Kermanshah (bahasa Persia: کرمانشاه, juga dikenal sebagai Bākhtarān atau Kermānshāhān),[2] adalah ibu kota dari Provinsi Kermanshah, Iran yang terletak 525 kilometer (326 mil) dari Teheran di bagian barat Iran. Menurut sensus tahun 2011, populasi kota ini berjumlah adalah 851.405 jiwa. Mayoritas penduduk berbicara bahasa Kurdi Selatan. Kermanshah memiliki iklim sedang dan pegunungan.[3][4][5][6] Kermanshah adalah kota berbahasa Kurdi terbesar di Iran.[7][8][9][10] Sebagian besar penduduk Kermanshah adalah Muslim Syi'ah, tetapi ada minoritas seperti Muslim Sunni, Yarsanisme dan sebagainya.[11][12]

Kermanshah
کرمانشاه
Kota
Berkas:Taqwesan Blvd.jpg
Julukan: 
Tanah Sejarah & Mitos; Tanah Kekasih Abadi; Tanah Shirin & Farhad
Kermanshah di Iran
Kermanshah
Kermanshah
Koordinat: 34°18′51″N 47°03′54″E / 34.31417°N 47.06500°E / 34.31417; 47.06500
Negara Iran
ProvinsiKermanshah
ShahrestanKermanshah
BakhshPusat
DidirikanAbad ke-4
Pemerintahan
 • Wali KotaPeyman Ghorbani
Ketinggian
1,350 m (4,429 ft)
Populasi
 (Sensus 2016)
 • Perkotaan
946.651 [1]
 • Demonim
Kermanshahi
Zona waktuUTC+3:30 (IRST)
 • Musim panas (DST)UTC+4:30 (IRDT)
Kode pos
67146
Kode area telepon083
IklimIklim mediterania musim panas
Situs webwww.kermanshahcity.ir

Periode prasejarah

sunting

Karena keantikannya, bentang alam yang menarik, budaya yang kaya dan desa-desa Neolitikum-nya, Kermanshah dianggap sebagai salah satu tempat kelahiran budaya prasejarah. Menurut survei dan penggalian arkeologi, daerah Kermanshah telah ditempati oleh orang-orang prasejarah sejak periode Paleolitikum Bawah, dan berlanjut ke periode Paleolitikum kemudian sampai periode Pleistosen akhir. Bukti zaman Paleolitikum Bawah terdiri dari beberapa kapak tangan yang ditemukan di daerah Gakia, sebelah timur kota. Peninggalan zaman Paleolitikum Tengah ditemukan di sekitar utara kota di Tang-e Kenesht dan dekat Taqwasan. Manusia Neanderthal ada di wilayah Kermanshah selama periode ini. Gua Paleolitikum yang dikenal di daerah ini adalah Warwasi, Qobeh, Malaverd, dan Gua Do-Ashkaft. Wilayah ini juga merupakan salah satu tempat pertama di mana pemukiman manusia berada, di antaranya berada di Asiab, Qazanchi, Tappeh Sarab, Chia Jani, dan Ganj-Darreh yang didirikan antara 8.000-10.000 tahun yang lalu.

Pada bulan Mei 2009, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamedan dan University College London (UCL), kepala Pusat Penelitian Arkeologi dari Warisan Budaya dan Organisasi Pariwisata Iran mengumumkan bahwa salah satu desa prasejarah tertua di Timur Tengah sejak 9800 Sebelum Sekarang, ditemukan di Shahrestan Sahneh, terletak di sebelah barat Kermanshah.[13]

Periode sejarah

sunting

Dalam mitologi kuno Iran, pembangunan kota ini dikaitkan dengan Tahmuras, raja ketiga dinasti Pishdadian. Dipercaya bahwa dinasti Sasaniyah telah membangun Kermanshah (disebut sebagai Kermanshah, yang berarti raja Kerman) dan Raja Bahram IV yang memberikan nama bagi kota ini.[14] Kermanshah adalah kota yang mulia di masa Kekaisaran Sasaniyah sekitar abad ke-4 masehi ketika menjadi ibu kota Kekaisaran Persia dan pusat kesehatan yang signifikan yang berfungsi sebagai sanggraloka musim panas bagi para raja-raja Sasaniyah. Pada tahun 226 masehi, setelah perang dua tahun yang dipimpin oleh Kaisar Persia, Ardashir I, melawan suku "Kurdi" di wilayah itu, kekaisaran mengembalikan seorang pangeran "Kurdi" lokal, Kayus dari Medya, untuk memerintah Kermanshah. Pada saat itu, istilah "Kurdi" digunakan sebagai istilah sosial, menunjuk pada orang-orang nomaden Iran, daripada kelompok etnis konkret.[15][16] Kata itu menjadi identitas etnis pada abad ke-12 dan ke-13.[17][18]

