Djoko Santoso (akademisi)
Djoko Santoso (lahir 9 September 1953) adalah guru besar Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung (ITB), Rektor ITB masa jabatan 2005-2010, dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tanggal 15 Juni 2010. Sejak tanggal 14 Agustus 2012, ia diangkat menjadi Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia menggantikan Gumilar Rusliwa Somantri yang telah habis masa jabatannya.
Djoko Santoso | |
---|---|
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi | |
Masa jabatan 15 Juni 2010 – 27 Oktober 2014 | |
Menteri | Mohammad Nuh |
Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia | |
Masa jabatan 14 Agustus 2012 – 17 Mei 2013 | |
Rektor Institut Teknologi Bandung ke-14 | |
Masa jabatan 29 Januari 2005 – 29 Januari 2010 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Djoko Santoso 9 September 1953 Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Almamater | |
Sunting kotak info • L • B |
Riwayat hidup
suntingSetelah menamatkan gelar sarjana Teknik Geologi di ITB pada tahun 1976, ia melanjutkan ke International Institute of Seismology and Earthquake Engineering di Tokyo, Jepang untuk postgraduate diploma pada 1979 dan kemudian meraih gelar M.Sc. untuk bidang Geotechnical Engineering dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand pada 1982. Gelar Doktor dalam Ilmu Teknik diraih pada tahun 1990 dari Institut Teknologi Bandung. Atas prestasinya secara akademik maupun manajemen akademik ia dianugerahi "Hall of Fame" oleh Asian Institute of Technology pada tahun 2010. Atas perannya di dalam keteknikan dan pendidikan (tinggi), pada tanggal 1 Oktober 2014, Djoko Santoso dianugerahi gelar Ph.D Kehormatan oleh National United University (NUU) di Taiwan.
Djoko Santoso terpilih sebagai Rektor ITB pada 17 Januari 2005. Ia menggantikan Kusmayanto Kadiman berdasarkan Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/2005 tentang Pengangkatan Rektor ITB Periode 2005-2010.[1] Dengan keputusan tersebut, maka nama Djoko Santoso tercatat dalam lintasan sejarah kepemimpinan ITB sebagai rektor keempat belas ITB atau rektor ketiga puluh Kampus Ganesha sejak TH Bandung didirikan.[2]
Pada tanggal 29 Januari 2010, posisinya sebagai Rektor ITB digantikan oleh Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D.
Selanjutnya sejak tanggal 15 Juni 2010, Djoko Santoso menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), Kemendikbud menggantikan Fasli Jalal yang menjabat sebagai Wakil Mendiknas.[3] Semasa menjabat sebagai Dirjen Dikti yang bersangkutan diberi tugas memimpin Gugus Tugas Pemerintah untuk Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang diundangkan pada tahun 2012, Undang-undang Pendidikan Kedokteran yang diundangkan pada tahun 2013 dan Undang-undang Keinsinyuran yang diundangkan pada tahun 2014.
Penghargaan
sunting- Jepang :
- Order of the Rising Sun Gold Rays with Neck Ribbon (2019)[4]
Catatan
sunting- ^ "Hari Sabtu pagi, 29 Januari 2005, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. dilantik sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) yang baru masa jabatan 2005-2010. Masa jabatan Prof. Dr. Ir. Adang Surahman sebagai rektor sementara ITB berakhir pada hari yang sama." [1]
- ^ "Sejarah Rektor TH Bandung - ITB". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-13. Diakses tanggal 2012-05-19.
- ^ Prof Djoko Santoso Menjadi Dirjen Dikti
- ^ Japanese Ministry of Foreign Affairs, "2019 Autumn Conferment of Decorations on Foreign Nationals," p. 10.
Pranala luar
sunting- Situs resmi ITB
- Timeline TH Bandung - ITB Diarsipkan 2012-05-11 di Wayback Machine.
- Sejarah Rektor TH Bandung - ITB Diarsipkan 2017-07-13 di Wayback Machine.
- Babad Tanah Ganesha
Jabatan akademik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri |
Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia 2012–2013 |
Diteruskan oleh: Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. |
Didahului oleh: Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D. |
Rektor Institut Teknologi Bandung 2005–2010 |
Diteruskan oleh: Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D. |
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi 2010–2014 |
Diteruskan oleh: Tidak ada, bergabung dengan Kemenristek |