Ibnu Rajab
Ibnu Rajab (736–795 H) adalah seorang ulama Islam yang beraliran Mazhab Hambali. Ia berasal dari Bagdad dan menempuh pendidikan keagamaan awal di Bagdad. Guru awalnya dalam ilmu hadis adalah ayah dan kakeknya yang merupakan ahli hadis. Ibnu Rajab kemudian pindah ke Damaskus, Hijaz dan Al-Quds untuk belajar hadis. Gurunya yang utama adalah Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
Nama | Ibnu Rajab al-Hanbali |
---|---|
Lahir | 736 H Baghdad |
Meninggal | 795 H |
Zaman | Abad Pertengahan |
Firkah | Sunni |
Mazhab Fikih | Hambali |
Dipengaruhi oleh | |
Mempengaruhi |
Ibnu Rajab banyak menulis karya tulis ilmiah dalam Mazhab Hambali. Dua karya tulisnya yang utama ialah Ṭabaqāt al-Ḥanābilah dan Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam.
Kelahiran
suntingIbnu Rajab Al-Hanbali dilahirkan pada bulan Rabiul Awal pada tahun 736 Hijriah di Baghdad.[1] Ayah Ibnu Rajab bernama Ahmad bin Rajab.[butuh rujukan]Semua sumber biografi menyepakati bahwa Ibnu Rajab dilahirkan setelah 80 tahun sejak dikuasainya Baghdad oleh Kekaisaran Mongol. Nasab Ibnu Rajab adalah Zainuddin Abdurrahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Al-Hasan bin Abu Al-Barkat Mas'ud As-Salami Al-Bahgdadi Ad-Dimasyqi Al-Hanbali. Penyematan Rajab pada namanya berasal dari gelar kakeknya yang bernama Abdurrahman bin Al-Hasan.[butuh rujukan]
Pendidikan
suntingPada usia tiga hingga lima tahun, Ibnu Rajab mulai mendengarkan hadis secara berulang kali dari majelis ilmu yang diadakan oleh kakeknya di Baghdad.[2] Ibnu Rajab juga mendengarkan hadis dari ayahnya yang merupakan seorang pakar hadis. Selain itu, selama bertumbuh besar di Bagdad, Ibnu Rajab banyak membaca riwayat hadis dan mendengarkan hadis dari para ulama di Bagdad.[3]
Pada tahun 744 H, Ibnu Rajab pindah ke Damaskus untuk mendengarkan hadis. Setelah itu, ia ke Hijaz dan Al-Quds untuk mendengarkan hadis.[4] Ibnu Rajab Al-Hanbali menjadi salah satu murid dari Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.[5]
Pekerjaan
suntingIbnu Rajab mengadakan majelis ilmu di Madrasah Darul Hadits As-Sukkariyah. Madrasah ini berlokasi di Al-Qasha'in yang menjadi tempat tinggal bagi Ibnu Rajab.[6]
Karya tulis
suntingKarya tulis keagamaan
suntingIbnu Rajab menulis karya tulis tentang tafsir dan ilmu Al-Qur'an antara lain Tafsir Surah al-Ikhlaas, Tafsir Surah al-Faatihah, Tafsir Surah an-Nasr, I'raab al-Bismillah, dan Al-Istighnaa bil-Qur'an. Dalam ilmu hadis, Ibnu Rajab menulis kitab Syarh Sunan al-Tirmidzi, Fath al-Bari bi Syarh Sahih al-Bukhari, Jami' al-'Uloom wal-Hikam fi Syarh khamsina Haditsan min Jawami al-Kalim, Maa Dhi'bani Ja'iaan ursilaa fi Ghanam, Ikhtiyaar al-Awlaa fi Syarh Hadith Ikhtisaam al-Mala al-A'alaa, Nur al-Iqtibas fi Mishkaat Wasiyyat an-Nabi Libn Abbas, Ghayat an-Nafa fi Syarh Hadith Tamthil al-Mu'min bi Khamat az-Zara, dan Kasyf al-Kurbah fi Wasfi Hali Ahl al-Ghurbah.