Di Taiwan, gadis buah pinang atau gadis binlang (Hanzi: 檳榔西施; Pinyin: bīnláng xīshī; Pe̍h-ōe-jī: pin-nn̂g se-si) adalah perempuan muda yang menjual buah pinang dan rokok dalam ruang kaca yang diberi pencahayaan terang sambil mengenakan pakaian terbuka. Istilah dalam bahasa Tionghoanya diambil dari Xi Shi, gadis legendaris dari kekaisaran China zaman Musim Semi dan Musim Gugur. Meskipun buah pinang dikunyah di banyak wilayah di Asia Tenggara, gadis buah pinang merupakan fenomena khusus orang Taiwan.

Kios buah pinang yang sangat ramai dekorasinya di sekitar jalan utama dekat persimpangan jalan bebas hambatan
Gadis Buah Pinang
Hanzi tradisional: 檳榔西施
Hanzi sederhana: 槟榔西施

Gadis-gadis buah pinang yang asli adalah "Gadis-gadis Shuangdong" yang, dalam dasawarsa 1960an, membuat glamor pembukaan Kedai Buah Pinang Shuangdong di Guoxing, Nantou.[1] Keberhasilan strategi pemasaran ini membuat para pesaingnya mengikuti, dan di akhir abad itu, kedai-kedai buah pinang dengan papan nama neon di atasnya menjadi kekhasan umum di Taiwan. Kedai-kedai ini muncul di perkotaan, pinggiran kota, maupun pedesaan.

Sebagai ikon budaya Taiwan, gadis-gadis buah pinang sering muncul dalam karya seni dan film, yang terkenal adalah film tahun 2001, Betelnut Beauty[2] dan film seni tahun 2007, Help Me, Eros.[3] Di tahun 2016, direktur Tony Xue merilis Betelnut Girls, dengan tokoh utama diperankan oleh Peggy Tseng dan Paul Hsu.[4]

Definisi dan distribusi

sunting

Secara umum, gadis buah pinang merujuk pada perempuan penjual buah pinang yang mengenakan pakaian menggoda dan kerap memamerkan auratnya.

Kedai buah pinang yang semarak, didekorasi papan nama neon berkelap-kelip, merupakan pemandangan biasa di banyak jalanan utama di Taiwan.[5] Target pelanggan utama mereka sebagian besar adalah pengemudi truk dan orang-orang kelas pekerja lainnya.[6] Sebagian pemilik toko mulai menyewa gadis-gadis yang berpakaian seksi untuk menarik perhatian pelanggan, dan para pesaingnya mengikuti.[5]

Selain berpakaian minim dan memperlihatkan aurat, sebagian gadis buah pinang juga menawarkan layanan seks "lewat-berkendara" untuk para pelanggan mereka. Untuk biaya tambahan, seorang gadis buah pinang akan memasuki mobil pelanggan dan melakukan seks oral pada mereka.[7]

Selain mengkhawatirkan praktik ini akan memicu kejahatan, keberadaan gadis-gadis buah pinang juga dikatakan mendistraksi para pengemudi dan menyebabkan lebih banyak kecelakaan mobil.[8]

Budaya buah pinang orang Taiwan

sunting

Buah pinang merujuk pada benih Areca catechu, atau pohon pinang, yang, seperti Cocos nucifera (pohon kelapa), merupakan bagian dari keluarga Arecaceae. Pohon hijau abadi ini batangnya dapat tumbuh sampai setinggi dua puluh meter. Kata binlan semula berasal dari bahasa Indonesia. Buah pinang semula dipergunakan sebagai tanaman herbal, meskipun di zaman modern buah ini lebih banyak dipergunakan karena sifat merangsangnya.

Mengunyah buah pinang merupakan praktik yang meluas di Taiwan, pertama kali diperkenalkan pada penduduk mayoritas Han oleh masyarakat adat Taiwan. Diperkirakan lebih dari seratus miliar Dolar Baru Taiwan dikeluarkan per tahunnya untuk produk ini, yang dalam bahasa percakapan disebut "permen karet orang Taiwan". Para pengguna rutinnya sering disebut "klan bibir merah", karena residunya sering menodai bibir dan gusi. Menurut Dewan Pertanian pemerintah, sebanyak tujuh puluh pertanian telah bergabung dalam bisnis menguntungkan ini dengan menanam pohon pinang, yang membuat buah pinang menjadi hasil panen ekonomi paling penting di Taiwan sejak dasawarsa 1990an. Namun, kenaikan penanaman pohon pinang menyebabkan masalah pada konservasi tanah dan air di lahan perbukitan. Kemudian juga ditemukan bahwa cara orang Taiwan mengonsumsi buah pinang secara signifikan meningkatkan potensi penyebab kanker.

