Agusli Taher

ahli pertanian

Dr. Ir. Agusli Taher, MS (lahir 9 Agustus 1951) adalah seorang pencipta lagu Minang dan ahli pertanian. Ia merupakan pendiri perusahaan rekaman Pitunang Record yang banyak mengorbitkan penyanyi Minang di Sumatera Barat. Ia merupakan pencipta lagu yang telah menggubah sedikitnya 470 lagu dan sampai saat ini ia masih tetap menciptakan lagu.[1]

Infobox orangAgusli Taher
Biografi
Kelahiran9 Agustus 1951 (72 tahun)
Seberang Palinggam
Data pribadi
Kelompok etnikOrang Minangkabau
PendidikanUniversitas Andalas
Institut Pertanian Bogor
University of the Philippines Los Baños
Kegiatan
Pekerjaanpenulis lagu, agronom

Agusli juga seorang ahli pertanian bergelar doktor. Berkecimpung di dunia kesenian tak lantas membuat Agusli mengabaikan dunia pertanian. Ia pernah bekerja sebagai peneliti pertanian untuk Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami, yang sejak 1995 berubah nama menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Barat.[1][2]

Pada 2016, Agusli menerbitkan buku kumpulan biografi Perjalanan Panjang Musik Minang.[3]

Pendidikan sunting

Agusli menempuh pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Universitas Andalas (UNAND). Setelah itu, ia melanjutkan S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S3 di University of the Philippines Los Baños (UPLB) Filipina. Dengan latar belakang keahliannya di bidang pertanian, disertasi Agusli meraih penghargaan sebagai The Best Disertation Award dari UPBL Filipina. Sebagai peneliti pertanian, Agusli bekerja di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Barat dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia menjadi Kepala BPTP Sumbar yang pertama. Di pengujung karienya, ia bekerja di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sumbar dan memperoleh Satyalencana Wirakarya dari Presiden Soeharto pada tahun 1995 sebagai peneliti berprestasi di bidang lahan gambut.[1]

Karier sunting

 
Radio Republik Indonesia (RRI) Padang

Agusli sebenarnya tak berasal dari keluarga seniman, melainkan anak seorang petani. Sejak belia, kegemarannya adalah mendengarkan musik dan lagu-lagu. Saat masih berusia 10 tahun, ia sudah mulai memainkan alat musik gitar. Pengalaman pertama Agusli di dunia musik bermula ketika dirinya bergabung dengan orkes gamad Ikatan Budi. Saat itu, Agusli masih berusia 15 tahun dan merupakan anggota grup termuda di mana Agusli mendapatkan posisi sebagai pemain gitar. Orkes gamad ini sering tampil mengisi acara di Radio Republik Indonesia (RRI) Padang.[1]

Sebagai pencipta lagu, Agusli memulai debutnya saat berusia 19 tahun lewat lagu berjudul Derita Hati. Awalnya, Agusli hanya menciptakan lagu berbahasa Indonesia terutama lagu pop Indonesia. Ia baru menciptakan lagu Minang pada tahun 1975 setelah termotivasi sukses Yan Juneid yang populer saat itu. Lagu Minang pertama ciptaannya berjudul Selendang Mayang, tetapi lagu pertamanya yang berhasil menembus dapur rekaman yakni Palito Den Lah Padam. Lagu itu dibawakan oleh penyanyi Minang, Asben pada tahun 1975.[1]

Popularitas Agusli Taher sebagai pencipta lagu kian menanjak ketika lagunya dibawakan oleh dua penyanyi Minang legendaris, yakni Tiar Ramon dan Zalmon. Tiar Ramon membawakan empat lagu ciptaan Agus, yakni Diseso Bayang, Rinai Pambasuah Luko, Paruntuangan, dan Lapang di Nan Rami. Lagu Diseso Bayang meledak di pasaran. Omzet penjualannya mencapai di atas 100 ribu keeping kaset. Lagu ini menjelma menjadi lagu wajib dalam hampir setiap ajang festival lagu Minang. Adapun Zalmon menyanyikan tujuh Agusli Agus, termasul lagu Nan Tido Manahan. Lagu inilah yang mengantarkan Zalmon dan Agusli Taher, masing-masing sebagai penanyi dan pencipta lagu, meraih Anugerah HDX di Jakarta.[2]

Mendirikan perusahaan rekaman sunting

Di sela kesibukannya sebagai peneliti, ia tak pernah berhenti menciptakan lagu. Bahkan, Agusli bekerja serabutan; sebagai pencipta, produser rekaman, dan pencari penyanyi berbakat. Pada tahun 1991, Agusli mendirikan perusahaan rekaman Pitunang Record. Ia memutuskan terjun langsung dalam industri rekaman untuk memberikan kondisi iklim yang baik, terutama dalam memicu terbangunnya inovasi musik, lahirnya album yang lebih berkualitas, dan memberi lebih banyak kesempatan kepada seniman untuk unjuk kebolehan. Walaupun berhadapan dengan Tanama Record sebagai penguasa pasar, kehadiran Pitunang Record memberikan warna tersendiri bagi blantika Musik Minang dan menginspirasi banyak seniman untuk terlibat dalam dunia rekaman. Telah banyak penyanyi dan pemusik yang diorbitkan di bawah label Pitunang Record yang dinahkodainya, termasuk Zalmon, Anroys, Nedi Gampo, Dessy Santhia, Ferry Zein, Ima Gempita, Ody Malik, dan Febian.[2]

Penghargaan sunting

Kiprah Agusli di bidang kesenian mendapat beberapa penghargaan. Ia pernah meraih penghargaan dari Gubenur Sumbar, yakni Citra Musik (1998), Anugerah Musik (2004), dan Anugerah Tuah Sakato (2008). Di tingkat nasional, ia memperoleh Nugraha Bhakti Musik Indonesia (2005).[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e "Lagu Minang Sang Doktor". Kompas.id (dalam bahasa Inggris). 2018-02-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 2020-05-20. 
  2. ^ a b c d Taher, Agusli (2016). Perjalanan Panjang Musik Minang modern. LovRinz Publishing. ISBN 978-602-6330-35-2. 
  3. ^ "Buku Dr. Agusli Taher, Praktisi Musik Minang, Diluncurkan dan Dibedah Akademisi". 

Pranala luar sunting