Maimunah binti al-Harits

istri terakhir dari Nabi Muhammad dan termasuk Ummahatul mu'minin


Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyyah al-'Amiriyyah (bahasa Arab: ميمونة بنت الحارث الهلالية العامرية) (lahir pada tahun 594, wafat pada tahun 51 H/673) adalah istri terakhir dari Nabi Muhammad ﷺ, dan termasuk dari Ibu Para Mukminin.

Infobox orangMaimunah binti al-Harits

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) مَيْمُونَة بِنْت ٱلَحَارِث ٱلْهِلَالِيَّة‎ Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahirank. 592 Edit nilai pada Wikidata
Makkah Edit nilai pada Wikidata
KematianJanuari 672 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata (79/80 tahun)
Makkah Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanMakkah Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
Pasangan nikahAbu Ruhm ibn Abd al-Uzza (en) Terjemahkan (–629), pasangan meninggal dunia
Muhammad (629–632) Edit nilai pada Wikidata
IbuHindun binti 'Auf Edit nilai pada Wikidata
SaudaraSalma bint Umays (en) Terjemahkan, Asma binti Umays, Lubabah binti al-Harith, Zainab binti Khuzaimah dan Loubaba bint Al-Harith (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Kehidupan & Pernikahannya

sunting

Maimunah memiliki nama asli Barrah, namun Nabi Muhammad merubahnya menjadi Maimunah yang berarti "berita baik".[1] Maimunah berasal dari klan borjuis Banu Hilal. Saudara perempuannya, Lubabah menikah dengan Abbas bin Abdul-Mutthalib yang merupakan salah satu orang terkaya dari Bani Hasyim,[2] yang mana kemudian menjadi wali-nya Maimunah.[3] Maimunah dinikahi oleh Rasulullah ketika beliau sedang melaksanakan umrah, tetapi baru disetubuhi setelah beliau selesai menjalankannya.[4]

Maimunah dikenal sebagai perempuan yang baik hati. Ia pernah memiliki seorang budak perempuan yang kemudian ia bebaskan tanpa izin sang Nabi. Di saat waktu gilirannya bersama Nabi, ia pun menceritakan apa yang telah dilakukannya. Nabi pun berkata kepada Maimunah, bahwa ketimbang membebaskannya, Maimunah akan mendapatkan pahala yang lebih besar bilamana ia memberikan budak itu kepada salah satu paman dari pihak ibunya.[5]

Maimunah pernah memiliki anak anjing yang ia simpan di bawah tempat tidurnya. Pada suatu hari ia melihat suasana hati Sang Nabi sedang buruk. Rupanya itu dikarenakan Malaikat Jibril tidak menepati janjinya menemui beliau di malam sebelumnya. Sang Nabi pun teringat dengan anak anjing di bawah tempat tidur Maimunah. Beliau pun memerintahkannya untuk dikeluarkan. Dan menyiramkan air di tempat tersebut. Ketika malam tiba, Malaikat Jibril pun datang dan menginformasikan beliau bahwa dirinya tidak memasuki rumah yang ada anjing ataupun gambar di dalamnya. Lalu pada pagi hari, Sang Nabi pun memerintahkan agar tiap-tiap anjing supaya dibunuh,[6] termasuk yang masih kecil.[7] Namun membiarkan anjing yang ditugaskan untuk menjaga perkebunan besar.[6]

Nasabnya

sunting
  • Ayahnya: al-Harits bin Huzn bin Bujair bin Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin 'Amir bin Sha'sha'ah bin Muawiyah bin Bakr bin Hawazin bin Manshur bin 'Ikrimah bin Khafshah bin Qais bin 'Ailan bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.
  • Ibunya: Hindun binti 'Auf bin Zuhair bin Huthamah bin Jarasy bin Aslam bin Zaid bin Sahl bin 'Amru bin Qais bin Muawiyah bin Jasyam bin Abdu Syams bin Wa`il bin al-Ghauts bin Quthn bin 'Uraib bin Zuhair bin al-Ghauts bin Aiman bin al-Hamyasa' bin Humair bin Saba bin Yasy jab bin Ya'rib bin Qahthan.

Anak-anak Hindun binti 'Auf:

Gambar Makam Maimunah binti al-Harits

sunting

   

Referensi

sunting