Pacakan, Kusan Hulu, Tanah Bumbu

desa di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

Pacakan adalah desa yang terletak di Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Desa Pacakan
Pacakan Berdiri 28 Desember 1928
Pacakan Berdiri 28 Desember 1928
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
KabupatenTanah Bumbu
KecamatanKusan Hulu
Kode pos
72272
Kode Kemendagri63.10.05.2005
Luas5.254 ha²
Jumlah penduduk±800 jiwa
Kepadatan±100 jiwa/km²

Desa pacakan adalah salah satu desa tua yang sudah ada sebelum kemerdekaan RI. Pacakan berdiri sejak tahun 28 Desember 1928 dalam surat keterangan yang di terbitkan di Banjarmasin oleh De wd.Rooimeester sebagai De Voorziter Van dan Gemeenteraad Van Banjarmasin pada tanggal 28 Desember 1928 dan di kuatkan dengan surat keterangan tanah Reg.No.104/1933 Koh. No. 122/33 dan surat tersebut masih tersimpan Rapi.Kata pacakan di ambil dari kata Pajak atau Perpajakan, dengan ejaan 1928 yaitu Padjakan. Pacakan dulunya ingun di bangun pusat perpajakan di era Belanda yang menghubungkan Pulau Laut dengan Banjarmasin. Kalimantan dengan Jawa. Kalimantan dengan pulau lainya. Di peta 1848 Pacakan Di namakan Wilayah Koesan yang sekarang di kenal sebagai Kusan atau sungai kusan. Kenapa perbapajakan gagal terjadi ? Hal itu gagal terjadi karena tidak lama kemudian Indonesia Merdeka di tahun 1945. Tetapi sebelum itu pacakan sudah pernah di bangun pusat pajak for Kalimantan selama 14 Tahun, setelah itu semua kegiatan Belanda di pacakan di bubarkan, belanda pun di usir oleh para kesultanan banjar 1943. Setelah Belanda di usir pacakanpun terbengkalai dan hingga puing² pun tidak tersisa. Tahun 1960 banyak penduduk Banjarmasin yang migrasi ke pacakan, berpindah pindah tempat. Hingga pada tahun 1970 di adakan kepala desa, di mulai dari kepala desa Bapak Sabrani, Imbran, di tahun 1990 di Lantik bapak Umar, di tahun 1993 bapak Umar tidak sanggup menjadi kepala desa di lanjutkan oleh wakilnya yaitu Bapak Abdul Jabbar hingga tahun 2004, waktu itu di SK kan oleh bupati Kota Baru dan Camat Kusan Hulu Bapak Ginting. 2005 hingga 2011 Pacakan di pimpin oleh Bapak Samani. 2011 hingga 2029 Dipimpin oleh Bapak Supiani. Dalam sejarah sebelumnya setelah Belanda di bubarkan 1943 hingga 1960 kurang lebih 17 tahun pacakan telah di tempati kembali. Yang membawa nama pacakan kembali lagi adalah Bapak Anwar Djai beliau adalah utusan dari Sultan Banjar yang seumuran dengan Habib Muhammad Bin Ali Al Idrus.Dari nama Pajakan atau Perpajakan menjadi nama Pacakan karena lebih mudah di sebut. Sebelum Bapak Anwar Djai kembali ke Banjarmasin, beliau menitipkan surat peninggalan Belanda tentang pacakan Kepada bapak Sastro Dihardjo penduduk trans Desa 7 pada tahun 1986 saat itu bapak Sastro Dihardjo usia 64 Tahun dan Bapak Anwar Djai usia 67 Tahun. Salah satu habaib teman dari bapak Anwar Djai wafat pada tahun 1968 yang bernama Sayyid Muhammad Ali Al Idrus, Sayyid Soleh Al Idrus 1960, masih ada beberapa habaib, Syarifah yang di makamkan di Pacakan dengan marga Al Hafsie tetapi tidak di perbolehkan di sebutkan namanya secara publik, ada juga 2 pangeran yang di makamkan di Pacakan yaitu Pangeran Muhammad Nafis dan Pangeran Gusti Aksara. Gusti Aksara wafat di era Belanda meninggal ketika mengusir Belanda pada tahun 1942 dan di makamkan di Padjakan atau Pacakan. Pacakan sempat ada pemekaran desa yaitu pacakan dan desa Bina Baru yang dulunya desa bina baru di pimpin oleh Bapak Wakit dan Bapak Sanusi. Desa pacakan awalnya di pinggir sungai Kusan.ketika banjir melanda di tahun 2006 di situ penduduk pindah ke daratan yang lebih tinggi.

Desa Pacakan tergolong desa yang tertinggal. Sulitnya akses internet dan informasi serta kurangnya perhatian pemerintah kepada desa ini membuat Desa Pacakan menjadi desa yang tertinggal. Di sisi lain, Desa Pacakan sudah memiliki akses jalan yang cukup memadai.

Sumber ini di kutip dari buku Bapak Anwar Djai yang di tulis tahun 1970 dan informasi terkini sesuai fakta dan data. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan anak anak muda, khususnya generasi Muda Desa Pacakan


Referensi sunting