Kebudayaan Yahudi atau secara rinci Kebudayaan Sekuler Yahudi mencakup beberapa fenomena yang berkaitan; dan terutama ini merupakan kebudayaan komunitas-komunitas sekuler bangsa Yahudi. Namun hal ini bisa pula mencakup andil para individu yang merasa tergolong sebagai orang Yahudi, atau bahkan budaya kaum Yahudi religius yang sedang berada pada daerah kebudayaan yang secara umum tidak dihubungkan dengan agama.

Kata sekuler di atas tidak merujuk kepada jenis kaum Yahudi namun kepada jenis kebudayaan tertentu. Misalkan, kaum Yahudi Ortodoks yang taat kepada ajaran agamanya yang menulis kesusastraan dan musik atau membuat film dengan tema non-religius, berperan serta dalam kebudayaan sekuler Yahudi, meskipun mereka sendiri tidak sekuler.

Namun biar bagaimanapun, Yudaisme membimbing para pengikutnya tidak hanya dalam kepercayaan saja namun juga dalam kehidupan sehari-sehari sehingga bisa disebut sebagai "cara hidup" (way of life) yang membuatnya sulit untuk membuat garis pemisah yang jelas antara Yudaisme dan kebudayaan Yahudi. Selain itu, tidak semua individu dari semua fenomena kebudayaan bisa dengan mudah diperikan baik sebagai "sekuler" maupun "religius". Pada banyak tempat dan waktu, misalnya pada masa Helenik kuno, di Eropa sebelum dan sesudah Pencerahan, dan dalam masa kontemporer di Amerika Serikat dan Israel, fenomena budaya telah berkembang dengan nuansa yang khas Yahudi tanpa harus bersifat agamawi secara khusus. Sejumlah faktornya muncul dari dalam Yudaisme, yang lain dari interaksi orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka; juga lainnya dari dinamika sosial dan budaya di dalam suatu komunitas, bukan dari agama sendiri.