Manusia modern anatomis

anggota spesies Homo sapiens dengan penampilan yang tetap dengan manusia modern
(Dialihkan dari Homo sapiens sapiens)
Homo sapiens sapiens
Pasangan H. s. sapiens dewasa di Thailand utara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
(tanpa takson):
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Subspesies:
H. s. sapiens
Nama trinomial
Homo sapiens sapiens
Persebaran H. s. sapiens (merah dan merah muda)

Manusia modern anatomis (MMA, atau HSMA untuk Homo sapiens modern anatomis) merupakan istilah dalam paleoantropologi yang mengacu kepada individu awal dari Homo sapiens dengan suatu penampilan yang konsisten dengan rentang fenotipe pada manusia modern.

Manusia modern anatomis berevolusi dari Homo sapiens purba pada masa Paleolitik Tengah, sekitar 200.000 tahun lalu. Munculnya manusia modern anatomis menandakan permulaan dari subspesies Homo sapiens sapiens, yaitu subspesies dari Homo sapiens yang mengikutkan semua manusia modern. Fosil tertua yang ada pada manusia modern anatomis adalah Omo remains, yang berusia 195.000 tahun (±5 kyr) yang terdiri dari dua tengkorak yang berbeda, dan juga tulang tangan, kaki, telapak kaki dan pinggang. [1][2]

Fosil lain yang diajukan termasuk Homo sapiens idaltu dari Herto di Etiopia yang berusia sekitar 160.000 tahun [3] dan peninggalan dari Skhul di Israel yang berusia 90.000 tahun. [4]

Anatomi sunting

 
Perbandingan anatomi dari tengkorak manusia modern (kiri) dan Homo neanderthalensis (kanan), dari Cleveland Museum of Natural History

Manusia modern anatomis dibedakan dari leluhurnya langsung, Homo sapiens purba, lewat sejumlah fitur anatomis. Homo sapiens purba memiliki kerangka yang kokoh, mengindikasikan bahwa mereka hidup bergantung kepada fisik; ini bisa berarti bahwa manusia modern anatomis, dengan rangka yang ramping, menjadi lebih bergantung kepada teknologi daripada kekuatan fisik untuk memenuhi tantangan lingkungan.

Homo sapiens purba juga memiliki bubung alis (tonjolan lapisan tulang di atas rongga mata). Dengan munculnya manusia modern anatomis, bubung alis secara signifikan berkurang, dan pada manusia modern mereka, rata-rata, samar-samar terlihat. Fitur pembeda lainnya dari MMA adalah tonjolan dagu, sesuatu yang tidak ada pada Homo sapiens purba.

MMA umumnya memiliki dahi vertikal dengan leluhur mereka memiliki dahi yang miring ke belakang. [5] Menurut Desmond Morris, dahi yang vertikal pada manusia tidak hanya menaungi otak yang besar, tapi tonjolan dahi memainkan peran penting dalam komunikasi manusia lewat pergerakan alis mata dan kerutan kulit dahi. [6]

Manusia modern awal sunting

 
Skhul V memperlihatkan pencampuran dari ciri-ciri modern dan purba.

Omo, Herto, Skhul, dan Peninggalan Jebel Qafzeh terkadang disebut dengan "Manusia Modern Awal" karena peninggalan kerangka mereka memperlihatkan campuran dari ciri-ciri purba dan modern. Skhul V, sebagai contohnya, memiliki bubung alis dan muka yang menonjol. Namun, tempat otak dari Skhul V berbeda dengan Neanderthal dan mirip dengan tempat otak pada manusia modern.

Di Eropa, manusia modern awal adalah Cro-Magnon.

Asal mula manusia modern sunting

Sebagaimana yang biasanya diberikan, ada dua model utama mengenai subjek ini - Asal usul terkini manusia modern dari Afrika dan evolusi multiregional. Perdebatan umumnya mempermasalahkan mengenai jumlah relatif penggantian atau kawin-silang yang terjadi di area di luar Afrika, saat gelombang manusia (atau leluhur manusia) keluar dari Afrika dan menempati area lainnya, dan pentingnya hubungan dari gelombang terbaru sebagai bandingan dengan gelombang yang lebih lama.

Pandangan utama, yang dikenal dengan model asal terkini dari Afrika, memegang bahwa semua atau hampir semua perbedaan genetika manusia modern di seluruh dunia dapat ditelusuri kembali ke manusia modern anatomis pertama yang meninggalkan Afrika. Model ini didukung oleh beberapa garis bukti yang independen, seperti catatan fosil dan genetika.

Secara sejarah, kritik terhadap pandangan ini sering diberi tanda kurung mendukung "hipotesis multiregional", yang popularitasnya memudar sejak awal 1990-an. Beberapa kritik beralasan bahwa sejumlah garis keturunan genetika non-Afrika mampu bertahan hidup di beberapa tempat di belahan dunia lewat kawin-silang dengan manusia modern anatomis. Menurut versi kuat dari model multiregional berbagai populasi manusia di seluruh dunia sekarang akan memiliki materi genetika yang bertahan sampai sejauh manusia awal seperti Homo erectus. Sekumpulan besar data dalam Evolusi genetika manusia (Jobling, Hurles dan Tyler-Smith, 2004) mendukung kuat model "Keluar dari Afrika". Analisis dari orang-orang Eropa modern menyarankan bahwa tidak ada DNA mitokondria (garis keturunan langsung) yang berasal dari Neanderthal yang masih bertahan pada masa sekarang. [7][8][9]

