Atol Bikini
Atol Bikini (Bahasa Marshall: Pikinni, ‘tempat kelapa’), dikenal juga sebagai Atol Eschscholtz di antara abad ke-19 dan 1946, adalah sebuah terumbu karang di Kepulauan Marshall tersusun dari 23 pulau yang mengelilingi laguna sentral seluas 594.1 km2 (229.4 mil-persegi). Atol ini berada di ujung utara dari Kepulauan Ralik, sekitar 850 km (530 mil) ke arah baratlaut dari ibukota Majuro.
Atol Bikini
Pikinni (Bahasa Marshall) Atol Eschscholtz | |
---|---|
![]() Peta Kepulauan Marshall menampilkan Atol Bikini | |
![]() Peta Atol Bikini | |
Koordinat: 11°36′N 165°24′E / 11.6°N 165.4°E | |
Negara | Kepulauan Marshall |
Luas | |
• Luas daratan | 6 km2 (2 sq mi) |
Populasi (2020) | |
• Total | 5 |
Zona waktu | GMT +12:00 |
Situs Warisan Dunia UNESCO | |
---|---|
![]() | |
Kriteria | Budaya: iv, vi |
Nomor identifikasi | 1339 |
Pengukuhan | 2010 (ke-34) |

Setelah Perang Dunia II, atol ini dipilih oleh Amerika Serikat sebagai lokasi ujicoba senjata nuklir. Tempat ini menjadi lokasi peledakan bom nuklir yang keempat dan digunakan untuk beberapa pengujian berikutnya. Pada saat itu, sebanyak 167 orang penghuni atol direlokasi setelah diberitahu mengenai rencana pengujian senjata nuklir baru,[1] meskipun hal itu terkadang dianggap sebagai relokasi secara paksa.[2] Pada tahun 1946 mereka dipindahkan ke Rongerik, sebuah pulau kecil di timur Atol Bikini, tetapi ternyata tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan populasi. Para penduduk mulai menderita kelaparan di awal 1948 sehingga mereka dipindahkan lagi ke Atol Kwajalein. Amerika Serikat tercatat telah melakukan 23 ujicoba nuklir, hingga pada tahun 1958 diketahui bahwa jatuhan radioaktif dari ujicoba nuklir ini jauh lebih berbahaya dari perhitungan sebelumnya. Hingga hari ini, kontaminasi nuklir mencegah penduduk Bikini untuk kembali ke kampung halamannya. Meskipun begitu terdapat tanda-tanda pemulihan seiring dengan menurunnya tingkat radiasi secara perlahan.
Di tahun 1972, sekitar 100 penduduk sempat kembali ke kampung halaman mereka secara sukarela.[3] Namun, para ilmuwan menemukan kadar strontium-90 yang sangat berbahaya dalam air sumur pada Mei 1978, dan di tubuh para penduduk mengandung konsentrasi caesium-137 yang tinggi. Mereka di evakuasi lagi dari atol pada September 1978. Kini Atol Bikini rutin dikunjungi oleh para penyelam dan beberapa ilmuwan, serta dihuni oleh sejumlah kecil penjaga. Penduduk asli atol, yang saat ini berjumlah ribuan, sudah menyebar ke pulau-pulau Marshall yang lain dan ke Amerika Serikat.
Tempat ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2010.
Etimologi
suntingNama Bikini adalah nama yang diberikan oleh kolonial Jerman ketika atol ini menjadi bagian dari Nugini Jerman. Nama Jerman ini ditransliterasi dari nama atol tersebut dalam bahasa Marshall, yaitu Pikinni, “Pik” berarti “permukaan datar” dan “Ni” berarti “pohon kelapa”.
Sejarah Atol Bikini
suntingManusia telah menghuni Atol Bikini sekitar 3600 tahun.[4] Charles F. Streck, Jr., arkeolog Korps Insinyur Angkatan Darat AS, menemukan potongan arang, tulang ikan, cangkang, dan artefak lainnya di pasir dengan kedalaman kurang dari tiga kaki (0.91 meter). Hasil penanggalan karbon menunjukkan bahwa artefak tersebut berasal dari antara tahun 1960-1659 SM. Penemuan lain di pulau Bikini dan Enau. yang berasal dari antara tahun 1000 SM hingga 1 SM, dan lainnya antara tahun 400 hingga 1400 M,[5][6] meskipun beberapa sampel mungkin tidak diambil dari konteks stratigrafi yang terjamin dan kandungan kayu apung tua dalam sampel mungkin telah memengaruhi hasilnya.[7]
Pada tanggal 1 Oktober 1529, kapal Spanyol La Florida, yang dipimpin oleh Alvaro de Saavedra, berhenti di sebuah atol yang rimbun, yang disebut Saavedra sebagai Los Jardines (dalam bahasa Inggris: The Gardens atau Kebun-kebun). Atol tersebut mungkin adalah Atol Bikini atau {{Enewetak]]. Mereka turun ke daratan dan makan bersama dengan penghuni pulau. Berdasarkan salah satu catatan pelayaran, jamuan berakhir ketika kepala suku dari pulau tersebut menanyakan tentang senapan milik Saavedra. Ketika Saavedra menembakkannya ke udara, para penghuni pulau langsung melarikan diri.[8]
Penjelajah berkebangsaan Jerman-Russia bernama Otto von Kotzebue menjadi orang Eropa pertama yang secara tidak terbantahkan melihat Atol Bikini dalam pelayarannya di tahun 1816 dan 1817.[9] Dia menamainya Atol Eschscholtz, diambil dari nama Johann Friedrich von Eschscholtz, seorang naturalis di kapalnya.[10]
Di tahun 1834, kapten dari sebuah sekunar dagang beserta dua anggota krunya dibunuh di Atol Bikini. Tiga kapal dikerahkan untuk mencari keberadaan sang kapten. Ketika kapal asal Hawaii, Waverly, menemukan bukti kematian sang kapten, kru kapal tersebut membunuh sandera 30 orang Marshall sebagai bentuk pembalasan.[11] Bila dibandingkan dengan pulau-pulau di bagian selatan Kepulauan Marshall, Atol Bikini dan pulau-pulau lain di bagian utara lebih jarang berkontak dengan orang-orang Eropa. Namun, pada tahun 1870-an beberapa kapal datang untuk menculik para wanita dari pulau-pulau di utara untuk dijual sebagai budak seks di Fiji.[12]
Kekaisaran Jerman menganeksasi Kepilauan Marshall di tahun 1885.[13] Mereka memanfaatkannya untuk memproduksi minyak kopra dari buah kelapa, meskipun kontak dengan penduduk asli jarang terjadi.
Pada Perang Dunia II, Atol Bikini sempat dikuasai Jepang sampai akhirnya Amerika Serikat menyerang Kepulauan Marshall, termaksud daerah Atol Bikini. Pertempuran berdarahpun terjadi di Kepulauan Marshall dan Amerika Serikat berhasil menjatuhkan Jepang. Tentara-tentara Jepang berhasil ditangkap termaksud yang bersembunyi di lubang yang mereka buat sendiri.
Lalu, bulan Desember 1945, Presiden Harry. S Truman mengeluarkan perintah kepada pemimpin Angkatan Darat dan Angkatan Laut Amerika Serikat, bahwa pengujian senjata nuklir akan diperlukan untuk menentukan efeknya terhadap kapal perang, dan Atol Bikini lah yang dipilih karena lokasinya yang jauh dan menjadi tempat pengujian senjata nuklir terbaru yang dibuat oleh Amerika Serikat.
Dan pada bulan Februari 1946, gubernur Militer Ben. H Wyatt mengujungi Atol Bikini dan mengatakan bahwa seluruh penduduk di Atol Bikini harus meninggalkan tempat itu, karena tempat itu akan dijadikan tempat pengujian senjata nuklir terbaru oleh Amerika Serikat dan Ben. H Whyatt menjelaskan bahwa demi kebaikan dan perdamaian dunia, akhirnya seluruh penduduk Atol Bikini meninggalkan tempat tersebut dan tinggal di tempat yang jauh dari Atol Bikini. Perpindahan tersebut dipimpin oleh Raja Yehuda.