Periode Islam

sunting

Kermanshah ditaklukkan oleh bangsa Arab pada tahun 640. Di bawah pemerintahan Dinasti Seljuk pada abad kesebelas, Kermanshah menjadi pusat budaya dan komersial utama di Iran barat. Dinasti Safawiyah membentengi kota ini, dan Dinasti Qajar memukul mundur serangan dari Kesultanan Utsmaniyah selama masa pemerintahan Fath-Ali Shah Qajar (1797–1834). Kermanshah diduduki oleh Kesultanan Utsmaniyah antara tahun 1723–1729 dan tahun 1731-1732.

Referensi

sunting
  1. ^ https://www.amar.org.ir/english
  2. ^ Kermanshah dapat ditemukan di GEOnet Names Server, di pranala ini, dengan membuka kotak Advanced Search, memasukkan "-3070245" di formulir "Unique Feature Id", dan mengklik "Search Database".
  3. ^ "Arrest of the Assyrian leader of the Kermanshah Church in iran". Assistnews.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-29. Diakses tanggal 2011-12-02. 
  4. ^ Iran Chamber society: accessed: September 2010.
  5. ^ روزنامه سلام کرمانشاه Diarsipkan 2010-06-21 di Wayback Machine. Persian (Kurdish)
  6. ^ آشنایی با فرهنگ و نژاد استان کرمانشاه Diarsipkan 2018-09-29 di Wayback Machine.(Persian)
  7. ^ http://www.shahrekhabar.com/economic/1425128820035607
  8. ^ http://www.kordha.ir/?p=1423
  9. ^ http://www.mehrnews.com/news/1563659/%DA%A9%D8%B1%D9%85%D8%A7%D9%86%D8%B4%D8%A7%D9%87-%D9%BE%D8%B1%D8%AC%D9%85%D8%B9%DB%8C%D8%AA-%D8%AA%D8%B1%DB%8C%D9%86-%D8%B4%D9%87%D8%B1-%DA%A9%D8%B1%D8%AF%D9%86%D8%B4%DB%8C%D9%86-%D8%A7%DB%8C%D8%B1%D8%A7%D9%86
  10. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-27. Diakses tanggal 2016-03-18. 
  11. ^ www.justice.gov
  12. ^ "www.artkermanshah.ir/". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-29. Diakses tanggal 2018-11-14. 
  13. ^ "Most ancient Mid East village discovered in western Iran". 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-01. Diakses tanggal 2009-05-23. 
  14. ^ Dehkhoda: Kermanshah Diarsipkan 2011-05-11 di Wayback Machine..
  15. ^ J. Limbert. (1968). The Origins and Appearance of the Kurds in Pre-Islamic Iran. Iranian Studies, 1.2: pp. 41-51.
  16. ^ G. Asatrian. (2009). Prolegemona to the Study of Kurds. Iran and the Caucasus, 13.1: pp. 1-58.
  17. ^ James, Boris. (2006). Uses and Values of the Term Kurd in Arabic Medieval Literary Sources. Seminar at the American University of Beirut, pp. 6-7.
  18. ^ Martin van Bruinessen, "The ethnic identity of the Kurds," in: Ethnic groups in the Republic of Turkey, compiled and edited by Peter Alford Andrews with Rüdiger Benninghaus [=Beihefte zum Tübinger Atlas des Vorderen Orients, Reihe B, Nr.60]. Wiesbaden: Dr. Ludwich Reichert, 1989, pp. 613–21. [1] Diarsipkan 2015-10-15 di Wayback Machine.

Sumber

sunting

Pranala luar

sunting