Aminah Tjendrakasih
Hj. Siti Aminah Tjendrakasih (EYD: Aminah Cendrakasih) (29 Januari 1938 – 21 Desember 2022)[1] adalah pemeran dan model Indonesia. Namanya mulai dikenal setelah membintangi film Serampang 12 (1956) dan Asrama Dara (1958).
Aminah Tjendrakasih | |
---|---|
![]() Hj. Aminah Tjendrakasih Binti H. Husin Nagib pada tahun 1959 | |
Lahir | Siti Aminah Tjendrakasih 29 Januari 1938 Magelang, Hindia Belanda |
Meninggal | 21 Desember 2022 Tangerang Selatan, Indonesia | (umur 84)
Sebab meninggal | Penyakit Glaukoma, Akibat Diabetes |
Tempat pemakaman | TPU Karet Bivak |
Nama lain | Aminah Cendrakasih |
Almamater | Sekolah Kepandaian Putri Magelang Jawa Tengah |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1955—2022 |
Suami/istri | Idris Permana
(m. 1959; meninggal 1986) |
Anak | 7 |
Orang tua | H. Husin Nagib (Ayah) Hj. Wolly Sutinah (Ibu) |
Karier Sunting
Sejak masih sekolah di SKP, putri pasangan pelawak Husin Nagib dan artis Wolly Sutinah ini sudah mengenal dunia panggung. Dimulai dengan aktif di pentas sandiwara (1955) sebagai pemain dan penyanyi. Pada tahun yang sama, ia mendapat kesempatan tampil dalam film Oh, Ibuku (Bagian I dari film Gadis Tiga Djaman yang bersambung ke Puteri Revolusi) produksi Garuda Film dan Semeru Film di bawah pengarahan sutradara Ali Yugo.
Bersama ibunya, Wolly Sutinah, pada tahun yang sama ia ikut bermain dalam film Gambang Semarang. Di filmnya yang ketiga, Ibu dan Putri (1955) yang disutradari Ha van Wu, Aminah Cendrakasih diberi kepercayaan sebagai pemeran utama bersama dengan Lies Noor.
Sejak 1955 sampai 1989 saja ia sudah membintangi sekitar 101 film, baik sebagai pemeran pembantu maupun pemeran utama. Berkat pengabdiannya yang begitu lama di dunia film, pada 1992 Aminah Cendrakasih mendapat Penghargaan Kesetiaan Profesi Keartisan dari Dewan Film Nasional.
Namanya pernah menghilang untuk waktu yang cukup lama dari dunia film, setelah ia membintangi Habis Gelap Terbitlah Terang dan kemudian menikah. Baru pada 1970 namanya muncul kembali ketika ia turut bermain dalam beberapa sandiwara TV, dan pada 1971 kembali tampil dalam film.
Sejalan dengan perkembangan pertelevisian Indonesia yang kian berkembang pada masa itu, Aminah pun ikut menyemarakkan kehadiran dunia sinetron.
Salah satunya adalah Rumah Masa Depan 1984—1985. Tapi yang melambungkan namanya kembali adalah ketika ia memerankan karakter Mak Nyak dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan 1994—1997 yang disutradarai (merangkap sebagai produser dan pemain) Rano Karno.
Organisasi Sunting
Di luar kegiatannya di bidang film, ia aktif di organisasi HSBI dan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Di LKB ia pernah menjabat Ketua I Divisi Kesenian. Selain itu ia juga menjabat Komisaris PT Jayanti Adhikara Sinema.
Filmografi Sunting
Film Sunting
Serial televisi Sunting
Tahun | Judul | Peran | Catatan | Ref. |
---|---|---|---|---|
1984 | Rumah Masa Depan | |||
1994—2003 | Si Doel Anak Sekolahan | Mak Nyak/Mpok Lela | 6 musim | |
1999 | Si Doel dan Teman-Teman | |||
2000 | Si Doel Milenium | |||
2003 | Si Doel Anak Gedongan | |||
2004 | Gembel Naik Kelas | |||
Pintu Taubat | Episode: "Wafat Memeluk Al Quran" | |||
2005 | Celana Bulu Jin | |||
2005—2007 | Hidayah | |||
2006 | Iman | |||
Si Yoyo 3 | Episode: "Anak Bungsu Bikin Susah Ibu" | |||
Diatas Sajadah Cinta | ||||
Gitu Aja Kok Repot! | Enyak Sandra | |||
2011 | Si Doel Anak Pinggiran | Mak Nyak/Mpok Lela | Sinetron terakhir sebelum sakit | |
2022 | Si Doel the Series | Mak Nyak/Mpok Lela | Diluncurkan setelah kematiannya |
Penghargaan dan nominasi Sunting
Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya | Hasil | Ref. |
---|---|---|---|---|---|
2012 | Festival Film Bandung 2012 | Lifetime Achievement Award | Penerima | ||
2013 | Indonesian Movie Actors Awards 2013 | ||||
2019 | Piala Maya 2018 | Penampilan Singkat nan Berkesan | Si Doel the Movie | Menang |
Referensi Sunting
Pranala luar Sunting
- (Indonesia) Profil @ imdb.com
- (Indonesia) Aminah Cendrakasih @ Sinematek Indonesia Diarsipkan 2012-06-30 di Wayback Machine.