Kapal pertahanan pesisir Jepang Shimushu

kapal

Shimushu (占守) adalah sebuah kapal pertahanan pesisir dan pemimpin dari kelasnya yang dibangun oleh Angkatan laut Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.

Shimushu tahun 1940
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Shimushu
Asal nama Pulau Shumshu
Pasang lunas 29 November 1938
Diluncurkan 13 Desember 1939
Mulai berlayar 30 Juni 1940
Dicoret 5 Oktober 1945
Nasib Diserahkan ke Uni Soviet pada 5 Juli 1947
Uni Soviet
Nama EK-31
Diperoleh 5 Juli 1947
Dipensiunkan 16 Mei 1959
Ganti nama
  • PS-25 (1948)
  • PM-74 (1957)
Nasib Dibesituakan
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal pertahanan pesisir kelas-Shimushu
Berat benaman 870 ton panjang (880 t) (standar)
Panjang 77,7 m (254 ft 11 in)
Lebar 9,1 m (29 ft 10 in)
Sarat air 3,05 m (10 ft 0 in)
Tenaga 4.050 hp (3.020 kW)
Kecepatan 19,7 kn (36,5 km/h; 22,7 mph)
Jangkauan 8.000 nmi (15.000 km; 9.200 mi) pada 16 kn (30 km/h; 18 mph)
Awak kapal 150 orang
Senjata

Latar belakang

sunting

Kaibōkan dibuat oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dengan tujuan sebagai kapal multi fungsi. Kaibōkan berfungsi sebagai kapal patroli, kapal pengawal konvoi, serta kapal penyapu ranjau. Karena fungsi tersebut Kaibōkan tidak terlibat secara langsung dalam peperangan, terutama di garis depan. Ukuran kaibōkan sendiri umumnya lebih kecil dari kapal perusak dan memiliki laju yang lebih lambat.

Karier

sunting

Shimushu ikut dalam pendaratan di Thailand, mengawal Divisi Infanteri Angkatan Darat Kekaisaran Jepang ke-55 untuk mendarat di Nakhon pada 8 Desember 1941. Dia juga mengawal konvoi invasi ke Malaya, Sumatra, dan Palembang. Dengan menggunakan sonarnya, ia tidak sengaja mendeteksi keberadaan kapal penjelajah tempur milik Britania Raya HMS Repulse pada 29 Januari 1942, sehingga ia menjadi kapal pertama yang menemukan lokasi bangkai kapal di dasar laut.

Shimushu berpartisipasi dalam Konvoi HI-40 pada 19–24 Februari 1944, dimana ia mengawal enam kapal pengisian bahan bakar, dan hanya dikawal oleh dia sendirian. Dan naas, salah satu kapal yang dikawalnya, Nampo Maru, terkena torpedo dan tenggelam oleh kapal selam Amerika USS Grayback dan Jack. Semenjak tragedi konvoi tersebut, staf umum angkatan laut tidak lagi berani memakai hanya satu kapal saja untuk mengawal konvoi.

Pada 25 November, Shimushu terkena torpedo dari kapal selam Amerika USS Haddo dan kehilangan haluannya, kemudian dia diperbaiki pada 20 Januari 1945. Dibutuhkan lebih dari satu tahun untuk memperbaikinya. Setelah Perang Dunia II selesai, ia diserahkan kepada Uni Soviet pada 5 Juli 1947, tiga bulan setelah Hibiki diserahkan pada 5 April 1947. Dalam jajaran Armada Pasifik Soviet, dia bertugas sebagai kapal pengawal EK-31 (1947), kapal pengiriman PS-25 (1948), dan terakhir sebagai kapal perbaikan PM-74 (1957). Dia dipensiunkan pada 16 Mei 1959, lalu dibesituakan.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting