Mangga pari

spesies tumbuhan

Mangga pari adalah sejenis pohon mangga dengan buah yang kecil-kecil. Secara umum buah ini juga dipanggil sebagai mempelam, empelam, empelem (Mly.), poh amplem, poh gading (Bl.), pelem kecik (Jw.), mangga ayer (Mal.), mamuang kaleng (Th.), apali (Fil.) dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Mangifera laurina, dan termasuk ke dalam suku Anacardiaceae.

Mangga pari
Mangifera laurina

Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladmalvids
OrdoSapindales
FamiliAnacardiaceae
GenusMangifera
SpesiesMangifera laurina
Blume, 1850
Buah mangga pari,
Palabuhanratu, Sukabumi

Pemerian botanis sunting

 
Pohon mangga pari yang tua

Pohon besar, bertajuk rimbun dan lebar, tinggi mencapai 20-35 m dan gemang batang 40-150 cm. Kadang-kadang dengan akar papan (banir) yang pendek dan tebal. Daun tunggal, tersebar, bertangkai panjang ramping 2–8 cm. Helaian daun jorong melanset sampai lanset, 6-24 x 2–6 cm, agak liat seperti kulit, dengan ujung meruncing dan pangkal berbentuk pasak.

Karangan bunga berupa malai longgar, gundul atau sedikit berbulu, seperti piramida di ujung ranting, 10–40 cm panjangnya. Kuntum bunga hijau keputihan sampai kuning pucat, kecil-kecil, bertangkai panjang, terletak jarang-jarang, harum, berbilangan 5. Buah batu sangat serupa dengan mangga, berukuran lebih kecil, lk. 6-10 x 4–5 cm, kuning pucat jika masak; dengan daging yang mengandung banyak sari buah, kuning sampai agak jingga. Biji lk. 4,5-5,5 x 2-3 x 1,3-1,6 cm, poliembrioni.[1]

Kegunaan sunting

 
Buah mangga pari di pohonnya

Mangga pari umumnya ditanam untuk diambil buahnya, akan tetapi rasanya kalah jika dibandingkan dengan mangga. Buah yang masak berdaging tipis saja, sehingga tidak banyak yang menggemarinya kecuali anak-anak. Buah masak ini dimemarkan sehingga dagingnya hancur, kemudian kulitnya dilubangi sedikit untuk tempat menyedot sari buahnya. Buah yang muda sering dijual di pasar, untuk dijadikan rujak.

Jenis ini memiliki potensi sebagai sumberdaya genetika untuk memuliakan jenis-jenis mangga, karena mangga pari tahan terhadap penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) yang sering menyerang mangga. Mangga pari juga cocok sebagai batang bawah mangga.

Referensi sunting

  1. ^ Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 273-275.

Pranala luar sunting