Elefantin
Elefantin atau Elephantine (bahasa Arab: جزيرة الفنتين, bahasa Yunani: Ελεφαντίνη) adalah sebuah pulau di tengah sungai Nil di wilayah utara Nubia. Merupakan bagian dari kota modern Aswan, di Mesir bagian selatan. Ada sejumlah situs arkeologi di pulau ini.
Geografi
suntingPulau Elefantin membujur 1.200 meter (3.900 ft) dari utara ke selatan dan lebarnya 400 meter (1.300 ft) pada titik yang paling lebar. Pemandangan pulau ini dan pulau-pula di dekatnya di Aswan dapat dilihat dari bukit-bukit di tepi barat sepanjang sungai Nil. Pula ini berada di sebelah hilir dekat dengan "Katarak pertama sungai Nil" di perbatasan selatan antara Mesir Hilir dengan Mesir Hulu dan Nubia Hilir (Lower Nubia). Daerah ini disebut Mesir Hulu (= Upper Egypt) karena ketinggian tanah dan sungai yang berada lebih atas dari daerah delta sungai Nil ke arah Laut Tengah.
Pulau ini mungkin dinamai sesuai bentuknya, terutama jika dilihat dari udara, yang menyerupai gading gajah (elephant tusk"). Inilah arti kata bahasa Yunani elefas (ελέφας). Teori lain mengatakan nama tersebut diberikan karena tempat itu menjadi pusat perdagangan gading.
Mesir kuno
suntingDikenal oleh orang Mesir kuno sebagai Abuatau Yebu, pulau Elefantin ini berdiri pada perbatasan Mesir dan Nubia. Merupakan tempat pertahanan yang bagus dan lokasinya menjadikannya titik alamiah untuk perpindahan kargo dalam perdagangan di atas sungai. Batas ini terletak dengan Garis Balik Utara (Tropik Cancer), garis lintang utara terjauh di mana matahari pada suatu ketika bersinar tepat di atas kepala, dan dari sana beralih haluan ke arah selatan (titik balik matahari; solstice). Elefantin menjadi benteng perbatasan selatan Mesir pada zaman Pertengahan Kedua (1650 - 1550 SM).[1] Pada masa kuno, pulau ini merupakan tambang batu granit bagi pembangunan monumen dan gedung-gedung di Mesir.
Menurut mitologi Mesir, pulau ini adalah tempat tinggal Khnum, dewa berkepala kambing, yang menjaga perairan Nil dari gua di bawah pulau ini. Termasuk satu dari tiga dewa yang disembah sebagai Elephantine Triad, bersama Satis, dewi kesuburan yang juga istrinya, dan Anuket, putra mereka berdua. Ketika dewa lain disembah sebagai penjaga perairan, peranannya sebagai dewa pembuat periuk menyebabkan munculnya mitos sebagai pembuat tubuh manusia.
Situs Arkeologi
suntingEkskavasi berlanjut oleh "German Archaeological Institute" menghasilkan banyak penemuan yang dipamerkan di Museum Aswan, di pulau tersebut, termasuk seekor kambing yang dipersembahkan kepada Khnum dan dijadikan mummi, artefak dari zaman pre-dinastik dan sebuah kalender aneh yang dikenal sebagai Elephantine Calendar of Things berasal dari zaman pemerintahan Thutmose III ditemukan dalam bentuk pecahan fragmen.
Kuil
suntingSebelum tahun 1822, terdapat kuil-kuil yang utuh dari Thutmose III dan Amenhotep III di pulau ini, tetapi kemudian sengaja dihancurkan oleh pemerintah Kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman Empire).
Terdapat catatan sebuah kuil untuk Khnum di pulau ini sejak Dinasti ke-3 Mesir. Kuil ini dibangun kembali sepenuhnya pada Masa Akhir, selama Dinasti ke-13 Mesir, sebelum kekuasaan asing pada masa Yunani-Romawi (Graeco-Roman Period). Dinasti Ptolemaios dari Yunani selama 300 tahun memerintah di Mesir ((305 - 30 SM) tetap memelihara kebiasaan dan tradisi agama kuno, dan sering mengasosiasikan dewa-dewa Mesir dengan diri mereka sendiri. Kemudian Mesir dikuasai oleh Kekaisaran Romawi dan Bizantin, dan tradisi keagamaannya tetap ada bersama-sama budaya yang beraga, sampai kekuasaan Islam dimulai sekitar abad ke-6 M.
Ujung selatan pulau ini sekarang dipenuhi oleh reruntuhan kuil (Temple of) Khnum. Reruntuhan tertua adalah piramid tangga granit dari Dinasti ke-3 dan tempat pemujaan kecil dari Dinasti ke-6 yang dibangun oleh penguasa (nomarch) Hekayib. Ada 42 provinsi nomarch semacam itu sebagai pemerintah daerah sejak zaman Kerajaan Lama sampai zaman Romawi.
Nilometer
suntingTerdapat dua Nilometer di pulau Elefantin - Nilometer adalah struktur yang dipakai untuk mengukur tingkat kejernihan dan kedalaman sungai Nil selama musim banjir tahunan. Yang lebih terkenal adalah Nilometer koridor yang berhubungan dengan Kuil Satis, dengan anak tangga dari batu yang menuruni koridor tersebut. Merupakan salah satu Nilometer tertua yang ditemukan di Mesir, terakhir dibangun kembali pada zaman Romawi dan masih digunakan sampai abad ke-19 M. Sembilan puluh anak tangga menurun sampai ke sungai ditandai dengan angka Arab, Romawi dan hieroglif Mesir. Masih dapat dilihat inskripsi yang diukir dalam-dalam pada batu selama Dinasti ke-17 Mesir.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Ian Shaw, Ed, Oxford History of Ancient Egypt, New York, 2000, page 206