Latto-latto di Malaysia

Latto-latto di Malaysia atau demam mainan latto-latto di Malaysia adalah suatu fenomena sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Malaysia terhadap mainan tradisional asal Amerika Serikat, yakni latto-latto dan kaitannya. Fenomena ini dimulai pada pertengahan Januari 2023 hingga saat ini yang ditandai kemunculan mainan latto-latto yang dimainkan secara luas dan ramai di Malaysia. Mainan latto-latto menjadi populer di kalangan masyarakat Malaysia[1] di beberapa negara bagiannya, seperti di Melaka (Sungai Udang Melaka Tengah), Perak, Negeri Sembilan (Seremban), Terengganu, Pulau Pinang, Kuala Lumpur, Selangor, Johor, Sarawak, dan Sabah. Fenomena ini semakin terkenal masuk ke ranah internet dan media sosial sebagai konten media. Fenomena ini tidak lepas dari pengaruh demam mainan latto-latto di Indonesia. Pengaruh besar melalui media TikTok yang menampilkan kepopuleran latto-latto di Indonesia turut menyebar di Malaysia, yang dimulai di Sabah. Terutama di Sabah wilayah Keningau, Papar, Kota Marudu, Kota Kinabalu, Sipitang, Tawau, Sandakan, permainan latto-latto ramai dijumpai. Mainan latto-latto banyak dipasok dan diimpor dari Indonesia dalam jumlah besar. Mainan latto-latto awalnya memasuki pasaran Malaysia terutama wilayah Sabah yang dijual 8-10 Ringgit per buahnya. Di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, di wilayah Kabupaten Sambas dan Kabupaten Nunukan, kegiatan jual beli mainan latto-latto cukup tinggi.

Fenomena penyebaran berdasarkan wilayah

sunting
Johor
  1. Pasir Gudang, Distrik Johor Bahru
Kedah
Kelantan
  1. Daerah Pasir Puteh
Kuala Lumpur
Labuan
Melaka
Negeri Sembilan
Pahang
Perak
  1. Kota Ipoh, Distrik Kinta
Perlis
Pulau Pinang
Putrajaya
Sabah
  1. Distrik Papar, Bagian Pantai Barat
  2. Distrik Penampang, Bagian Pantai Barat
  3. Distrik Putatan, Bagian Pantai Barat
  4. Distrik Ranau, Bagian Pantai Barat
  5. Kota Kinabalu, Bagian Pantai Barat
Sarawak
  1. Kuching, Bagian Kuching
Selangor
  1. Daerah Gombak
  2. Daerah Klang
  3. Daerah Hulu Langat
  4. Daerah Petaling
Terengganu
  1. Daerah Kuala Terengganu

Insiden

sunting

Hidung bocah Sabah bercucuran darah terkena latto-latto

sunting

Dilansir dari laporan media Daily Express dan diperluas Majoriti, seorang bocah laki-laki asal Ranau, Sabah mengalami cedera saat bermain latto-latto pada 26 Januari 2023. Bocah laki-laki tersebut mengalami cedera pada hidung seusai bandul latto-latto mengenai hidungnya. Insiden ini termuat dalam rekaman video memperlihatkan bocah yang memakai kaos merah terduduk di tanah sedang merintih kesakitan dan menangis dengan darah bercucuran dari hidung kanannya sebelum seorang bapak mengusap darah pada bagian hidungnya.[2]

Tali latto-latto melilit leher bocah hingga membekas

sunting

Seorang anak laki-laki bernama Ayaan didapati oleh ibunya yang bernama Zulaihah Abd. Mutalib sedang terlilit mainan latto-latto dilehernya. Saat itu ibunya seketika panik dan berteriak. Kemudian adiknya muncul dengan keadaan cemas mencari gunting biasa dan tidak ketemu, beruntung ada gunting kuku yang ditemukannya. Ibunya menuturkan bahwa ia menghadapi saat yang mencemaskan ketika putranya hampir kehilangan nyawanya saat tali mainan tanpa sengaja melilit leher putranya. Ibunya menyarankan kepada orang tua lainnya yang memiliki anak yang suka bermain latto-latto bahwa permainan tersebut bisa menjadi 'senjata' yang berbahaya terutama bagi anak-anak jika melakukan kesalahan. Ia menyarankan jika anak Anda tiba-tiba tidak bersuara (diam), lebih baik pergi dan lihat. Seperti pada dirinya, awalnya ia tidak memperhatikan leher (tali). Tetapi hatinya masih tidak enak. Wajah anaknya diam (tenang). Namun, jari anaknya mencoba menarik sesuatu di sekitar leher. Setelah itu dia geleng-geleng kepala.[3]

