Nama Paus
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (March 2010) |
Nama paus atau nama kepausan adalah nama kerajaan yang diambil oleh seorang paus. Baik kepala Gereja Katolik, yang biasanya dikenal sebagai paus, dan Paus Gereja Ortodoks Koptik Alexandria (Paus Koptik) memilih nama-nama paus. Hingga 2025[update], Paus Leo XIV adalah Paus Katolik terkini, dan Tawadros II atau Theodoros II adalah Paus Koptik. Artikel ini membahas dan mencantumkan nama-nama Paus Katolik; artikel lainnya memuat daftar Paus Koptik Ortodoks Alexandria.

Walaupun para Paus pada abad-abad awal tetap menggunakan nama kelahiran mereka setelah mereka naik takhta, para Paus berikutnya mulai mengadopsi nama baru setelah mereka naik takhta. Hal ini dimulai pada abad keenam dan menjadi kebiasaan pada abad kesepuluh. Sejak tahun 1555, setiap paus telah mengambil nama kepausan.
Nama kepausan diberikan dalam bahasa Latin berdasarkan status Paus sebagai uskup Roma dan kepala Gereja Katolik. Paus juga diberi nama Italia berdasarkan kewarganegaraan Vatikan dan karena posisinya sebagai primat Italia. Akan tetapi, merupakan kebiasaan bila merujuk pada Paus, nama kerajaan diterjemahkan ke dalam semua bahasa setempat. Misalnya, Paus Katolik saat ini adalah Paus Leo dalam bahasa aslinya, Inggris dan Latin, Papa Leone dalam bahasa Italia, Papa León dalam bahasa Spanyol, Pape Léon dalam bahasa Prancis dan seterusnya.
Gelar dan kehormatan
suntingKatolik
suntingGaya resmi Paus Katolik dalam bahasa Inggris adalah "Yang Mulia Paus [nama paus]". "Bapa Suci" adalah sebutan kehormatan lain yang sering digunakan untuk Paus.
Gelar lengkap Paus Katolik dalam bahasa Inggris yang jarang digunakan adalah: "Yang Mulia [nama kepausan], Uskup Roma, Vikaris Yesus Kristus, Penerus Pangeran Para Rasul, Tertinggi Paus dari Gereja Universal, Primata Italia, Uskup Agung dan Metropolitan dari Romawi Provinsi, Penguasa Negara Kota Vatikan, Hamba para hamba Tuhan".
Koptik
suntingGelar resmi pemimpin Gereja Ortodoks Koptik Alexandria adalah "Paus Alexandria" dan Patriark seluruh Afrika di Tahta Suci St. Markus Rasul, Penerus St. Markus Penginjil, Rasul Suci dan Martir, di Tahta Apostolik Suci Kota Besar Alexandria.
Dalam Gereja Koptik, ia dianggap sebagai Bapa dari para Bapa, Gembala dari para Gembala, dan Hierarki dari semua Hierarki. Gelar kehormatan yang diberikan kepada Hierarki Tahta Alexandrine juga meliputi:
- Pilar dan Pembela Gereja Katolik Apostolik yang Kudus dan Iman Ortodoks
- Dekan Sekolah Kateketik Agung Teologi Alexandria
- Hakim (Arbitrator) Ekumenis (Universal) Gereja Katolik (Universal) dan Apostolik Kudus
- Rasul Ketigabelas dari Rasul Kudus
Sejarah
suntingSelama abad-abad pertama gereja, para uskup Roma terus menggunakan nama baptis mereka setelah pemilihan mereka. Kebiasaan memilih nama baru dimulai pada tahun 533 M: Mercurius menganggap tidak pantas bagi seorang paus untuk diberi nama berdasarkan dewa Romawi pagan Merkurius, dan mengadopsi nama Yohanes II untuk menghormati pendahulunya Yohanes I, yang dihormati sebagai martir. Pada abad kesepuluh, para pendeta dari luar Pegunungan Alpen, khususnya Jerman dan Prancis, menerima jabatan kepausan dan mengganti nama-nama mereka yang terdengar asing dengan nama-nama yang lebih tradisional.
Paus terakhir yang menggunakan nama baptisnya adalah Marcellus II pada tahun 1555, sebuah pilihan yang bahkan pada saat itu cukup luar biasa. Nama-nama dipilih secara bebas oleh Paus, dan tidak berdasarkan sistem apa pun. Nama-nama pendahulu, mentor, orang suci, atau bahkan anggota keluarga terdekat atau jauh — seperti halnya dengan Yohanes XXIII — yang diadopsi.
