Ular-pucuk melayu

sejenis ular pohon yang ramping
(Dialihkan dari Ahaetulla mycterizans)

Ular-pucuk melayu adalah sejenis ular pohon hijau yang tersebar di kawasan tropis Asia Tenggara. Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah Malayan vine-snake atau Malayan green whip-snake.[2][3][4]

Ular-pucuk melayu
Ahaetulla mycterizans

Status konservasi
Risiko rendah
IUCN191914
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoSquamata
FamiliColubridae
GenusAhaetulla
SpesiesAhaetulla mycterizans
Linnaeus, 1758
Tata nama
Sinonim takson
  • Coluber mycterizans Linnaeus, 1758 [1]
  • Coluber nasutus Lacépède, 1789
  • Ahaetulla mycterizans Link, 1807
  • Dryophis xanthozonia Boie, 1827
  • Tragops xanthozonius Duméril & Bibron, 1854
  • Passerita mycterizans Günther, 1859
  • Dryophis xanthozona Boulenger, 1896
  • Dryophis mycterizans Evans, 1905
  • Passerita xanthozonia Smith, 1930
  • Ahaetulla mycterizans Cox et al., 1998

Pengenalan sunting

 
Close-up kepala
 

Ular bertubuh panjang dan kurus ramping; panjang tubuhnya mencapai 1,1 meter, sekira 73,2 kali lebar bagian tengah tubuhnya. Kepala berbentuk runcing memanjang, jelas berbeda dari bagian lehernya yang kecil ramping. Moncong dengan bagian atas sedikit mencembung, panjang moncong lk. 1,8x garis tengah mendatar bola mata atau sekitar 32% panjang kepala. Di ujung moncong terdapat sibir kulit pendek, sedikit miring ke atas. Mata besar dengan pupil mendatar, diameternya lk. 2x jaraknya dengan tepi mulut. Ekor panjang, perlahan mengecil seperti cambuk; panjang ekor sekira 37% SVL (snout-vent length, panjang moncong hingga anus) atau lebih sedikit.[2]

Sisik-sisik supralabial (bibir atas) berjumlah 7-8(-9) buah, no 4-5 atau 4-6 menyentuh mata; sisik bibir atas yang paling ujung (terakhir) panjang dan sempit, sementara no 2-3 sebelum ujung adalah yang terbesar. Sisik-sisik dorsal dalam 15-15-13 deret di tengah badan; semua sisiknya halus, sempit memanjang dan tersusun miring; sisik-sisik di deret pertama adalah yang terbesar, deret 3-6 sangat sempit, dan deret vertebral (di atas tulang punggung) khas membesar dan berbentuk segi lima (pentagonal). Sisik ventral 186-195 buah, sisik anal tunggal, sementara sisik subkaudal (bawah ekor) 132-168 pasang.[2]

Kepala dan tubuh berwarna hijau daun hingga hijau gelap, seragam hingga ke ekor. Sisi bawah tubuh lebih terang, kekuningan hingga warna gading di tenggorokan dan keputihan di sebelah belakangnya hingga ke anus; terdapat garis abu-abu di tengah tubuh sebelah bawah. Sisi bawah ekor hijau kelabu gelap.[2]

Penyebaran dan habitat sunting

Ular ini tersebar di Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaya, Singapura, dan Indonesia (Sumatra, Jawa, dan pulau-pulau di sekitarnya).[3]

Ular ini cukup jarang ditemui, berbeda dengan kerabatnya yaitu ular gadung, yang cukup sering ditemui dan beraktivitas dekat dengan manusia. Ular-pucuk melayu hidup di pedalaman hutan dataran rendah, biasanya tinggal di pepohonan dan tanaman yang dekat dengan sumber air. Mangsa utama ular ini adalah cecak pohon, kadal kecil, dan katak/kodok kecil. Jika merasa terganggu, ular ini akan melengkungkan dan memipihkan lehernya, sehingga akan terlihat corak belang hitam dan putih pada kulit di bawah sisik-sisiknya, yang digunakan untuk menakut-nakuti pengganggunya. Ular ini berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar).[5]

Jenis yang serupa sunting

Ular gadung (A. prasina) memiliki perawakan yang mirip, dengan beberapa perbedaan kecil sbb.: (1) panjang total dewasa umumnya lebih dari 1,1 m hingga mendekati 2 m; (2) panjang ekor relatif lebih pendek, sekitar 36% SVL atau sedikit kurang; (3) panjang moncong 2x diameter horizontal mata atau lebih, sisi atas moncong datar atau agak mencekung; (4) sisik supralabial 9-10 buah; (5) sisik ventral 194-235 buah dan sisik subkaudal 141-207 pasang; (6) sisi bawah tubuh berwarna seragam, tanpa garis abu-abu di tengahnya (atau mungkin bahkan lebih pucat di tengahnya).[2]

Referensi sunting

  1. ^ Linnaeus, C. (1758). Systema naturæ per regna tria naturæ, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Editio decima, reformata. Tomus I: 226. Laurentii Salvii, Holmiæ. 10th Edition: 824 pp.
  2. ^ a b c d e Miralles, A. & P. David. (2010). "First record of Ahaetulla mycterizans (Linnaeus, 1758) (Reptilia, Squamata, Colubridae) from Sumatra, Indonesia, with an expanded definition". Zoosystema 32(3): 449-456. (laman ResearchGate)
  3. ^ a b Ahaetulla mycterizans di Reptarium.cz Reptile Database. Diakses 20 October 2014.
  4. ^ Nick Baker (2014). "Big-eye Green Whip Snake". Ecology Asia. 
  5. ^ Ular Asli Indonesia: Ular Janur (Ahaetulla mycterizans)