Tempat wisata
suntingAtol Bikini sekarang sudah tidak digunakan lagi, tetapi sekarang tempat tersebut menjadi tujuan wisata, termasuk yang suka menyelam. Karena keindahan bawah lautnya sangat indah, banyak sekali ikan-ikan yang tinggal di bawah laut Atol Bikini. Tempat ini menjadi daerah tujuan favorit para penyelam.
Bangkai kapal
suntingBeberapa bangkai kapal yang ada di dasar laguna antara lain:[14]
- USS Saratoga (CV-3) – kapal induk
- USS Arkansas (BB-33) – kapal tempur
- USS Gilliam (APA-57) – attack transport
- USS Carlisle (APA-69) – attack transport
- USS Lamson (DD-367) – kapal perusak
- USS Anderson (DD-411) – kapal perusak
- USS Apogon (SS-308) – kapal selam
- USS Pilotfish (SS-386) – kapal selam
- Japanese battleship Nagato – kapal tempur
- Japanese cruiser Sakawa – kapal penjelajah
Pranala luar
sunting- (Inggris) whc.unesco.org
- (Inggris) www.bikiniatoll.com
- (Inggris) Sejarah Bikini Atol Diarsipkan 2005-09-03 di Wayback Machine.
- ^ "Commodore Ben H. Wyatt addressing the Bikini Island natives". americanhistory.si.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-21.
- ^ Kiste, Robert C. (1974). The Bikinians : a study in forced migration (PDF). Menlo Park, Calif.: Cummings Pub. Co. ISBN 0846537524. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2 August 2021. Diakses tanggal 2 August 2021.
- ^ Niedenthal, Jack (2001). "A History of the People of Bikini Following Nuclear Weapons Testing in the Marshall Islands". Health Physics. 73 (1): 28–36. doi:10.1097/00004032-199707000-00003. ISSN 0017-9078. PMID 9199216. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 5 July 2023. Diakses tanggal 25 April 2023.
- ^ "The Natural History of Enewetak Atoll". 1987. hlm. 333.
- ^ Taggart, Stewart. "Bikini Excavation Indicates Early Man in Micronesia". Associated Press. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 27 September 2013. Diakses tanggal 12 August 2013.
- ^ Streck, Charles F. (1990). "Prehistoric Settlement in Eastern Micronesia: Archaeology on Bikini Atoll, Republic of the Marshall Islands" (PDF). Micronesica. Suppl. 2: 256. Diakses tanggal August 6, 2023.
- ^ Kirch, P. V.; Weisler, M. I. (1994). "Archaeology in the Pacific Islands: An Appraisal of Recent Research". Journal of Archaeological Research. 2 (4): 292. doi:10.1007/BF02231482. JSTOR 41053094. S2CID 144401071.
- ^ Hezel, Francis X. (1983). The First Taint of Civilization: A History of the Caroline and Marshall Islands in Pre-colonial Days, 1521–1885. Pacific Islands Monograph Series. Honolulu: University of Hawaii Press. hlm. 16–17. ISBN 9780824816438.
- ^ "Bikini". Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 27 August 2013. Diakses tanggal 16 August 2013.
- ^ "Johann Friedrich Gustav von Eschscholtz | Shellers From the Past and Present". conchology.be (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 8 March 2021. Diakses tanggal 24 January 2019.
- ^ Hezel, Francis X. (1983). The First Taint of Civilization: A History of the Caroline and Marshall Islands in Pre-colonial Days, 1521–1885. Pacific Islands Monograph Series. Honolulu: University of Hawaii Press. hlm. 199. ISBN 9780824816438.
- ^ Hezel, Francis X. (1983). The First Taint of Civilization: A History of the Caroline and Marshall Islands in Pre-colonial Days, 1521–1885. Pacific Islands Monograph Series. Honolulu: University of Hawaii Press. hlm. 237. ISBN 9780824816438.
- ^ Churchill, William (1920). "Germany's Lost Pacific Empire". Geographical Review. 10 (2): 84–90. Bibcode:1920GeoRv..10...84C. doi:10.2307/207706. JSTOR 207706.
- ^ "Explore Bikini Atoll". stuff.insureandgo.com. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 19 November 2017.