Ridhima Pandey (2008) [1]merupakah aktivis lingkungan keturunan India yang berasal dari Uttarakand India. Aktivismenya dimulai saat dia melayangkan tuntutan ke pemetintah India karena tidak serius menangani masalah perubahan iklim. Berkat aktivismenya inilah, dia sering dikenal sebagai Greta Thurnberg dari India.[2] Ia memperoleh penghargaan sebagai seorang aktivis lingkungan pada Young Naturalist Award 2020. Ia lahir di daerah Haridwar dari orang tua yang telah lama mendalami isu lingkungan serta berkecimpung dalam kegiatan konservasi serta perlindungan satwa liar. Hal ini membuatnya tumbuh serta terbiasa dalam paham-paham mengenai keseimbangan ekosistem dan urgensi tatanan alam sedari dini. Ayahnya, Dinesh Pandey banyak membantu mendorong Ridhima untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam kampanye perawatan lingkungan di India.[3]

Ridhima Pandey
KebangsaanIndia
PekerjaanAktivis lingkungan
Orang tua
  • Dinesh Pandey (bapak)
  • Vinita Pandey (ibu)
Penghargaan100 Women (BBC) 2020

Kehidupan awal sunting

Pandey tinggal di Haridwar,[4]Uttarakhand. Dia adalah anak perempuan dari Dinesh Pandey yang bekerja di Wildlife Trust India dan ibunya, Vinita Pandey bekerja di Departemen Kehutanan Kota Uttarakhand.[5]Ridhima secara alami terus bertumbuh dari waktu ke waktu melalui aktivitas serta diskusi yang kemudian mendorongnya menjadi seorang komunikator isu-isu lingkungan. Pada saat usianya Ketertatikannya terhadap isu perubahan iklim bermula saat kotanya mengalami banjir India Utara pada tahun 2013 akibat cuaca buruk selama tiga tahun kebelakang dan menyebabkan kira-kira 1000 orang tewas akibat banjir ini dan longsor yang ditimbulkan.[6] Ia sempat mengalami gangguan kecemasan apabila mendengar berita buruk mengenai bencana. Dikemudian hari, Ia secara khusus juga menjadi pengamat bagaimana proyek-proyek pembangunan seringkali tidak memperhatikan analisis ahli atau keseimbangan alam. Pada saat usianya 13 tahun, ia berhasil dikenal sebagai seorang aktivis muda India yang bergerak pada isu lingkungan di India. Ia juga dikenal karena perjuangannya yang tak kenal takut melawan perubahan iklim yang terjadi di dunia.[butuh rujukan]

Aktivisme yang dilakukan sunting

Berangkat dari rasa khawatirnya atas bencana banjir besar yang pernah melanda negaranya serta rasa kepeduliannya Ridhima mulai mengkampanyekan tindakan merawat alam dimulai dari hal kecil seperti menghindari plastik sekali pakai, mengurangi jejak buruk zat karbon dan upaya penghematan dengan mematikan lampu dan peralatan saat tidak digunakan, termasuk menghemat air serta pergi ke sekolah bersepeda.

Petisi ke pemerintah India sunting

Kegiatan aktivisme pertama Ridhima dilakukan pada tahun 2017. Saat itu, Ridhima bersama dengan Ritwick Dutta dan Meera Gopal yang diwakilkan oleh Rahul Choudhary sebagai pengacara mengajukan petisi kepada National Green Tribunal (NGT) yang merupakan pengadilan pemerintah India khusus isu lingkungan.[6] Ia mengkritisi tanggapan pemerintah yang lamban dalam upaya mengurangi perubahan iklim dan melindungi lingkungan[7]. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang efektif untuk mengurangi dan meminimalkan dampak buruk perubahan iklim di India dengan cara menyiapkan perencanaan pemulihan perubahan iklim serta membuat anggaran karbon. NGT pun menolak petisinya dan menyatakan bahwa semua tuntutannya sudah dicakup kedalam pakta lingkungan.[2]

Komplain ke PBB sunting

Saat mengurus visa ke negara Norwegia di Noida untuk pergi ke Oslo, Ridhima menghubungi organisasi yang sedang mencari anak-anak yang beraktivitas dalam isu lingkungan yang berada di sana. Ridhima pun melakukan wawancara pada bulan Agustus 2019 dan akhirnya terpilih untuk pergi ke New York dan menghadiri Pertemuan Puncak Aksi Iklim PBB 2019.[8] Kemudian. Ridhima yang berusia 11 tahun bersama dengan 15 pejuang iklim muda lainnya yang berasal dari dari 12 negara, termasuk Thunberg, Ayakha Melithafa and Alexandria Villaseñor mengajukan keluhan resmi penting kepada Komite Hak Anak PBB di Pertemuan Puncak Aksi Iklim PBB 2019 yang saat itu dilaksanakan pada tanggal 23 September 2019.[9] Mereka memprotes kurangnya tindakan pemerintah pada krisis iklim dunia dengan mendakwa Argentina, Brazil, Prancis, Jerman dan Turki gagal menyelesaikan masalah lingkungan sehingga melanggar Konvensi Hak-Hak Anak.[10]

Referensi sunting

  1. ^ "National Youth Day 2022: Honouring the Young Activists of India". The CSR Journal (dalam bahasa Inggris). 12 Januari 2022. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  2. ^ a b "WHO IS RIDHIMA PANDEY". Business Standard India. Diakses tanggal 10 April 2022. 
  3. ^ Pandey, Poornima (2021-01-11). "Everything To Know About Ridhima Pandey The 13 Year Old Climate Activist From India". Her Zindagi. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  4. ^ "Community Archives". Alliance Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 April 2022. 
  5. ^ "Ridhima Pandey". xynteo.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 April 2022. 
  6. ^ a b Farand, Chloe (1 April 2017). "Meet the nine-year-old girl who is suing the Indian Government over climate change". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 April 2022. 
  7. ^ Ahuja, Aastha (2022-03-06). "NEWS International Women's Day 2022: From Suing Indian Government To Knocking Doors Of The UN, This Teenage Climate Warrior Is Calling To Save The Earth". NDTV. Diakses tanggal 2022-03-13. 
  8. ^ "India's Greta Thunberg: All about 11-year-old climate activist Ridhima Pandey". India Today (dalam bahasa Inggris). 27 September 2019. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  9. ^ "#ChildrenVsClimateCrisis". childrenvsclimatecrisis.org. Diakses tanggal 11 April 2022. 
  10. ^ Arnoldy, Ben (23 September 2019). "Greta and 15 Kids Just Claimed Their Climate Rights at the UN". Earthjustice (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 April 2021.