[butuh rujukan]Ibnu Rajab juga menulis kitab tentang fikih, antara lain Al-Istikhraj fi Ahkam al-Kharaj, Al-Qawa'id al-Fiqhiyyah, dan Kitab Ahkam al-Khawatim wa ma yat'alaqu biha.[butuh rujukan]Kitab Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam ditulis oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali sebagai syarah atas kitab Al-Arba’in fî Mabaniy al-Islâm wa Qawâ’id al-Ahkâm karya Imam Nawawi. Isi kitab Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam mensyarah 40 hadis pilihan yang terdapat dalam kitab Al-Arba’in fî Mabaniy al-Islâm wa Qawâ’id al-Ahkâm. Kitab Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam telah dicetak ulang.[7]
Ibnu Rajab mengikuti Mazhab Hambali.[8] Di dalam kitab-kitab yang ditulisnya dapat ditemukan pendapat-pendapat dalam Mazhab Hambali.[9] Salah satunya ialah kitab Ṭabaqāt al-Ḥanābilah yang berisi tentang Mazhab Hambali.[8]
Karya tulis sejarah dan biografi
suntingIbnu Rajab menulis karya tulis tentang sejarah dan biografi. Beberapa di antaranya ialah Adh-Dhayl 'alaa Tabaqat al-Hanabilah, Mukhtasar Sirah Umar ibn 'Abd al-'Aziz, dan Sirah 'Abd al-Malik ibn Umar ibn 'Abd al-'Aziz.[butuh rujukan]
Karya tulis lainnya
suntingIbnu Rajab menulis berbagai macam kitab. Beberapa di antaranya ialah Lata'if al-Ma'arif fima li Mawasim al-Aam min al-Wadha'if, At-Takhweef min an-Naar wat-Ta'reef bi Hali Dar al-Bawar, Al-Farq bayna an-Nasihah wat-Ta'yir, dan Ahwal Ahl al-Quboor.[butuh rujukan]
Kematian
suntingIbnu Rajab meninggal pada bulan Rajab tahun 795 H di Damaskus.[10] Ia dikuburkan di Al-Bab Ash-Shagir.[11]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Al-Hanbali 2019, hlm. 1.
- ^ Rajab 2006, hlm. 10.
- ^ Rajab 2006, hlm. 10-11.
- ^ Rajab, Ibnu (Januari 2019). Panduan Ilmu dan Hikmah. Bekasi: Darul Falah. hlm. xxix–xxx. ISBN 979-3036-40-0.
- ^ Syahrizal 2021, hlm. 64.
- ^ Al-Hanbali 2019, hlm. 1-2.
- ^ Syahrizal 2021, hlm. 45.
- ^ a b Jalili, Ismail (Juni 2020). Andriyanto, ed. Eksistensi Sadd adz-Dzari’ah Dalam Ushul Fiqh: Kajian Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H/1350 M) (PDF). Klaten: Penerbit Lakeisha. hlm. 27–28. ISBN 978-623-7887-76-8.
- ^ Sarwat, Ahmad (Agustus 2018). Fatih, ed. Wajibkah Shalat Pakai Sutrah? (PDF). Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing. hlm. 25.
- ^ Al-Hanbali 2019, hlm. 2.
- ^ Rajab 2006, hlm. 12.
Daftar pustaka
sunting- Al-Hanbali, Ibnu Rajab (November 2019). Negeri Kebinasaan: Seburuk-buruk Tempat Kembali [At-Takhwif minan Naar wat Ta'rif bi Haali Daril Bawar]. Jakarta Timur: Griya Ilmu. ISBN 978-623-92097-0-4.
- Rajab, Ibnu (2006). Orang-Orang yang Ditolong Allah [Jami'ul Ulum wal Hikam (Hadits XXXVI)]. Diterjemahkan oleh Bahri, Fadhli. Darul Falah.
- Syahrizal (November 2021). Nurhayati dan Gade, F., ed. Kode Etik Mahasiswa dalam Perkuliahan Menurut Imam Nawawi (PDF). Banda Aceh: Ar-Raniry Press. ISBN 978-623-7410-96-6.