Hubertus Johannes van Mook

Hubertus Johannes (Huib) van Mook (30 Mei 1894 – 10 Mei 1965) adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda secara de facto (pangkat sesungguhnya adalah Wakil Gubernur Jenderal) yang terakhir yang menjabat setelah Jepang menguasai Hindia Belanda.

Hubertus Johannes van Mook
Van Mook di London, antara tahun 1940-1945
Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Masa jabatan
1942 – 28 Oktober 1948
Penguasa monarkiWihelmina
Perdana MenteriSutan Sjahrir
Amir Sjarifuddin
Sebelum
Pengganti
Louis Beel (sebagai Komisaris Tinggi untuk Hindia Belanda)
Informasi pribadi
Lahir
Hubertus Johannes van Mook

(1894-05-30)30 Mei 1894
Semarang, Hindia Belanda
Meninggal10 Mei 1965(1965-05-10) (umur 70)
L'Isle-sur-la-Sorgue, Prancis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi sunting

Kehidupan Awal sunting

Hubertus van Mook lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 30 Mei 1894. Ayahnya bernama Matheus Adrianus Antonius van Mook, yang meninggalkan Belanda tak lama setelah menikahi Cornelia Rensina Bouwman pada 1893. Di Hindia Belanda, ayahnya tak lama menjadi inspektur/penilik sekolah rakyat di Surabaya,[1] dan keduanya juga datang ke Hindia Belanda sebagai pengajar.[2] Meskipun dia memang keturunan Belanda totok yang lahir di tanah Hindia, Van Mook menganggap koloni Hindia Timur Belanda -terkhususnya Pulau Jawa- sebagai bagian terpisah dengan Negeri Belanda. Bahkan dia menganggap dirinya sebagai "orang Hindia"[3] dengan Jawa sebagai tanah kelahirannya.[4]

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar HBS di Soerabaja, van Mook pindah ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan tinggi teknik di Delft. Pada tahun 1914, ia sempat masuk dinas ketentaraan sukarela ketika Perang Dunia Pertama dimulai, dan kemudian melanjutkan studi Indologie di Universitas Leiden pada tahun 1916 dan lulus pada tahun 1918. Aspirasi Van Mook terhadap masa depan koloni Hindia Belanda dimulai pada masa ini, dan ia sempat mengorganisasikan sebuah kongres pelajar untuk mengumpulkan aspirasi para pelajar dari Hindia Belanda mengenai masa depan tanah kelahiran mereka. Kongres Pelajar Hindia di Leiden diadakan pada tanggal 23-24 November 1917 dan dihadiri oleh beberapa perwakilan pelajar seperti Bagindo Abdullah dan Han Tiauw Tjong. Hasil kongres tersebut merupakan kesepakatan melalui musyawarah di antara perwakilan organisasi pelajar, dimana koloni Hindia Belanda hendaknya dikembangkan dengan sebuah otonomi sebagai negara terpisah dari Negeri Belanda, dengan sistem federasi yang menghormati hak-hak otonomi dari setiap daerah swapraja yang mengadakan perjanjian dengan pemerintah Hindia Belanda.[5]

Kiprah Politik di Hindia sunting

Setelah kembali ke Hindia Belanda, Van Mook ditugaskan menjadi inspektur untuk mengurusi distribusi pangan di Semarang. Pada tahun 1921, Hubertus van Mook menjadi penasihat urusan pertanahan di Djogdjakarta pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana VIII, dimana ia membuat tulisan mengenai kehidupan warga Djogdjakarta di kawasan Kota Gede yang kemudian diterbitkan pada tahun 1926[6] saat ia kembali ke Belanda untuk menempuh studi mengenai Hukum Adat di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven. Selama studi dalam bimbingan Vollenhoven dari tahun 1924 hingga 1926, Van Mook semakin memperdalam gagasannya mengenai masa depan Hindia Belanda. Kemudian pada tahun 1927, ia menjadi asisten residen urusan kepolisian di Batavia.

