Pasar tradisional di Banten


Pasar tradisional di Banten telah ada sejak berdirinya Kota Banten. Operasi pasar dimulai sejak akhir abad ke-16 M. Para pedagang pasar berasal dari berbagai bangsa dan daerah. Salah satu pasar tradisional yang menjadi pasar induk di Banten adalah Pasar Rau.

Sejarah sunting

Menurut catatan sejarah dalam Eerste, pada tahun 1646 telah beroperasi tiga pasar tradisional di Kota Banten. Ketiga pasar ini adalah Pasar Paseban, Pasar Pecinan dan Pasar Karangantu.[1] Catatan yang ditulis oleh Willem Lodewycksz pada tahun 1596 memberikan beberapa gambaran mengenai ketiga pasat tersebut. Pasar Karangantu terletak di bagian timur Kota Banten. Operasi pasar berlangsung dari pagi hingga siang, Para pedagang di Pasar Karangantu berasal dari bangsa Portugis, bangsa Arab, bangsa Turki, bangsa Tiongkok dari Keling. Ada pula pedagang yang berasal dari Bago, Malaya, Benggala, Gujarat, Malabar, dan Abisinia. Para pedagang juga berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Perdagangan di Pasar Karangantu berlangsung hingga jam sembilan pagi. Pasar Paseban sendiri hanya menjual perlengkapan kehidupan sehari-hari. Operasi pasar berlangsung sepanjang hari. Sementara pasar Pacinan terletak di perkampungan pecinan. Operasi pasarnya satu hari sebelum dan sesudah Pasar Karangantu dan Pasar Paseban.[2]

Pasar induk sunting

Di Kota Serang, pasar tradisional yang menjadi pasar induk bagi masyarakatnya adalah Pasar Rau. Pasar ini beroperasi setiap hari.[3]

Referensi sunting

  1. ^ Aliyah, Istijabatul (2017). "Pemahaman Konseptual Pasar Tradisional di Perkotaan". Cakra Wisata. 18 (2): 2. 
  2. ^ Fauziyah, Siti (Juni 2012). "Pasar pada Masa Kesultanan Islam Banten". Thaqāfiyyāt. 13 (1): 87–88. 
  3. ^ Musahwi, Afrizal, S., dan Juanda, S. (November 2018). "Jaringan Sosial dan Pemberdayaan Pedagang Perempuan di Pasar Tradisional Rau Kota Serang" (PDF). Hermeneutika: Jurnal Hermeneutika. Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Untirta. 4 (2): 14–15. ISSN 2477-3514.