Taman Pemakaman Umum Karet Bivak

kawasan pemakaman di Indonesia

Karet Bivak adalah sebuah tempat pemakaman umum di Jakarta, Indonesia. Tempat pemakaman umum ini merupakan tempat pemakaman umum terbesar kedua di kota tersebut.

Karet Bivak
Beberapa makam di Karet Bivak
Peta
Details
Lokasi
Jakarta Pusat
NegaraIndonesia
Koordinat6°12′12″S 106°48′55″E / 6.20330°S 106.81535°E / -6.20330; 106.81535
JenisUmum
Luas16,2 hektare (0,16 km2; 0,06 sq mi)
Jml. kuburanSekitar 48.000

Deskripsi fisik

sunting

Karet Bivak terletak di Jakarta Pusat.[1] Luasnya 16,2 hektare (0,16 km2; 0,06 sq mi; 1.743.753,49 sq ft; 162.000,00 m2), yaitu TPU yang kedua paling luas di Jakarta.[1] Pada tahun 2007 Karet Bivak berisi 48.000 makam.[1] Makam orang-orang miskin terletak di blok khusus di belakang pemakaman.[2]

Sampai tahun 2007, TPU Karet Bivak sudah penuh.[1] Untuk mengatasi masalah kepenuhannya, yang sudah umum di TPU-TPU di Jakarta, para keluarga sudah mulai menggunakan tempat yang sama untuk beberapa anggota keluarga, sehingga anggota keluarga ditumpuk-tumpuk.[1] Cara lain yang sudah diusulkan ialah mengambilalihkan 18.000 makam yang diabaikan atau sudah lewat masa sewanya.[1]

Perawatan dilakukan oleh penjaga makam yang bekerja dengan sendirinya dan menerima bayaran dari keluarga orang-orang yang dikuburkan di sana.[3] Para penjaga pemakaman ini cenderung tidak merawat makam keluarga yang tidak sudi membayar mereka.[3]

Biarpun pemakaman sering sepi, menjelang Ramadhan dia sering penuh dengan orang yang berziarah.[4]

Sejarah

sunting
 
Makam para revolusioner nasionalis

Pada tahun 2009, pemerintah Jakarta mulai program plakatisasi untuk memastikan bahwa nisan di Karet Bivak sesuai dengan ketentuan sebuah peraturan daerah dari tahun 2007.[5] Sampai September 2009, pemerintah sudah menggantikan sebanyak 2.000 nisan dengan nisan baru yang polos dan berwarna abu-abu, serta makam yang tidak berkeramik.[5] Kepala Dinas Taman dan Pemakaman Jakarta, Ery Basworo, menyatakan bahwa program tersebut juga untuk meningkatkan daya tahan air di Jakarta serta menghilangkan kesan "ngeri" yang dimiliki masyarakat mengenai pemakaman.[5] Biarpun pemerintah menyatakan bahwa keluarga sudah diberitahukan, ada keluarga yang mengaku tidak.[5] Nisan, yang diproduksi secara massal, kadang-kadang menggunakan ejaan yang salah. [5]

Nama besar

sunting

Referensi

sunting
Catatan kaki
Referensi
  • (Inggris) "Cemeteries: Your next weekend destination?". The Jakarta Post. 6 March 2009. Diakses tanggal 9 October 2011.
  • (Inggris) "Even after you die you have to follow rules". The Jakarta Post. 5 September 2009. Diakses tanggal 9 October 2011.
  • (Inggris) Febrina, Anissa S. (9 January 2007). "City running out of room for its loved ones". The Jakarta Post. Diarsipkan dari asli tanggal 2009-06-23. Diakses tanggal 9 October 2011.
  • (Inggris) "From the cradle to the grave, life (and death) never easy for the poor people of Jakarta". The Jakarta Post. 21 February 2009. Diakses tanggal 9 October 2011.
  • (Inggris) "Jakarta governor makes annual grave visit". The Jakarta Post. 18 June 2010. Diarsipkan dari asli tanggal 2010-06-20. Diakses tanggal 9 October 2011.
  • Soebijoto, Hertanto (29 July 2011). "Peziarah Padati TPU Karet Bivak". Kompas. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-10-09. Diakses tanggal 9 October 2011.