Ketoprak (ikan)

jenis ikan air tawar

Ketoprak (Pristolepis fasciata) atau disebut juga patung, Tempe atau empatung adalah sejenis ikan air tawar anggota famili Nandidae. Ikan ini menyebar di Asia Tenggara dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Catopra, Banded Asian Leaffish, atau Malayan Leaffish. Nama genus Catopra Bleeker kemungkinan meminjam nama ikan ini dalam dialek Betawi: katoprak atau ketoprak. Di beberapa daerah, ada pula yang menyebutnya ikan kepor atau ikan tempe.

Ketoprak
Patung, Pristolepis fasciatus
dari Sabung Tanjakan, Sajad, Sambas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. fasciata
Nama binomial
Pristolepis fasciata
(Bleeker, 1851)
Sinonim
  • Catopra fasciata Bleeker, 1851[1]
  • Pristolepis fasciatus Bleeker, 1851
  • Catopra nandoides Bleeker, 1851
  • Catopra siamensis Gunthër, 1862

Pengenalan

sunting
 
Pelat identifikasi menurut G.H. Ford, 1863

Ikan berukuran kecil hingga sedang, panjang standar (SL, standard length) hingga sekitar 210 mm. Tinggi tubuh 2 kalinya sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 2,6 kalinya sebanding dengan panjang standar. Profil atas kepalanya menaik dan lurus dari moncong hingga mendekati punggung, agak lekuk di tentang mata, lalu melengkung hingga awal sirip dorsal.[2]

Sirip dorsal (punggung) dengan XII-XIV jari-jari keras (duri) dan 14-16 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 8-9. Gurat sisi yang pertama terputus pada kira-kira sejajar akhir sirip dorsal, dilanjutkan berselang dua sisik di bawahnya hingga ke batang ekor dan awal sirip ekor; jumlahnya 20-22 + 9-12. Gurat sisi terpisahkan oleh 4½ sisik dari duri sirip dorsal yang tengah. Sirip pektoral (dada) kira-kira sepanjang jarak antara nostril (lubang hidung) yang belakang hingga ujung belakang operkulum (tutup insang). Sirip ventral (perut) lebih pendek, tetapi mencapai lubang dubur (anus).[2]

Tubuh berwarna kelabu zaitun di sisi punggung, lebih terang ke sebelah bawah. Sisi samping dengan kurang lebih 10 belang warna gelap yang agak samar, tampak lebih jelas pada ikan yang muda.[2]

Agihan dan kebiasaan

sunting

Ketoprak diketahui menyebar luas mulai dari Burma, Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Ada pula catatan dari Kerala di India selatan, tetapi ini diperkirakan dari jenis yang lain.[3] Di Asia Tenggara, ikan ini terutama menghuni aliran sungai-sungai Mekong dan Chao Phraya, juga tercatat dari sungai Maeklong.

Catatan dan spesimen contoh diperoleh dari Taluk, Bengkulu, Lahat, Palembang, Teluk Betung; Singkawang, Monterado, Bengkayang, Pemangkat, Mandor, Sintang, Danau Seriang, Sungai Kapuas, Sungai Seberuang, Sungai Kenepai, Banjarmasin, Kutai, dan lain-lain.[2]

Ikan ini menyukai air yang tenang atau yang menggenang, pada sungai-sungai sedang hingga besar, dan pada lapangan-lapangan yang mengalami banjir, pada rawa-rawa, danau, serta kolam. Sering ditemui pada bagian-bagian yang bervegetasi, ikan patung terutama memakan alga, tetumbuhan darat yang terendam air, buah, biji-bijian; ditambah lagi serangga akuatik dan krustasea.[4]

Manfaat

sunting

Empatung merupakan ikan konsumsi bernilai lokal. Di luar negeri, ia juga dipelihara sebagai ikan hias pengisi akuarium.[4]

Jenis serupa

sunting

Pristolepis grooti (sepatung) sangat mirip dengan P. fasciata, dengan sedikit perbedaan. Di antaranya sebanyak 3½ deret (fasciata: 4½ deret) sisik memisahkan duri-duri tengah sirip dorsal dengan deretan sisik gurat sisi; dan sirip ventral yang tidak mencapai (fasciata: mencapai) lubang dubur. Perbedaan lainnya adalah pada pewarnaan, dan pada profil atas kepala menuju tengkuknya yang lebih mencembung (fasciata: cenderung lurus).[2]

Nama ikan ketoprak juga dipakai untuk kapar (Belontia hasseltii)

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Bleeker, P. 1851. Derde bijdrage tot de kennis der ichthyologische fauna van Borneo, met beschrijving van eenige nieuwe soorten van zoetwatervisschen. Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch Indië / uitgegeven door de Natuurkundige Vereeniging in Nederlandsch Indië. Deel II: 65 (57-70). Batavia:Lange &co, 1851.
  2. ^ a b c d e Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1936. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago VII: 479-80. E.J. Brill. Leiden.
  3. ^ IUCN Red List: Pristolepis fasciata
  4. ^ a b FishBase: Pristolepis fasciata

Pranala luar

sunting