Patihan, Widang, Tuban

desa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur

Patihan adalah desa yang berada di kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia.Desa Patihan berada di pesisir sungai bengawan solo. Desa Patihan termasuk desa di kabupaten Tuban yg sangat maju jika di bandingkan dngn desa-desa di Somalia. Desa Patihan mempunyai beberapa ikon yg jd kebanggaan desa Patihan.Salah satu nya adalah masjid Jami' Baitul izza. Selain itu jg ada sebuah tugu bertuliskan (PATIHAN)yg berada di pertigaan jalan sawah ,yg tampilan nya bisa di lihat dr berbagai arah ketika melintasi jalan sawah ,Desa Patihan jg memiliki sebuah gapura masuk desa yg begitu megah yg berada di sebelah timur desa Patihan ,berada di perbatasan antara desa Patihan dngn desa ngadipuro,tampak tulisan (i love Patihan) di gapura tersebut jika dilihat dari arah dusun nguleg desa ngadipuro. Desa Patihan termasuk desa lumbung pangan dari pertanian padi nya yg bisa panen melimpah setiap musim nya. Pertanian di desa Patihan bisa di bilang sangat Maju jika di banding desa-desa di Somalia.

Patihan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenTuban
KecamatanWidang
Kode pos
62383
Kode Kemendagri35.23.19.2001
Luas40 km²
Jumlah penduduk4500jiwa
Kepadatan100jiwa/km²


Sistem irigasi\pengairan untuk sawah-sawah di desa Patihan ini sdh tertata sangat bag hius.Jika di kelola dengan baik mungkin 5-10 tahun kedepan desa Patihan bisa jadi lumbung pangan terbesar.

Templat:Sejarah desa.

 Asal usul nama desa Patihan. menurut salah seorang sejarahwan lokal desa,Nama desa Patihan sebenarnya adalah sebuah singkatan yg diambil dari sebuah kalimat PA=PAdangi TI=aTI HAN=kaweruHAN.,

jadi PATIHAN adalah "Padangi ati Karo kaweruhan" yg artinya Terangi lah hati dengan ilmu pengetahuan. Dalam bahasa Jawa dahulu "Kaweruhan" adalah merujuk pd ilmu pengetahuan agama Islam.

 Desa Patihan sendiri sudah ada sejak Zaman penjajahan Belanda bahkan sdh ada sejak era kerajaan Majapahit.

Di era kemerdekaan masyarakat desa Patihan pun turut ikut andil untuk perjuangan bangsa, Di mulai dari perang 10 November di Surabaya, Bersama TKR dan pejuang kemerdekaan, masyarakat desa Patihan jg ikut turut berjuang melawan tentara sekutu belanda. Pertempuran sering terjadi di Desa Patihan dan desa sekitar antara pejuang,TKR,dan masyarakat melawan tentara sekutu. Taktik pejuang kemerdekaan adalah merusak jalur lintasan rel kereta api Belanda yg memuat logistik senjata dan perbekalan perang yg melintas di antara desa Patihan-desa klothok Plumpang.,lalu ketika kereta berhenti para pejuang, TKR,dan masyarakat menyerang tentara sekutu dengan bambu runcing dan senjata dari rampasan. banyak pejuang dan relawan yg terkena luka tembak karena kalah persenjataan. Desa Patihan sering mnjadi target operasi tentara sekutu.,setiap rumah2 warga di geledah mencari setiap laki2, menjarah harta ,Dan tentara sekutu tak segan menembak setiap laki2 jika ditemukan.

Di era 90 an Desa Patihan DI anugerahi sebutan DESA TAULADAN atau Desa Teladan, entah sebutan itu untuk apa,..tapi ketika desa2 lain pembangunan di mana2 desa Patihan tertinggal sendiri pembangunan nya .

 Di era sekarang yang sdh era globalisasi, digitalisasi desa Patihan pun mampu mengikuti arus zaman dengan memberikan slogan Desa digital,tapi jg tidak meninggalkan budaya  untuk mencari pengetahuan dan memperdalam ilmu agama di ponpes2, dengan  banyak nya generasi-generasi penerus kedepan yg menimba ilmu di beberapa Pondok-pondok pesantren,hampir 80%  generasi -generasi skarng meneruskan pendidikan nya di Pondok pesantren. smoga ini bisa menjadi kan kedepan Desa Patihan menjadi desa berkemajuan digitalisasi yg  berakhlakul karimah.

PENDIDIKAN

Lembaga pendidikan yang ada di desa Patihan.

-MI AL-KHOIRIYAH -SDN Patihan -Mts 45 Patihan

.....................…................….........