Pada tahun 1978, Kardinal Albino Luciani menjadi paus pertama yang mengambil nama ganda, Yohanes Paulus I, untuk menghormati dua pendahulunya, Yohanes XXIII dan Paulus VI. Yohanes Paulus I juga merupakan Paus pertama sejak Lando pada tahun 913 yang mengadopsi nama kepausan yang sebelumnya belum pernah digunakan. Pada tahun 2013, nama baru diperkenalkan: Kardinal Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi.[1]
Simbolisme
suntingDi masa lalu, beberapa Paus menggunakan nama lahir mereka; yang lain memilih nama karena berbagai alasan, termasuk nama Paus yang mengangkat mereka menjadi kardinal. Sejak pertengahan abad ke-20, menjadi kebiasaan untuk memilih nama yang menandakan tujuan kepausan mereka.[2]
Pilihan nama Paus baru kini kerap dilihat sebagai isyarat kepada dunia tentang siapa yang akan ditiru oleh Paus baru tersebut dan kebijakan apa yang akan ia upayakan untuk diberlakukan. Demikian pula halnya dengan Benediktus XVI — ada spekulasi bahwa ia memilih nama tersebut karena ia ingin meniru Benediktus XV.
Santo Petrus adalah paus pertama; tidak ada uskup Roma yang memilih nama Petrus II, mungkin karena rasa hormat, meskipun tidak ada larangan untuk melakukannya. Sejak tahun 1970-an beberapa antipaus, dengan hanya sedikit pengikut, mengambil nama Paus Petrus II.
Mungkin karena adanya kontroversi mengenai anti-Paus yang dikenal sebagai Yohanes XXIII pada abad ke-15, nama ini dihindari selama lebih dari 500 tahun sampai pemilihan Kardinal Angelo Roncalli pada tahun 1958. Segera setelah mengambil nama Yohanes, tidak diketahui apakah ia akan menjadi Yohanes XXIII atau XXIV; ia memutuskan Yohanes XXIII. Angka yang digunakan oleh seorang antipaus diabaikan kecuali nama tersebut telah digunakan oleh paus yang sah; misalnya, Benediktus X baru dianggap sebagai antipaus beberapa abad setelah kematiannya, setelah kepausan sah Nicola Boccasini sebagai Benediktus XI.
Praktik saat ini
suntingSegera setelah seorang Paus baru terpilih, dan menerima pemilihan tersebut, ia ditanya dalam bahasa Latin "Dengan nama apakah kamu akan dipanggil?"[a] Paus yang baru memilih nama yang akan digunakannya sejak saat itu. Kardinal diakon senior atau kardinal protodiakon kemudian muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk mengumumkan paus baru dengan nama kelahirannya, dan mengumumkan nama kepausannya:
Annuntio vobis gaudium magnum:
Habemus Papam!
Eminentissimum ac reverendissimum dominum,
dominum [nama baptis],
Sanctæ Romanæ Ecclesiæ Cardinalem [nama belakang],
qui sibi nomen imposuit [nama kepausan].
Aku memberitakan kepadamu suatu sukacita yang besar:
Kita memiliki seorang Paus!
Yang Mulia dan Terhormat,
Tuan [nama baptis],
Kardinal Gereja Roma Suci [nama belakang],
yang mengambil namanya sendiri [nama kepausan].
Nama-nama Paus
suntingSampai tahun 2025, terdapat 81 nama kepausan yang berbeda, dengan 44 di antaranya, semuanya kecuali satu, digunakan hanya satu kali. Nama kepausan yang paling sering digunakan adalah Yohanes, dengan 21 paus yang menggunakan nama ini.
Perhatikan bahwa enam nama kepausan — "Yohanes," "Benediktus," "Bonifasius," "Aleksander," "Feliks," dan "Martinus" — memiliki perbedaan penomoran, karena kesalahan pencatatan atau perselisihan mengenai apakah seorang Paus yang sedang berkuasa tertentu sah.
Catatan
sunting- ^ [https://www.vatican.va/holy_father/francesco/speeches/2013/march/documents/papa-francesco_20130316_rappresentanti-media_en.html Audiente to representatives of the communications media — address of the holy father Pope Francis, Vatican – Paul VI Audience Hall Saturday, 16 March 2013.
- ^ Nicole Brown Chau (Mei 8, 2025). "New pope chooses Leo as his papal name. Here's why pontiffs change their names and what they mean". CBS News.
Referensi
sunting- McCLintock, John. 1891. Cyclopaedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature. Harper & Brothers. (Available online)
- Collins, Michael. 2009. Vatikan. Benyamin Hadinata, penerjemah. Jakarta:Erlangga
- Wilkinson, Philip dan Douglas Charing. 2016. Ensiklopedia Agama. Indro Suprobo, penerjemah. Sleman:Kanisius
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan