Kelas bisnis adalah sebuah kelas perjalanan yang awalnya dibuat sebagai pengisi celah antara kelas ekonomi dan kelas satu, namun kini banyak maskapai penerbangan yang menawarkan kelas bisnis sebagai kelas tertinggi, karena tidak lagi menawarkan kelas satu.[1] Pada penerbangan komersial, kelas bisnis penuh biasanya ditandai dengan huruf 'J' atau 'C', ataupun huruf lain tergantung kebijakan maskapai.[2][3][4]

Kursi kelas bisnis di pesawat Boeing 747-400 milik British Airways.
Kursi kelas bisnis di pesawat Boeing 777-300ER milik Air India.
Kursi kelas bisnis di pesawat Boeing 777-300ER milik Emirates.

Penerbangan sunting

Sejarah sunting

Maskapai penerbangan mulai memisahkan penumpang kelas ekonomi dan kelas satu pada akhir dekade 1970-an. Pada tahun 1976, KLM memperkenalkan layanan tambahan untuk penumpang kelas ekonomi, yang memungkinkan penumpang kelas ekonomi untuk duduk tepat di belakang penumpang kelas satu. Konsep tersebut lalu diikuti oleh sejumlah maskapai, termasuk Air Canada.[5] United Airlines dan Trans World Airlines juga pernah menerapkan konsep tersebut pada tahun 1978, tetapi akhirnya dihentikan karena adanya kritik dari penumpang kelas ekonomi, yang merasa fasilitasnya dikurangi akibat adanya kelas bisnis.[6] United juga mengaku kesulitan melacak penumpang mana yang seharusnya duduk di bagian tertentu di kabin kelas ekonomi pada penerbangan lanjutan.[7] American Airlines juga mulai memisahkan penumpang kelas bisnis dan kelas ekonomi pada tahun 1978, dengan menetapkan bahwa kursi-kursi di bagian tengah pesawat adalah untuk penumpang kelas bisnis.[8]

Pada saat itu, muncul spekulasi di kalangan industri penerbangan bahwa pesawat terbang supersonik akan menarik semua penumpang yang mampu membayar mahal, sehingga kedepannya hanya akan ada kelas supersonik dan kelas subsonik.[5] Pada tahun 1977, El Al mengumumkan rencananya untuk memperkecil kabin kelas satu dan memperluas kabin kelas bisnis pada semua pesawat miliknya, karena mereka memperkirakan bahwa penumpang kelas satu akan beralih ke Concorde.[9]

Pada bulan Oktober 1978, di bawah kepemimpinan CEO Colin Marshall, British Airways memperkenalkan "Club World," sebuah kabin premium dengan berbagai macam fasilitas, sebagai cara untuk lebih membedakan penumpang kelas bisnis dengan kelas ekonomi.[10] Pan Am lalu mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan "Kelas Clipper" pada bulan Juli 1978,[11] serta Air France dan Pan Am memperkenalkan kelas bisnis pada bulan November 1978.[12] Qantas mengklaim akan meluncurkan kelas bisnis pertama di dunia pada tahun 1979.[13]

Pada tanggal 1 November 1981, Scandinavian Airlines System memperkenalkan EuroClass yang menawarkan fasilitas berupa kabin terpisah, konter check-in tersendiri, dan lounge. Pada saat yang sama, fasilitas kelas satu dihapus dari semua pesawatnya di Eropa.

Domestik dan regional sunting

Australia dan Selandia Baru sunting

 
Business Premier Air New Zealand

Qantas dan Virgin Australia menawarkan kelas bisnis pada rute domestik serta rute trans-Tasman ke Selandia Baru. Penerbangan antara Perth dan Sydney biasanya dilengkapi dengan kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya, sementara rute lain dilengkapi dengan kursi yang dapat direbahkan.

Di sisi lain, Air New Zealand tidak menawarkan kelas bisnis pada rute domestiknya. Kelas bisnis hanya tersedia pada pesawat Boeing 777 dan Boeing 787 miliknya yang digunakan untuk penerbangan dari/ke Selandia Baru, Australia, dan Kepulauan Pasifik. Kelas bisnis pada rute tersebut dilengkapi dengan kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya.

Amerika Utara sunting

Kanada sunting

Pada penerbangan jarak pendek, Air Canada, menawarkan kursi yang dapat direbahkan, mirip seperti yang ditawarkan pada kelas bisnis regional di Amerika Serikat. Walaupun begitu, pada sejumlah rute ramai, seperti Vancouver–Toronto, Air Canada menggunakan pesawat besar seperti Boeing 777, Boeing 787, Boeing 767, dan Airbus A330. Pada pesawat besar tersebut, kelas bisnisnya dilengkapi dengan kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya. Namun, pada maskapai penerbangan berbiaya rendah, seperti Air Transat dan WestJet, kelas bisnisnya "bergaya Eropa", yakni berupa kursi kelas ekonomi yang dilengkapi dengan sekat di antara tiap kursinya.

Amerika Serikat sunting

American Airlines dan Delta Air Lines menawarkan kursi kelas bisnis yang dapat direbahkan sepenuhnya pada pesawat berbadan lebar miliknya. Sementara United Airlines sedang dalam proses menerapkan desain baru pada kursi kelas bisnisnya yang juga dapat direbahkan sepenuhnya. Makanan berat disajikan di Tiongkok setelah lepas landas, dan tergantung pada durasi penerbangannya, makanan ringan akan disajikan sebelum mendarat. Penumpang kelas Bisnis Internasional mendapat fasilitas prioritas check-in dan pengamanan, serta akses lounge. United dan American juga menawarkan lounge premium dengan layanan makanan yang lebih mewah untuk penumpang kelas tersebut.

 
Delta One Delta Air Lines

Sejumlah rute antara Pesisir Barat dan Timur juga disebut sebagai "transkontinental premium" dan menawarkan pengalaman penerbangan yang mirip seperti pada kelas Bisnis Internasional jarak jauh. Walaupun begitu, tidak semua kursi mendapat akses langsung ke lorong. American menggunakan pesawat Airbus A321T yang dilengkapi dengan 20 kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya dengan konfigurasi 2-2. JetBlue juga memiliki sejumlah pesawat Airbus A321 yang dilengkapi dengan kelas Mint Business, yang berupa gabungan antara kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya dengan konfigurasi 2-2 dan ruang kabin dengan konfigurasi 1-1. United dan Delta menggunakan pesawat berbadan sempit maupun lebar untuk melayani rute tersebut, dengan berbagai macam desain kursi yang dapat direbahkan sepenuhnya.

Hampir semua penerbangan lain di Amerika Serikat (serta ke Kanada, Amerika Tengah, dan Karibia) milik American, United, Delta, dan Alaska menggunakan pesawat berbadan sempit yang dilengkapi dengan dua kabin. Kabin depan dipasarkan dengan nama "Kelas Satu" pada rute domestik, walaupun sebenarnya menggunakan dasar tarif kelas bisnis. Tarif tersebut meliputi kursi yang dapat direbahkan, prioritas check-in/pengamanan/naik pesawat, dan peningkatan layanan lain. Hanya Alaska Airlines yang menyediakan akses lounge untuk penumpang "Kelas Satu" di luar rute internasional. Minuman beralkohol maupun non-alkohol disajikan dengan gelas atau cangkir keramik. Layanan makanan sangat bervariasi tergantung pada kebijakan maskapai, jam keberangkatan, dan rute. Penerbangan antar bandara besar pada siang hari biasanya menyajikan makanan berat. Sementara pesawat kecil tidak dilengkapi oven, sehingga semua makanan disajikan dalam keadaan dingin. Setelah menyajikan makanan, pramugari akan membagikan sejumlah makanan ringan premium untuk masing-masing penumpang.

Eropa sunting

 
Kelas bisnis British Airways

Maskapai asal Eropa secara umum menawarkan kelas bisnis yang lebih baik daripada kelas ekonomi. Biasanya maskapai menggunakan tirai untuk memisahkan kursi kelas ekonomi dan kursi kelas bisnis. Sejumlah maskapai seperti Air France dan Lufthansa menggunakan bangku yang kapasitasnya dapat diubah-ubah, sehingga dapat berkapasitas tiga orang (untuk penumpang kelas ekonomi) atau dua orang (untuk penumpang kelas bisnis).

Kelas bisnis mulai jarang dijumpai di sejumlah rute jarak pendek / menengah, karena diganti dengan kelas ekonomi premium dan kelas ekonomi biasa (KLM dan SAS). Pada rute-rute tersebut, kursi untuk semua penumpang sama persis, yang berbeda hanya fleksibilitas tiket serta pilihan menu makanan dan minumannya. Pada rute yang lebih pendek (biasanya kurang dari satu jam), sejumlah maskapai tidak lagi menawarkan kelas bisnis (seperti BMI pada sejumlah rutenya) dan hanya menawarkan satu kelas. British Airways biasanya menawarkan kelas "Bisnis Britania Raya" pada rute domestik, yang menawarkan faslitas tambahan berupa prioritas check-in, klaim ulang bagas, akses lounge, dan prioritas naik pesawat. Selama penerbangan, hingga tanggal 11 Januari 2017, semua penumpang mendapat minuman dan makanan ringan, atau sarapan pagi untuk penerbangan yang berangkat sebelum jam 09:29.

Maskapai penerbangan diskon sunting

 
Kelas bisnis Boeing 777-300ER milik Biman Bangladesh Airlines.
 
Kelas bisnis Hainan Airlines di Airbus A330

Sebagian besar maskapai penerbangan berbiaya rendah, seperti Ryanair dan easyJet di Eropa, Tiger Airways di Australia, Southwest Airlines di Amerika Serikat, dan bahkan beberapa maskapai nasional seperti Aer Lingus dan Air New Zealand pada rute domestik dan regionalnya tidak menyediakan kelas bisnis. Walaupun begitu, beberapa maskapai menyediakan sejumlah opsi di atas kursi ekonomi standar:

  • AirAsia memberi harga tiket lebih mahal pada kursi yang terletak di bagian depan pesawat atau di dekat pintu keluar, karena kursi di kedua lokasi tersebut memiliki ruang kaki yang lebih luas, serta memungkinkan penumpang keluar terlebih dahulu dari pesawat (kursi tersebut disebut Kursi Panas).[14]
  • Pada rute domestik dan trans-Tasman, Air New Zealand memilki kursi Space + yang tersedia khusus untuk anggota elit Koru Club, atau juga dapat ditempati oleh penumpang yang mau membayar biaya lebih saat check-in. Kursi tersebut menawarkan ruang kaki yang lebih luas daripada kursi di kelas ekonomi biasa.
  • jetBlue menawarkan Even More Space (semua kursi pada sembilan baris pertama di pesawat Airbus A320 dan semua kursi pada baris pintu darurat di pesawat Embraer E-190 miliknya) dengan harga $20 sampai $90 lebih mahal. EML juga menawarkan prioritas pada saat naik atau turun pesawat.
  • Spirit Airlines menawarkan Big Front Seats pada kursi yang terletak di baris pertama pada semua pesawatnya. Kursi yang digunakan adalah kursi bekas Kelas Satu yang kini tidak lagi disediakan oleh Spirit. Kursi tersebut memiliki konfigurasi 2-2, bukannya 3-3 seperti pada kelas ekonomi biasa.

Penerbangan jarak jauh sunting

 
Kursi kelas bisnis pada pesawat Airbus A330 milik Qantas dengan lapisan matras

Pada penerbangan jarak jauh, kelas bisnis jauh berbeda dengan kelas ekonomi, tidak seperti pada penerbangan jarak pendek, di mana perbedaan antara kelas bisnis dan kelas ekonomi tidak terlalu banyak. Banyak fasilitas di kelas bisnis yang terinspirasi dari fasilitas di kelas satu. Terjadinya resesi pada akhir dekade 2000-an juga membuat sejumlah maskapai melepas kursi kelas satu pada pesawat miliknya (karena kursi kelas satu memerlukan tempat dua kali lipat lebih luas daripada kursi kelas bisnis), sehingga tersisa kelas bisnis sebagai kelas tertinggi. Sementara maskapai lain ada yang mengubah konsep kursi kelas satunya untuk tetap dapat melayani penumpang yang menginginkan lebih dari kelas bisnis.[15]

Sebagaimana pada kelas satu, kelas bisnis menyediakan semua minuman beralkohol dan kualitas makanannya lebih tinggi daripada kelas ekonomi. Penumpang kelas ekonomi biasanya tidak diperbolehkan untuk duduk di kabin kelas bisnis yang kosong, walaupun penumpang kelas satu dapat juga duduk di kabin kelas bisnis.

Galeri sunting

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ Perry Garfinkel (2008-03-10). "On some airlines, business class goes first". The International Herald Tribune. Diakses tanggal 2015-12-15. 
  2. ^ "UN TRAVEL POLICY SUMMARY" Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. United Nations Environment Programme. Retrieved: 20 September 2012.
  3. ^ "Understanding Airfares". Retrieved: 20 September 2012.
  4. ^ Bennett, Andrea. "Deciphering Airline Fare Codes Diarsipkan 2012-08-29 di Wayback Machine." Airfare Watchdog, 21 October 2008. Retrieved: 20 September 2012.
  5. ^ a b "Why airlines are wooing the business high-fliers". news.google.com. 
  6. ^ "'Three-class' air service is scrubbed by TWA". news.google.com. 
  7. ^ https://news.google.com/newspapers?id=ZtoiAAAAIBAJ&sjid=z8wFAAAAIBAJ&pg=1263%2C913435[pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "'FULL-FARE' Passengers to Get Better Service on Airliners". news.google.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-07. Diakses tanggal 2018-11-26. 
  9. ^ Williams, Winston (1977-08-18). "El Al Sees Financial Drain Resulting From Fare Cuts – El Al Expecting Reduced Fares To Cause Severe Financial Drain – Article – NYTimes.com". Select.nytimes.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-06. Diakses tanggal 2012-03-29. 
  10. ^ Petzinger, Thomas (1996). Hard Landing: The Epic Contest For Power and Profits That Plunged the Airlines into Chaos. Random House. ISBN 978-0-307-77449-1. 
  11. ^ "Pan Am Profit Hit High in 2nd Quarter; Revenue Rose 16%". Pqasb.pqarchiver.com. 1978-07-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-06. Diakses tanggal 2012-03-29. 
  12. ^ "air france | 1983 | 1806 | Flight Archive". Flightglobal.com. 1983-10-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-30. Diakses tanggal 2012-03-29. 
  13. ^ "Boeing Aircraft Take Qantas Further". Qantas.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-13. Diakses tanggal 2012-03-29. 
  14. ^ "AskAirAsia – What is a Hot Seat?". www.airasia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-01. Diakses tanggal 2017-05-17. 
  15. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-21. Diakses tanggal 2016-12-09. 

Pranala luar sunting

  Media terkait Business class di Wikimedia Commons   Panduan perjalanan First and business class flights di Wikiwisata