Konsonan labiodental

(Dialihkan dari Konsonan bibir gigi)

Dalam ilmu fonetika, konsonan labiodental (disebut pula sebagai konsonan bibir-gigi) adalah konsonan yang diucapkan menggunakan bibir bagian bawah dan gigi bagian atas. Konsonan labiodental yang dikenali oleh Alfabet Fonetis International adalah sebagai berikut:

IPA Penjelasan Contoh
Bahasa Penulisan IPA Arti
konsonan hentian labiodental nirsuara Yunani σάπφειρος [ˈsafiro̞s̠] safir
konsonan hentian labiodental bersuara Sika Alofon dari /ⱱ/ dalam pengucapan perlahan.
p̪͡f konsonan afrikat labiodental nirsuara Tsonga N/A [tiɱp̪͡fuβu] 'kuda nil'
b̪͡v konsonan afrikat labiodental bersuara Tsonga N/A [ʃileb̪͡vu] 'dagu'
ɱ konsonan nasal labiodental Inggris symphony [ˈsɪɱfəni] 'simfoni'
f konsonan frikatif labiodental nirsuara Indonesia fakir [fakir] 'fakir'
v konsonan frikatif labiodental bersuara Inggris van [væn] 'van'
ʋ konsonan malaran tak bergeser labiodental Belanda wang [ʋɑŋ] 'pipi'
ⱱ konsonan sentuhan labiodental Mono vwa [a] 'kirim'
Xsampa-Oslash.png konsonan klik labiodental Nǁng ʘoe [ʘ̪oe] daging

Simbol ɧ mengacu pada sebuah suara yang berada di bahasa Swedia, secara resmi dideskripsikan mirip dengan konsonan frikatif velar [x], tetapi dalam salah satu varian dialek merupakan labiodental yang terbibirkan dan divelarisasikan, secara tidak ambigu ditranskripsikan menjadi [fˠʷ]. Konsonan klik labiodental adalah sebuah alofon dari konsonan klik (bi)labial.

KejadianSunting

Suara labiodental yang umum terjadi fonemis adalah frikatif dan malaran tak bergeser. Konsonan sentuhan labiodental The labiodental terdapat dalam selusin bahasa secara fonemis, tetapi hanya terbatas secara geografis di Afirka bagian tengah dan tenggara (Olson & Hajek 2003). Dibandingkan dengan cara artikulasi lainnya, konsonan bilabial terjadi lebih sering (yang secara bersamaan membentuk jenis konsonan labial).

[ɱ] terjadi cukup sering, tetapi dalam hampir keseluruhan bahasa dimana terjadi, ia hanya terdapat sebagai alofon dari /m/ sebelum konsonan labiodental seperti /v/ dan /f/. Ia dilaporkan terjadi secara fonemis dalam dialek bahasa Teke, tetapi klaim-klaim terdahulu telah terbukti salah.

Dialek XiNkuna dari bahasa Tsonga memiliki sepasang afrikat sebagai fonem. Dalam beberapa bahasa lain, seperti bahasa Xhosa, afrikat dapat terjadi sebagai alofon dari frikatif. Ini berbeda kasus dengan afrikat bilabial-labiodental <pf> di bahasa Jerman, yang diawali dengan p bilablial. Afrikat labiodental tergolong sebagai suara yang langka.

Hentian labiodental tidak diketahui sebagai fonem yang terpisah dalam bahasa apapun. Ia umumnya ditulis sebagai ȹ ȸ (ligatur qp dan db).

Lihat pulaSunting

ReferensiSunting