Kontroversi

sunting
 
Seorang gadis buah pinang

Kontroversi yang melingkupi para gadis buah pinang pada umumnya berkisar di dua pertanyaan:

  1. Kepantasan pakaian terbuka mereka di tempat-tempat umum
  2. Apakah pakaian mereka menandai mereka sebagai korban eksploitasi

Gadis buah pinang sering ditarik dari sektor-sektor pertanian dan kelas pekerja masyarakat Taiwan. Hal ini menimbulkan sebagian kritik mengenai pakaian terbuka mereka sebagai tanda eksploitasi.[9] Pengamat lainnya, seperti Josephene Ho, koordinator Pusat Kajian Seksualitas di Universitas Nasional Pusat, memandang gadis buah pinang sebagai para perempuan muda berdaya mandiri yang terbatas sumber dayanya dan berusaha memperbaiki situasi ekonomi mereka dengan mengerjakan teknik pemasaran yang membutuhkan kepercayaan diri.[10]

Tindakan keras

sunting

Di tahun 2002, para pemerintahan lokal di Taiwan mulai memberlakukan undang-undang atau peraturan-peraturan yang meliputi kode berpakaian para gadis buah pinang, yang melarang penggunaan pakaian yang terlalu terbuka. Taipei adalah kota pertama yang memulai perubahan.

Pada tanggal 17 September 2002, Provinsi Taoyuan (sekarang Kota Taoyuan) mengimplementasikan kebijakan "tiga tidak" yang mencegah para gadis buah pinang mengenakan pakaian yang memperlihatkan aurat mereka. Kebijakan ini memicu serangan balik dari mereka yang bekerja dalam industri ini dan mengakibatkan banyak kelompok melakukan protes di depan Balai Provinsi Taoyuan.[11]

Peraturan-peraturan ini juga diterapkan di Taichung, Tainan, dan Kaohsiung.[butuh rujukan]

Sebagian gadis buah pinang ini putus sekolah menengah atas dan pekerjaan mereka mewakili sumber daya utama pendapatan bagi keluarga mereka. Sebagian besar mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di toko-toko serba ada karena kurangnya kualifikasi pendidikan atau karena pembatasan usia; sebagian memilih memasuki profesi ini karena bayarannya yang lebih tinggi.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Huang, Wan-tran (12 March 2007). "Why Pick on Betel-nut Beauties?". Taipei Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 13 November 2012. 
  2. ^ "Ai ni ai wo". IMDb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-15. Diakses tanggal 5 June 2009. 
  3. ^ "Bang bang wo ai shen". IMDb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 5 June 2009. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-01. Diakses tanggal 2022-04-06. 
  5. ^ a b Tacon, Dave (2012-03-10). "They're dressed to thrill but it's betel nut that stimulates". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2021-12-21. 
  6. ^ Magnier, Mark (2009-01-22). "They're spicing up the betel nut". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 August 2020. Diakses tanggal 2021-12-21. 
  7. ^ "Crackdown on drive-through sex with betel nut beauties". The China Post, Taiwan (dalam bahasa Inggris). 2007-01-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-21. Diakses tanggal 2021-12-21. 
  8. ^ "Betel nut beauties told to cover up - Oct. 8, 2002". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-03. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  9. ^ Asia Times Online. Diarsipkan 30 April 2016 di Wayback Machine. Betel nut brouhaha exposes disagreement Retrieved 1 December 2012
  10. ^ Mo, Yan-chih (2005-05-22). "Betel-nut girls focus of exhibit". Taipei Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2013-10-22. 
  11. ^ "'Betel-nut beauties\' bare their anger over new rules - Taipei Times". taipeitimes.com. 2002-09-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2021-12-16. 
  • Diterjemahkan dari artikel setara di Wikipedia Tionghoa pada tanggal 27 Maret 2008.

Bacaan lain

sunting

Pranala luar

sunting