Rangkayo Khailan Syamsu (nama lengkap dalam ejaan lama: Rangkajo Chailan Sjamsoe Datoek Toemenggoeng) (6 April 1905 – 23 September 1962) adalah tokoh pejuang hak perempuan dan kemerdekaan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai wartawan dan penulis.[1][2]

Rangkayo Khailan Syamsu Datuk Tumenggung
Khailan Syamsu sebagai pimpinan delegasi Indonesia pada Konferensi Esperanto di Oslo, Norwegia, pada tahun 1953.
LahirChailan Sjamsoe
(1905-04-06)6 April 1905
Bukittinggi, Hindia Belanda
Meninggal23 November 1962(1962-11-23) (umur 57)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPolitisi, wartawan, penulis
Dikenal atasPejuang hak perempuan
Pejuang kemerdekaan Indonesia
Penggiat Gerakan Esperanto
Suami/istriLanjumin Dt. Tumangguang

Dalam pergaulan antar-bangsa, namanya juga dikenal sebagai seorang penggiat Gerakan Esperanto, dan dipercaya sebagai Presiden Federasi Esperanto Asia Selatan serta Presiden Asosiasi Esperanto Islam.[1]

Riwayat sunting

Pejuang hak perempuan sunting

Khailan bersama Rukmini Santoso merupakan tokoh aktivis perempuan terkemuka di Hindia Belanda yang memperjuangkan hak politik dan hak memilih wakil-wakil kaum perempuan dalam pemerintahan dan Dewan Rakyat atau Volksraad pada era 1930-an. Ia bergabung sebagai anggota dalam Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht in Nederlands-Indië, suatu organisasi yang memperjuangkan hak pilih perempuan.[1][3][4] Mereka berdua kemudian menjadi figur utama pada organisasi tersebut.

Ia dipercaya memimpin sebagai Ketua Perkumpulan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-Anak (P4A) setelah organisasi itu terbentuk pada tahun 1931. Pada tahun 1932 ia mendirikan majalah Pedoman Isteri dan sekaligus menjadi editornya hingga tahun 1939. Majalah itu kemudian menjadi corong Persatuan Isteri Pegawai/Priyayi Bestuur (PIPB) yang didirikan pada tahun 1936. Ia juga menjabat sebagai Presiden Persatuan Isteri Pegawai/Priyayi Bestuur.[1]

Penggiat Gerakan Esperanto sunting

Setelah kemerdekaan Indonesia aktivitas Khailan terus berlanjut. Ia mulai mempelajari Bahasa Esperanto di Eropah pada tahun 1950. Setelah itu Khailan aktif ambil bagian dalam pertemuan-pertemuan gerakan Esperanto di dunia internasional. Mulai dari tahun 1951, Khailan menghadiri berbagai pertemuan yang disebut Universala Kongreso (Kongres Esperanto Universal) yang diadakan setiap tahun di negara yang berbeda-beda.[1]

Dalam beberapa pertemuan, seperti Internacia Somera Universitato yang diadakan di Oslo, Norwegia, pada tahun 1953 dan di Montevideo, Uruguay, sebagai pimpinan delegasi Indonesia, Khailan tampil berbicara dan berpidato di podium. Ia juga menghadiri Universala Ekspozicio, suatu eksebisi akbar Esperanto yang diadakan di Buenos Aires, Argentina.[1]

Ia kemudian menjadi pendorong utama Gerakan Esperanto di Indonesia sejak tahun 1952, lalu mendirikan dan sekaligus menjabat sebagai Presiden Indonezia Esperanto-Asocio (Asosiasi Esperanto Indonesia) pada tahun yang sama.[1][5] Sebagai esparantis antar-bangsa, ia kemudian juga didaulat menjabat sebagai Presiden Sudazia Esperanto-Federacio (Federasi Esperanto Asia Selatan) pada tahun 1958, serta Presiden Islama Esperanto-Asocio (Asosiasi Esperanto Islam) pada tahun 1959.[1][6]

Khailan Syamsu bersama Liem Tjong Hie, Soen Kiat Liong, dan Hasan Basri, merupakan figur-figur utama dalam Gerakan Esperanto di Indonesia. Gerakan Esperanto di Indonesia melemah bahkan hilang sejak tiadanya Khailan yang meninggal dunia pada tahun 1962, ditambah dengan situasi politik yang tidak kondusif pada awal hingga pertengahan dekade 1960-an, di mana gerakan tersebut sering dikait-kaitkan dengan komunisme.[1][5][7]

Penulis sunting

Khailan Syamsu juga aktif menulis, terutama artikel dan buku tentang kebudayaan dan perempuan Indonesia serta buku tentang bahasa Esperanto sebagai sarana pembelajaran bagi orang-orang yang ingin memperdalam bahasa tersebut. Salah satu bukunya tentang perempuan adalah 30 tahun menentang Polygami yang diterbitkan tahun 1958.