Zulaihah menambahkan kronologinya, saat itu adik Ayaan tidak mengetahui apa yang terjadi karena sedang membaca buku. Kakaknya sibuk belajar. Zulaihah membentaknya dan menanyakan keadaan adiknya (Ayaan). Setelah itu, anak-anaknya berteriak memberi tahu leher Ayann bahwa tali mainan itu macet (terbelit). Mengaku panik dengan keadaan tersebut, Zulaihah langsung meminta salah seorang putrinya untuk mencarikan gunting untuk memotong tali. Adiknya sedang kalut mencari gunting, mainan tersebut terlilit di leher. Zulaihah coba membukanya tetapi sulit melepaskannya. Perasaan Zulaihah campur aduk waktu itu, Zulaihah sangat marah. Adiknya lambat cari gunting, untungnya ia ingat gunting kuku itu ada di kunci mobil. Ia potong dan buang mainannya. Zulaihah menuturkan, tak terbayangkan jika di saat genting itu ia terus sibuk di dapur tanpa mengetahui kondisi anak-anaknya.[3]

Respons

sunting

Surat kabar daring Daily Express cabang Malaysia Timur di Kota Ranau, Distrik Ranau, Bagian Pantai Barat, Sabah, melaporkan bahwa mainan latto-latto telah membuat anak-anak di bawah umur yang memainkannya memar, bahkan berlumuran darah. Pihaknya menganjurkan bahwa seorang pemain harus memiliki keterampilan tertentu untuk bermain dan mereka yang tidak terampil harus berhati-hati agar tidak ada yang terbentur di kepala, wajah dan mata atau bahkan mimisan setelah diayunkan. Anak-anak yang bermain latto-latto harus diawasi secara ketat oleh orang tua atau senior agar tidak ada anak yang kehilangan gigi atau mata lebam akibat memainkan permainan yang membuat ketagihan tersebut.[4]

Daily Express mengungkapkan bahwa guru tidak mengizinkan siswa untuk memperkenalkan latto-latto atau bahkan membawa mainan ke sekolah karena tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar yang positif di sekolah. Beberapa orang tua juga menyatakan keprihatinannya dan berharap permainan tersebut direklasifikasi menjadi larangan karena berdampak buruk tidak hanya pada fisik anak tetapi juga beban biaya yang membebani orang tua. Ketika sesi sekolah dilanjutkan pada hari Rabu setelah libur Tahun Baru Imlek yang panjang, ditemukan bahwa beberapa sekolah telah mengedarkan peringatan bagi anak-anak agar tidak membawa mainan tersebut ke sekolah. Beberapa pihak sekolah merespons cepat terhadap fenomena latto-latto dengan mengimbau orang tua siswa mengontrol anak-anaknya yang memainkan mainan itu karena bisa berbahaya.[4]

Orang tua

sunting

Dilansir dari media daring Malaysia, Kosmo! di Kota Petaling Jaya, Petaling, Selangor melaporkan adanya keresahan orang tua dan masyarakat terhadap mainan latto-latto. Kekhawatiran mereka bukan tanpa alasan, anak-anak mereka bermain latto-latto berpotensi menimbulkan kecederaan. Seorang ibu menceritakan pengalaman anaknya yang hampir kehilangan nyawa ketika tali permainan tersebut terbelit pada leher. Sementara itu pada 26 Januari 2023, seorang dokter asal Malaysia, Kamarul Ariffin Nor Sadan dalam tulisan di Facebook-nya memberitahu, bahwa sepekan ini, terdapat beberapa pasien di kliniknya yang menderita kecederaan akibat bermain latto-latto. Ia mengungkapkan seorang anak-anak telah bengkak dan lebam pada batang hidungnya terkena bandul latto-latto. Ia menjelaskan bahwa permainan tersebut memiliki dua bandul pemberat, dan diikat dengan tali. Cara memainkannya melibatkan pemain yang mengayunkan kedua bandul pemberat tersebut sehingga saling bertabrakan, di bawah dan di atas tangan. Makin cepat diayunkan, dianggap makin kuat. Kemudian, jika ayunannya salah, ada risiko ketika tidak saling bertabrakan, lalu mengenai bagian tubuh. Ada latto-latto yang cukup berat, jadi kalau mengenai wajah cukup berbahaya, apalagi menyangkut mata, gigi atau hidung. Ia juga menitipkan pesan bagaimana cara terbaik bermain latto-latto agar terhindar dari kecelakaan. Seperti jangan mengayun latto-latto setinggi atau mendekati wajah. Ayunkan rendah atau sedikit ke depan dan hindari bermain terlalu dekat dengan orang lain.[5]

