti. Sudah saya rapikan tulisannya malah di balikin lagi ke revisi semula tanpa di cek kembali secara teliti. Penulisan yg salah malah ga di benerin. Contohnya kata Sebgaian sudah aku ganti jadi sebagian malah di balikin lagi jadi sebgaian. Gimana sih? – komentar tanpa tanda tangan oleh Thesillent (bk).

External links found that need fixing (Oktober 2023) sunting

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Majapahit that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 6 Oktober 2023 10.22 (UTC)Balas

External links found that need fixing (November 2023) sunting

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Majapahit that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 9 November 2023 12.29 (UTC)Balas

Trouble archiving links on the article (Februari 2024) sunting

Hello. During the archive process, the archive returned errors for one or more sites that I submitted for archiving. Below, I have included the links that returned with an error and the following error message.

In any event this will be the only notification in regards to these links, and no further attempt will be made to archive the links.

Cheers.F1fans (bicara) 20 Februari 2024 14.01 (UTC)Balas

External links found that need fixing (April 2024) sunting

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Majapahit that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 11 April 2024 04.59 (UTC)Balas

Kembali ke halaman "Majapahit".