Kehidupan pribadi sunting

Khailan Syamsu lahir pada 6 April 1905 di Bukittinggi pada masa Hindia Belanda. Ia berpendidikan baik karena mengenyam pendidikan di sekolah Belanda. Ia menikah dengan Lanjumin Dt. Tumangguang,[1] seorang birokrat, tokoh wartawan, dan juga pernah menjadi wakil pegawai pribumi di Volksraad, yang berasal dari Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat. Pernikahan mereka dikaruniai lima orang anak dan belasan cucu. Khailan Syamsu meninggal dunia di Jakarta pada 23 November 1962 dalam usia 57 tahun.[1]

Karya tulis sunting

 
Sampul buku 30 tahun menentang Polygami karya Rangkayo Khailan Syamsu Datuk Tumenggung (1958)
  • Eenvoudige Rijstaffel (Penerbit Uitgevers Mij Chailan Sjamsoe, Djakarta, 19--?) [8]
  • Kehilangan pedoman (Penerbit G. Kolff, Bandung, 19--?) [9]
  • Berbagai-bagai keperloean kaoem isteri (Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1948) [10]
  • Rumahku, mahligaiku (Penerbit Visser, Bandung, 1949) [11][12]
  • Hikajat Kamaruddin dan Badruddin (Penerbit -?, -?, 1950) [12]
  • Aku pandai menjulam (Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1952)
  • Kamus untuk wanita (Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1952) [13]
  • Adat sopan santun (Penerbit Andalas, -?, 1957) [14]
  • 30 tahun menentang Polygami (Penerbit Chailan Sjamsoe, Jakarta, 1958) [15]
  • Dengan paspor Republik Indonesia (Penerbit Chailan Sjamsoe, Jakarta, 1959) [16]

Aktivitas dan organisasi sunting

  • Ketua Perkoempoelan Pemberantasan Perdagangan Perempoean dan Anak-Anak (1931)
  • Anggota Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht in Nederlands-Indie (1931)
  • Pendiri dan Editor majalah Pedoman Isteri (1932 – 1939)
  • Presiden Persatoean Isteri Pegawai / Priyayi Bestuur
  • Pendiri dan Ketua Persatoean Kaoem Iboe Minangkabaoe (cabang perempuan dari Persatoean Minangkabaoe Djakarta) (1938)
  • Pendiri dan Presiden Indonezia Esperanto-Asocio (Asosiasi Esperanto Indonesia) (1952)
  • Pendiri dan Redaktur Voĉo el Indonezio (Suara Indonesia, majalah resmi Indonezia Esperanto-Asocio) (1953)
  • Presiden Sudazia Esperanto-Federacio (Federasi Esperanto Asia Selatan) (1958)
  • Presiden Islama Esperanto-Asocio (Asosiasi Esperanto Islam) (1959) [1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k l "The Esperanto movement in the Dutch East Indies and Indonesia" Heidi Goes, Academia. Diakses 05 November 2015.
  2. ^ "Commemoratives of Famous Women for 6 April 2015" Fembio e.V.. Diakses 04 November 2015.
  3. ^ "Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Republik"[pranala nonaktif permanen] Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Balai Pustaka, 2008. Diakses 24 Juli 2013.
  4. ^ "Women and the State in Modern Indonesia" Susan Blackburn, Cambridge University Press, 2004. Diakses 24 Juli 2013.
  5. ^ a b "Sejarah AEI" Situs Esperanto Indonesia. Diakses 05 November 2015.
  6. ^ "Komunitas Esperanto Indonesia, Hidupkan Pengguna Bahasa Pergaulan Internasional"[pranala nonaktif permanen] JPNN, 26 Januari 2014. Diakses 04 November 2015.
  7. ^ "Dikait-kaitkan dengan Komunis, Organisasi Menghilang" Diarsipkan 2014-01-29 di Wayback Machine. Indo Pos, 27 Januari 2014. Diakses 07 November 2015.
  8. ^ "Buku Resep Masakan Masa Silam: Eenvoudige Rijstaffel" Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. Djaman Dahoeloe. Diakses 07 November 2015.
  9. ^ "Kehilangan pedoman" WorldCat. Diakses 06 November 2015.
  10. ^ "Berbagai-bagai keperloean kaoem isteri" Google Books. Diakses 06 November 2015.
  11. ^ "Rumahku, mahligaiku"[pranala nonaktif permanen] Leiden University Libraries. Diakses 06 November 2015.
  12. ^ a b "Hikajat Kamaruddin dan Badruddin" Classify OCLC Research. Diakses 06 November 2015.
  13. ^ "Kamus untuk wanita" Google Books. Diakses 06 November 2015.
  14. ^ "Adat sopan santun" Google Books. Diakses 06 November 2015.
  15. ^ "30 tahun menentang Polygami" Google Books. Diakses 06 November 2015.
  16. ^ "Dengan paspor Republik Indonesia" WorldCat. Diakses 06 November 2015.

Pranala luar sunting