Otto Skorzeny (12 Juni 1908 – 5 Juli 1975) adalah seorang perwira di pasukan Waffen-SS Jerman Nazi Perang Dunia II. Ia dikenal karena berhasil memimpin operasi pembebasan diktator Italia, Benito Mussolini dari personil Gran Sasso, Italia. Keberhasilannya ini, membuat ia dipercaya oleh Hitler untuk mengemban operasi militer selanjutnya seperti pengejaran Josip Broz Tito, pemimpin perlawanan Yugoslavia dan Penggulingan Miklos Horthy, pemimpin Hungaria.

Otto Skorzeny
Skorzeny di tahun 1943
Nama lahirOtto Johann Anton Skorzeny
Lahir(1908-06-12)12 Juni 1908
Vienna, Austria Hungaria
Meninggal5 Juli 1975(1975-07-05) (umur 67)
Madrid, Spanyol
Pengabdian
Dinas/cabang
PangkatObersturmbannführer, Agen Intelijen
Komandan
Perang/pertempuranPerang Dunia II
PenghargaanSalib Ksatria dari Salib Besi dengan Daun Ek
Pekerjaan lainCivil engineer[1]

Riwayat Hidup sunting

Otto Skorzeny dilahirkan di Wina, Austria, dari keluarga dengan ekonomi menengah dengan riwayat militer yang cukup panjang. Pada masa remajanya, ia dikenal sebagai pemain anggar yang cukup piawai dan sempat beberapa kali melakukan duel satu lawan satu. Bahkan dari duelnya ini meninggalkan luka parut di pipinya.[2]

Pada 1931, ia bergabung dengan Partai NAZI Austria dan segera menjadi anggota dari Nazi SA. Ia juga dikenal dalam peranannya pada peristiwa Anschluss, tanggal 12 Maret 1938, ketika ia menyelamatkan Presiden Austria Wilhelm Miklas dari usaha tembakan oleh seorang Nazi Austria.

Pada 1939, setelah Jerman melakukan invasi ke Polandia, ia bekerja sebagai sukarelawan teknik sipil di Angkatan Udara Jerman atau yang lebih dikenal dengan Luftwaffe. Namun ia terpaksa keluar dari pelatihan ‘’aircrew’’ karena terlalu tinggi (1.92 meter) dan terlalu tua (berumur 31 pada 1939). Selajutnya ia bergabung dengan resimen pengawal Hitler atau ‘’Leibstandarte SS Adolf Hitler (LSSAH)’’ sebagai kadet perwira. Pada tahun 1940 kariernya mulai menanjak, saat itu ia sudah berpangkat SS Untersturmführer (letnan dua). Ia bertempur di Belanda, Prancis, negara-negara Balkan dan Rusia. Pada 1941, ia sempat terluka di garis depan dan dipindahkan sementara ke divisi SS Leibstandarte untuk tugas ringan. Namun itu tidak berlangsung lama pada April 1943 ia naik pangkat menjadi Kapten Waffen-SS dan ditugaskan untuk membentuk pasukan komando SS. Komando khusus ini dilatih di kastil Friedenthal, dekat kota Oranienburg. Disini ia melatih Grup Pemburu 502 (Jagdverbande) yang dilatih khusus untuk melakukan berbagai operasi sabotase dan subversi. Pasukan ini dikenal dengan sebutan pasukan Satuan Friedenthal. Di dalam pasukan ini juga terdapat pasukan payung khusus yang dinamakan Batalyon Payung SS ke-500.

Akhir hidup sunting

Saat mendekati keruntuhan NAZI dan pasukan Rusia sudah mendekati Berlin, bulan Mei 1945, ia menyerahkan diri kepada pasukan sekutu. Selanjutnya ia diadili di Pengadilan Dachau untuk kejahatan perang pada Pertempuran Bulge. Pada 1947, ia berhasil melarikan diri dari kamp tawanan dan lari ke Argentina. Di Argentina, ia membantu para tokoh NAZI lainnya untuk melarikan diri dari Jerman dan mendapatkan identitas baru. Sedikit berbeda dengan para rekannya yang melarikan diri dan bersembunyi, ia membuka diri, membuat memoir dan bersedia diwawancara oleh media. Akhir hidupnya dihabiskan dengan menjadi kontraktor, pengusaha dan konsultan keamanan bagi para pemimpin dunia (seperti Juan Peron[3] dan Gamel Abdel Naseer), hingga ia meninggal di Madrid, Spanyol, pada 5 Juli 1975. Ia juga diduga sebagai salah satu pelopor organisasi ODESSA yang beranggotakan mantan personil pasukan SS.

Referensi sunting

Pranala luar sunting