Namun pengurutan terbaru dari gen Neanderthal dan Denisovan memperlihatkan beberapa pencampuran. Draf laporan pengurutan oleh Neanderthal Genome Project pada bulan Mei 2010 mengindikasikan beberapa bentuk hibridisasi antara manusia purba dan manusia modern telah terjadi setelah manusia modern muncul dari Afrika. Diperkirakan 1 dari 4 persen DNA pada orang Eropa dan Asia (yakni Prancis, Cina dan Papua proband) adalah bukan-modern, dan berbagi dengan DNA Neanderthal purba dan bukan dengan Sub-sahara Afrika (yaitu Yoruba dan San proband), [10] sementara orang Melanesia memiliki tambahan 1-6% leluhur dari Denisovan. [11]

Secara praktisnya, kontroversi umumnya mengenai periode spesifik dan proposal spesifik untuk periode perkawinan-silang. Keberadaan dan pentingnya aliran gen dari Afrika secara umum diterima, sementara kemungkinan adanya kasus tertutup dari kawin-silang antara kedatangan orang sub-Sahara dan yang kurang "modern" pada zaman (mereka) pada beberapa tingkat dalam prasejarah tidak begitu kontroversial.[butuh rujukan] Walau demikian, dan menurut penelitian genetika, manusia modern tampak telah kawin dengan "paling tidak dua grup" dari manusia purba: Neanderthal dan Denisovan. [12]

Perilaku manusia modern sunting

Ada banyak perdebatan mengenai apakah manusia modern anatomis paling awal berperilaku sama dengan yang baru atau manusia sekarang. Karakteristik perilaku manusia modern yang terbaru termasuk bahasa modern yang penuh, kapasitas untuk berpikir abstrak dan penggunaan simbolisme untuk mengekspresikan kreativitas kultural. Ada dua hipotesis yang menentang mengenai asal mula perilaku modern. Beberapa ahli beralasan bahwa manusia mencapai modernitas secara anatomis terlebih dahulu, sekitar 200 kya, dan selanjutnya mereka mengadopsi perilaku modern sekitar 50 kya. Hipotesis ini berdasarkan pada catatan fosil yang terbatas dari periode sebelum 50 kya dan melimpahnya artifak manusia yang ditemukan setelah 50 kya. Pendukung dari pandangan ini membedakan "manusia modern anatomis" dengan "manusia modern secara perilaku". [13]

Pandangan yang berlawanan yaitu bahwa manusia mencapai perilaku dan anatomi modern secara bersamaan. Sebagai contohnya, pendukung dari pandangan ini beralasan bahwa manusia telah mengembangkan kerangka bentukan yang ringan selama transisi ke anatomi yang lebih modern, dan hal ini hanya dapat terjadi lewat meningkatnya kerjasama manusia dan penggunaan teknologi, ciri-ciri karakteristik dari perilaku modern.[butuh rujukan]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Fossil Reanalysis Pushes Back Origin of Homo sapiens". Scientific American. February 17, 2005. 
  2. ^ McDougall, Ian (17 February 2005). "Stratigraphic placement and age of modern humans from Kibish, Ethiopia". Nature. 433 (7027): 733–736. doi:10.1038/nature03258. PMID 15716951. 
  3. ^ White, Tim D.; Asfaw, B.; DeGusta, D.; Gilbert, H.; Richards, G. D.; Suwa, G.; Howell, F. C. (2003), "Pleistocene Homo sapiens from Middle Awash, Ethiopia", Nature, 423 (6491): 742–747, doi:10.1038/nature01669, PMID 12802332 
  4. ^ Trinkaus, E. (1993). "Femoral neck-shaft angles of the Qafzeh-Skhul early modern humans, and activity levels among immature near eastern Middle Paleolithic hominids". Journal of Human Evolution. INIST-CNRS. 25: 393–416. ISSN 0047-2484. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-17. Diakses tanggal 2013-03-25. 
  5. ^ "Encarta, Human Evolution". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-31. Diakses tanggal 2012-03-16. 
  6. ^ Desmond Morris (2007). "The Brow". The Naked Woman: A Study of the Female Body. ISBN 0-312-33853-8. 
  7. ^ Krings M, Stone A, Schmitz RW, Krainitzki H, Stoneking M, Pääbo S (1997). "Neandertal DNA sequences and the origin of modern humans". Cell. 90 (1): 19–30. doi:10.1016/S0092-8674(00)80310-4. PMID 9230299. 
  8. ^ No Neandertals in the Gene Pool Diarsipkan 2009-02-15 di Wayback Machine., Science (2004).
  9. ^ Serre, D; Langaney, A; Chech, M; Teschler-Nicola, M; Paunovic, M; Mennecier, P; Hofreiter, M; Possnert, G; Pääbo, S (2004). "No evidence of Neandertal mtDNA contribution to early modern humans". PLoS Biology. 2 (3): 313–7. doi:10.1371/journal.pbio.0020057. PMC 368159 . PMID 15024415. 
  10. ^ Green, RE; Krause, J; et al. (2010). "A draft sequence of the Neandertal genome". Science. 328 (5979): 710–22. doi:10.1126/science.1188021. PMID 20448178. 
  11. ^ Reich, D; et al. (2011). "Denisova admixture and the first modern human dispersals into southeast Asia and oceania". Am J Hum Genet. 89 (4): 516–28. doi:10.1016/j.ajhg.2011.09.005. PMID 21944045. 
  12. ^ Mitchell, Alanna (January 30, 2012). "DNA Turning Human Story Into a Tell-All". The New York Times. Diakses tanggal January 31, 2012. 
  13. ^ Mellars, Paul (2006). "Why did modern human populations disperse from Africa ca. 60,000 years ago?". Proceedings of the National Academy of Sciences. 103 (25): 9381–6. Bibcode:2006PNAS..103.9381M. doi:10.1073/pnas.0510792103. PMC 1480416 . PMID 16772383. 

Pranala luar sunting