Gereja Katolik Etiopia

gereja di Etiopia

Gereja Katolik Etiopia merupakan suatu Gereja Partikular Ritus Timur sui iuris dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang Metropolitan (Uskup Agung). Gereja ini menggunakan ritus peribadatan Etiopia (Lihat: Bahasa Ge'ez); jemaahnya mencakup para penduduk Etiopia dan Eritrea.

Sejarah sunting

Penjelajahan para pelaut Portugis pada akhir abad ke-15 membuka jalan bagi hubungan-hubungan langsung antara Gereja di Roma dengan Gereja di Ethiopia. Hubungan yang awalnya kelihatan akan sukses ini akhirnya gagal, terutama akibat perilaku Alfonso Mendez, orang Portugis yang diangkat Sri Paus Urbanus VIII sebagai Patriark Ethiopia pada tahun 1622, yang kemudian diusir dari negara itu pada tahun 1636.

Pada tahun 1839, Santo Yustinus de Jacobis tiba di negara itu sebagai Prefektur Apostolik Ethiopia, yang berkarya di suatu yurisdiksi Ritus Latin. Ia sebaliknya lebih suka menggunakan ritus liturgi Ethiopia. Banyak imam Ethiopia yang terpikat oleh kesalehan dan pengajarannya, yang kemudian melahirkan Gereja Katolik Ethiopia pada tahun 1930.

Ritus Latin bertumbuh di kawasan selatan Ethiopia di wilayah yang warganya belum beragama Kristen dan baru dipersatukan dalam negara modern pada akhir abad ke-19. Pendudukan Italia atas Ethiopia pada tahun 1936 mengakibatkan pertambahan jumlah yurisdiksi Ritus Latin, akan tetapi pengusiran misionaris asing pada akhir Perang Dunia II mengharuskan kaum klerus ritus Ethiopia mengambil alih tanggung jawab atas wilayah yang lebih luas daripada sebelumnya. Pada tahun 1951 Exarkat Apostolik Ritus Ethiophia untuk Addis Ababa didirikan. Sepuluh tahun kemudian, pada tanggal 9 April 1961, Metropolia (Provinsi Gerejawi) Ethiopia didirikan, dengan Addis Ababa sebagai tahta Metropolitan (Keuskupan Agung) dan Asmara (di Eritrea) dan Adigrat (di Ethiopia) sebagai Eparki (Keuskupan) Sufragan.

Yurisdiksi sunting

Pada tahun 1995, dua Eparki baru, Barentu dan Keren, didirikan di Eritrea, sementara Vikariat Apostolik Ritus Latin ditiadakan. Dengan demikian Eritrea menjadi satu-satunya negara di mana semua umat Katoliknya, dari ritus liturgi manapun, berada dalam yurisdiksi suatu Gereja Katolik Ritus Timur. Pada tahun 2003, satu Eparki lagi didirikan di Emdeber Ethiopia, sehingga kini Gereja Metropolitan Katolik Ethiopia terdiri atas lima takhta keuskupan, tiga di Ethiopia dan tiga di Eritrea.

Terdapat pula beberapa yurisdiksi Ritus Latin di kawasan Selatan Ethiopia, tetapi tak satu pun yang naik ke tingkat dioses. Ada lima Vikariat Apostolik, yang dikepalai oleh seorang Uskup tituler; dan ada dua Prefektur Apostolik, yang dikepalai seorang imam.

Tradisi sunting

Bahasa liturgis Gereja Ethiopia adalah Ge'ez, suatu cabang bahasa Semit yang tidak lagi dugunakan dalam percakapan sehari-hari sejak beberapa abad silam. Liturgi Ethiopia didasarkan atas Liturgi Gereja Koptik, tetapi pandangan-pandangan Kristologisnya berbeda dengan Gereja Ortodoks Ethiopia. Dalam doa-doa mereka dicantumkan doa untuk Paus, yang memperlihatkan bahwa mereka berada dalam komuni penuh dengan Roma. Kanon kitab suci yang digunakan adalah kanon Ortodoks, demikian pula dengan teologinya, sehingga Gereja ini menolak Monofisitisme.

Anak-anak tidak ditahbiskan menjadi diakon, seperti yang lazim dilakukan di kalangan Gereja Ortodoks Ethiopia, dan para imam cenderung mengenakan jubah dan kolar Gereja Katolik Roma.

Saat ini, 0,9% dari warga Ethiopia adalah umat Katolik.

Sumber sunting

  • Oriente Cattolico (Vatican City: The Sacred Congregation for the Eastern Churches, 1974)
  • Annuario Pontificio.

Pranala luar sunting