Peyorasi

sunting

Implikasi fenomena viral mainan latto-latto di Malaysia, sesuatu hal yang terjadi dikaitan dengan mainan latto-latto. Media Malaysia, kosmo.com menuliskan bahwa kenaikan overnight policy rate (OPR) atau tarif dasar semalaman di Malaysia pada tahun 2023 dianalogikan seperti mainan latto-latto yang dihentak atas dan bawah.[6]

Kompetisi

sunting

Seperti yang dilakukan di Indonesia, kompetisi latto-latto juga diadakan di Malaysia pada acara-acara tertentu.

Berikut ini adalah daftar kompetisi latto-latto yang akan dilaksanakan di Malaysia:

Waktu pelaksanaan Lokasi Pelaksana/panitia Acara Catatan Referensi
23 Januari 2023 Tawau, Sabah Turnamen Latto-Latto Peserta anak-anak usia di bawah 12 tahun
28 Januari 2023 ITCC Shopping Mall, Distrik Penampang, Bagian Pantai Barat, Sabah ITCC Shopping Mall Penampang dan didukung oleh Radio Era Sabah Pertandingan Latto-Latto
10 Februari 2023 Labuan, Labuan Komunitas Labuan Society dan didukung Labuan Corporation Pertandingan Lato-Lato Terbuka 2023 Para juara mendapatkan hadiah, yakni juara 1 Rm 88, juara 2 Rm 68, juara 3 Rm 38, juara 4 & 5 Rm 28. Biaya pendaftaran Rm 2.

Mitra produsen

sunting

Sumatera Barat

sunting

Pada 24 Januari 2023, sebanyak 40 karung dengan berat bersih 785 kilogram mainan latto-latto yang diproduksi salah satu pelaku usaha di Provinsi Sumatera Barat diekspor ke Malaysia. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) menyatakan ekspor mainan latto-latto itu merupakan ekspor perdana yang dilakukan pada tahun 2023 ini. Bea Cukai Teluk Bayur melaksanakan pelepasan ekspor perdana mainan latto-latto tujuan Malaysia di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dengan adanya ekspor latto-latto tersebut, dapat menjadi pemicu bagi masyarakat Sumbar, untuk semakin maju dan bersaing di pasar internasional. Mainan lato-lato di Indonesia memang saat ini tengah populer. Dengan adanya ekspor latto-latto itu, telah menunjukkan kalau latto-latto juga populer di kalangan luar negeri terutama di Malaysia. Dengan mengekspor latto-latto ini dapat menambah nilai ekonomi bagi pelaku usaha di Sumbar.[7]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Tim Redaksi kampungmamak.com (27 Januari 2023). "Hati-Hati Semua! 'Penyakit' Lato-Lato Kini Sudah Merebak Ke Malaysia!". kampungmamak.com (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  2. ^ Ambrose, Adriana Mroon (27 Januari 2023). "[VIDEO] Selepas ramai cedera di Indonesia, kini budak Ranau pula parah akibat mainan Lato-Lato". majoriti.com.my (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 28 Januari 2023. 
  3. ^ a b Tim Redaksi www.mstar.com.my (27 Januari 2023). "Berteriak si ibu nampak leher anak terbelit mainan lato-lato! Paling cemas kakak cari gunting tak jumpa, mujur ada pemotong kuku". www.mstar.com.my (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 28 Januari 2023. 
  4. ^ a b Dol, Clarence (26 Januari 2023). "Beware this dangerous toy". www.dailyexpress.com.my (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  5. ^ Tim Redaksi Kosmo! (27 Januari 2023). "Ibu bapa risau, anak-anak 'ketagih' lato-lato undang bahaya". www.kosmo.com.my (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  6. ^ Madun, Mohd Turmadzi (20 Januari 2023). "Kenaikan OPR ibarat mainan lato-lato". www.kosmo.com.my (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  7. ^ Hendra, Muhammad Noli (27 Januari 2023). "Sumbar Ekspor Lato-lato ke Malaysia". sumatra.bisnis.com. Diakses tanggal 28 Januari 2023.