Dinofelis adalah genus kucing bertaring tajam yang punah milik suku Metailurini. Mereka tersebar luas di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara setidaknya 5 juta sampai sekitar 1,2 juta tahun yang lalu (awal Pliosen hingga awal Pleistosen).[1] Fosil yang sangat mirip dengan Dinofelis ditemukan di Lothagam, Kenya yang berasal dari akhir kala Miosen atau sekitar 8 juta tahun yang lalu.

Dinofelis
Periode PliosenPleistosen, 5–1.2 jtyl

Restorasi D. barlowi
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
OrdoCarnivora
FamiliFelidae
GenusDinofelis
Zdansky, 1924
Tipe taksonomiDinofelis cristata
(Falconer & Cautley, 1836)
Tata nama
Sinonim taksonDinofelis
  • Therailurus

D. cristata

  • Felis cristata Falconer & Cautley, 1836
  • Felis grandicristata Bose, 1880
  • Uncia cristata Cope, 1880
  • Uncia grandicristata Cope, 1880
  • Dinofelis abeli Zdansky, 1924

D. diastemata

  • Felis diastemata Astre, 1929
  • Therailurus diastemata Piveteau, 1948
Spesies
  • Dinofelis aronoki
  • Dinofelis barlowi
  • Dinofelis cristata
  • Dinofelis darti
  • Dinofelis diastemata
  • Dinofelis paleoonca
  • Dinofelis petteri
  • Dinofelis piveteaui
Distribusi

Deskripsi sunting

Ukuran tubuh mereka antara ukuran macan tutul dengan singa,[2] tapi yang paling banyak berukuran sebesar jaguar (tingginya 70 cm dan beratnya 120 kg), kucing ini berukuran sedang tapi kuat yang memiliki dua gigi taring yang menonjol. Tungkai depannya sangat kuat dibandingkan dengan kucing modern (bahkan jaguar).

Dua spesimen diperiksa oleh Serge Legendre dan Claudia Roth untuk mencari massa tubuhnya. Spesimen pertama diperkirakan memiliki berat 314 kg (690 pon). Dan spesimen kedua diperkirakan memiliki berat 878 kg (1.900 pon).[3]

Berdasarkan preferensi Dinofelis' untuk tinggal di hutan, etolog William Allen et al. percaya bahwa Dinofelis memiliki kulit tutul atau bergaris.[4]

Paleobiologi sunting

Analisis rasio isotop karbon pada spesimen-spesimen dari Swartkrans menunjukkan bahwa Dinofelis memilih memakan hewan yang berkawanan. Pemangsa hominid pertama dalam lingkungan ini pada saat itu kemungkinan besar merupakan macan tutul dan anggota Machairodontinae lain bernama Megantereon, yang rasio isotop karbonnya lebih mengindikasikan showed more bahwa mereka memakan hominid.[2]

Fosil dan tulang belulangnya ditemukan di Afrika Selatan bersama dengan babun yang mungkin dibunuh. Tulang dari beberapa spesimen dari Dinofelis dan babun ditemukan dalam perangkap alami.[5] Dinofelis mungkin telah memasuki tempat itu untuk memakan hewan yang terperangkap atau mungkin hanya berjalan ke lokasi dan tidak dapat keluar lagi. Beberapa situs fosil dari Afrika Selatan tampaknya menunjukkan bahwa Dinofelis mungkin telah diburu dan dibunuh Australopithecus africanus karena mereka menemukan sisa-sisa fosil Dinofelis, hominid, dan hewan besar lainnya pada periode itu. Juga karena sisa-sisa Dinofelis telah ditemukan di dekat fosil Paranthropus, beberapa tengkorak Paranthropus di antaranya memiliki lubang kembar yang aneh mirip jejak taring Dinofelis, memungkinkan kalau Dinofelis telah memangsa Hominid juga. Namun, hal ini mungkin jarang terjadi, karena rasio isotop karbon bertentangan dengan hal ini.[2]

Diperkirakan bahwa kehilangnya secara bertahap hutan di mana Dinofelis diburu mungkin telah berkontribusi untuk kepunahan pada awal zaman es.

Terdapat beberapa indikasi mengenai keberadaan spesies lain yang berkerabat.[6]

Taksonomi sunting

Kucing besar nan menyeramkan ini memiliki beberapa spesies yaitu:

  • Dinofelis aronoki: Hidup pada zaman Villafranchia dan era Biharia di Kenya dan Etiopia.
  • Dinofelis barlowi: Hidup di awal Pliosen hingga akhir Pleistosen. Tersebar di Eropa, Amerika Utara, dan Asia tetapi terutama di Afrika. Tingginya 70 cm dan panjangnya 1 m. Mungkin spesies terkecil Dinofelis .
  • Dinofelis cristata: Tersebar di Tiongkok. (Termasuk D. abeli.)
  • Dinofelis darti: Hidup di Afrika Selatan pada zaman Villafranchia.
  • Dinofelis diastemata: Eropa
  • Dinofelis paleoonca: Amerika Utara
  • Dinofelis petteri: Afrika Timur
  • Dinofelis piveteaui: Afrika Selatan
  • Dinofelis sp. "Langebaanweg"
  • Dinofelis sp. "Lothagam"

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Dinofelis". www.prehistoric-wildlife.com. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  2. ^ a b c "Dinofelis – hominid hunter or misunderstood feline? – Maropeng and Sterkfontein Caves | Official Visitor Centres for the Cradle of Humankind World Heritage Site". www.maropeng.co.za (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-24. 
  3. ^ Legendre, Serge; Roth, Claudia (1988), "Correlation of carnassial tooth size and body weight in recent carnivores (Mammalia)", Historical Biology, 1 (1): 85–98, doi:10.1080/08912968809386468 
  4. ^ Switek, Brian. "Did Saber Cats Have Spotted and Striped Coats?". 
  5. ^ "Dinofelis piveteaui". prehistoric-fauna.com. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  6. ^ Werdelin & Lewis 2001,  .

Referensi sunting

  • Haines, Tom; Chambers, Paul (2006), The Complete Guide to Prehistoric Life, Canada: Firefly Books, hlm. 181 
  • Turner, Alan (1997), The Big Cats and their fossil relatives, New York: Columbia University Press, ISBN 0-231-10228-3 
  • Werdelin, Lars; Lewis, Margaret E. (2001), "A revision of the genus Dinofelis (Mammalia, Felidae)", Zoological Journal of the Linnean Society, 132 (2): 147–258, doi:10.1006/zjls.2000.0260