Dewi Angin-Angin

film Indonesia tahun 1994

Dewi Angin-Angin adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1994 yang disutradarai oleh Ackyl Amari dan dibintangi antara lain oleh Inneke Koesherawati dan Chris Michael.

Dewi Angin-Angin
SutradaraAckyl Amari
ProduserGope T. Samtani
Ditulis olehDarto Joned
PemeranInneke Koesherawati
Chris Michael
Asep Bima
Murti Sari Dewi
Joseph Hungan
Ridwan Madhi
Piet Pagau
Femmy Permatasari
Gitty Srinita
Penata musikTikko Supratikwo
SinematograferSubakti. IS
PenyuntingYanis Badar
DistributorRapi Films
Tanggal rilis
1994
Durasi94 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Pemeran sunting

Sinopsis sunting

Mahaguru silat aliran sesat, Umbul Suko (Syamsuri Kaempuan), berhasil menempa tiga muridnya menjadi pendekar sesat yang perkasa. Mereka adalah Wiro Gender (Yoseph Hungan), Loh Ijo (Asep Bima) dan Lembu Abang (Syarief Friant). Ketiga jawara ilmu hitam ini malang melintang bersama pasukannya untuk menyengsarakan rakyat, hingga hampir memasuki wilayah Ketumenggungan Tirtomulyo (WD Mochtar), yang diam-diam mempunyai hubungan cinta dengan penguasa alam gaib Ratu Laut Kidul alias Nyi Roro Kidul (Inneke Koesherawati).

Untuk melawan komplotan Wiro Gender, Tumenggung Tirtomulyo meminta bantuan penguasa di wilayah tetangganya untuk bersatu melalui perkawinan putrinya, Argadini (Murti Sari Dewi) dengan Raden Ario (Chris Michael). Dalam perjalanan menuju rumah Tumenggung Tirtomulyo, Raden Ario dirampok Lembu Abang dan tubuhnya yang sekarat dikirim ke rumah Tumenggung. Untuk mengobati Raden Ario, Tumenggung meminta bantuan Nyi Roro Kidul. Selain itu, Nyi Roro Kidul kemudian mengirim Raden Gonggo (Ridwan Madhi), putra hasil hubungan gelapnya dengan Tumenggung, untuk menghancurkan Wiro Gender, kemudian mempersunting Loro Sinto (Gitty Srinita). Begitu juga Raden Ario akhirnya bersatu kembali dengan Argadini. Tumenggung tewas dalam pertempuran dan bersatu dengan Nyi Roro Kidul di alam gaib Laut Selatan.[1]

Referensi sunting

  1. ^ Dewi Angin-Angin[pranala nonaktif permanen], diakses pada 12 Mei 2010

Pranala luar sunting