Hubertus van Mook menjadi anggota Volksraad yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Cornelis de Graeff pada masa jabatan tahun 1931 hingga 1935. Sebagai anggota Volksraad, Van Mook sering memprotes kebijakan pemerintah Negeri Belanda pada masa Malaise yang dinilai memberatkan Hindia Belanda. Salah satu contohnya adalah pada saat kapal penjelajah De Zeven Provincien (yang awak kapalnya terlibat dalam Peristiwa Kapal De Zeven Provincien pada tahun 1933) diperbaiki dari tahun 1930 hingga 1932 sebagai persiapan untuk pemindahan dari Skuadron Belanda menuju Skuadron Hindia pada akhir tahun 1932, seluruh biaya perbaikannya (sebesar 500 ribu guilders) ditanggung oleh pemerintah Hindia Belanda, termasuk biaya pemulihan ketika kapal mengalami kerusakan dalam Peristiwa 1933.[7] Pada tahun 1938, Van Mook menjadi Direktur Departemen Urusan Ekonomi menggantikan George Hart.[8]

Perang Dunia Kedua sunting

Pada tanggal 20 November 1941, Van Mook diangkat menjadi Menteri Urusan Tanah Jajahan (Minister van Kolonie) dalam pemerintahan Negeri Belanda. Pada tanggal 31 Desember 1941, beberapa minggu setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, ia diangkat oleh Ratu Wilhelmina menjadi Wakil Gubernur-Jenderal dan berusaha mendapatkan dukungan militer dari Amerika Serikat untuk pengadaan persenjataan melawan Jepang. Namun bantuan militer terlambat datang dan masih berada di Australia meskipun telah dibayar lunas. Saat Jepang mendarat di Jawa, Van Mook mengungsi ke Brisbane, Australia bersama beberapa petinggi sipil dan militer, sementara Gubernur-Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Letnan Jenderal Hein Ter Poorten tetap berada di Hindia. Gubernur Starkenborgh dan Jenderal Poorten ditawan Jepang setelah menandatangani Perjanjian Kalijati, kemudian dibawa ke Manchuria dan baru dilepaskan pada bulan September 1945.

Pada tahun-tahun akhir Perang Pasifik, Van Mook yang berada di Australia tetap menyandang pangkat Wakil Gubernur Jenderal meskipun secara de facto bertindak selaku Gubernur Jenderal karena selain Gubernur Starkenborgh masih ditawan Jepang, beberapa anggota pemerintahan darurat Belanda di London menolak Van Mook yang dianggap terlalu liberal dan pro-Indonesia. Van Mook melaksanakan tugas sebagai Gubernur Jenderal dari tanggal 14 September 1944 sampai 1 November 1948 ketika ia digantikan oleh Louis Joseph Beel.

Setelah Revolusi Nasional Indonesia sunting

Pada tahun 1949 van Mook menjadi profesor tamu di Universitas California, dan pada tahun 1951 Van Mook bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pakar pengembangan wilayah. Sejak 1960, Van Mook memilih menetap di L'Isle-sur-la-Sorgue, Prancis sampai akhir hayatnya di tahun 1965.

Rujukan sunting

  1. ^ Swantoro 2017, hlm. 290, 292.
  2. ^ "Bagaimana Hubertus van Mook Mencintai Indonesia dan Dibenci olehnya". Tirto.id. 17 Agustsu 2017. Diakses tanggal 5 April 2019. 
  3. ^ Ooi 2004, hlm. 1385.
  4. ^ Bayly & Harper 2007, hlm. 170.
  5. ^ ""Kami, Orang Indonesia" Bergema di Belanda". Historia.id. 2017-03-16. Diakses tanggal 2023-12-01. 
  6. ^ Pramasta, Dandy (2019-08-29). "Masuk Daftar Kota Terindah di Asia Versi CNN, Ini Kisah Kotagede Yogyakarta". Kompas. Diakses tanggal 2023-12-01. 
  7. ^ Yong Mun, Cheong (1982). H.J. van Mook and Indonesian independence, A study of his role in Dutch-Indonesian relations, 1945-1948. Den Haag: Martinus Nijhoff. hlm. 17. ISBN 978-9024791415. 
  8. ^ (Inggris) Cribb, Robert (1993). "Development policy in the early 20th century". hlm. 240. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 23 December. 

Bahan bacaan sunting

Lihat pula sunting

Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
Gubernur-Jenderal Hindia Belanda
1942-1948
Diteruskan oleh:
Louis Joseph Maria Beel
Didahului oleh:
Pieter Sjoerds Gerbrandy
Menteri Jajahan
1942-1945
Diteruskan oleh:
Josef Ignaz Julius Maria Schmutzer