Abdul Karim Amrullah
Dr. Haji Abdul Karim Amrullah (nama lahir: Muhammad Rasul, 10 Februari 1879 – 2 Juni 1945), dijuluki sebagai Haji Rasul, adalah ulama terkemuka sekaligus reformis Islam di Indonesia. Ia juga merupakan pendiri Sumatra Thawalib, sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Ia bersama Abdullah Ahmad menjadi orang Indonesia terawal yang memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir. Selain itu, ia juga seorang ayah dari ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Hamka.
![]() | |
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 10 Februari 1879 ![]() |
Kematian | 2 Juni 1945 ![]() Jakarta ![]() |
Data pribadi | |
Kelompok etnik | Minangkabau ![]() |
Agama | Islam ![]() |
Kegiatan | |
Pekerjaan | Ulama ![]() |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Raihanah Syafiyah Rafi'ah ![]() |
Anak | Fatimah Karim Amrullah Hamka Abdul Kuddus Karim Abdul Wadud Karim Amrullah Abdul Bari ![]() |
Orang tua | Muhammad Amrullah ![]() ![]() |
Kerabat | Ahmad Rasyid Sutan Mansur (menantu) ![]() |
Kehidupan sunting
Abdul Karim Amrullah dilahirkan dengan nama Muhammad Rasul dari pasangan Syeikh Muhammad Amrullah Tuanku Abdullah Saleh dengan istri ketiga bernama Andung Tarwasa. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara.[1] Ayahnya, yang juga dikenal sebagai Tuanku Kisai, merupakan syekh dari Tarekat Naqsyabandiyah. Saudara Abdul Karim Amrullah yang seibu, yakni Maryam, Aisyah, Maimunah, Hafsah, Muhammad Saleh, dan Yusuf.
Pada tahun 1894, ia dikirim ayahnya ke Mekkah untuk menimba ilmu, dan berguru pada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang pada waktu itu menjadi guru dan imam Masjidil Haram.[2] Pada tahun 1925, sepulangnya dari perjalanan ke Jawa, ia mendirikan cabang Muhammadiyah di Minangkabau, tepatnya di Sungai Batang, kampung halamannya.[3]
Ia meninggal dunia pada 2 Juni 1945 di Jakarta.[4] Salah satu putranya, yaitu Hamka (nama pena dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah), dikenal banyak orang sebagai ulama besar dan sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka.
Karya sunting
Buku pertama kali yang diterbitkannya pada tahun 1908 berjudul Amdatul Anam fi Ilmil Kalam yang membahas dua puluh sifat Allah, lalu disusul buku-buku lain, yakni Qatthi'u Riqabil Mulhidin (1910), Syamsyul Hidayah (1912), Sullamul Ushul (1914), Aiqazum Niam (1916), Al-Qawlus-Shahih (bantahan terhadap Ahmadiyah, 1926),[5][6] Cermin Terus (1928), dst.[7]
Kematian sunting
Abdul Karim Amrullah meninggal dunia di Jakarta pada 2 Juni 1945. Beliau dimakamkan di Kecamatan Tanjung Raya, Jorong Nagari, Nagari Sungai Batang.[8]
Rujukan sunting
- Graves, Elizabeth E. (2007). Asal usul Elite Minangkabau Modern: Respons Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-661-1.
- Santosa, Kholid O. (2007). Manusia di Panggung Sejarah, Pemikiran dan Gerakan Tokoh-tokoh Islam. Bandung: Sega Arsy.
- Jamal, Murni (2002). Dr. H. Abdul Karim Amrullah, Pengaruh dalam Gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau Pada Awal Abad ke-20.
Referensi sunting
- Rujukan
- ^ Hamka 1982, hlm. 53-54.
- ^ Hamka 1982, hlm. 56.
- ^ Nirwansyah (6 Desember 2019). "Haji Rasul: Pembawa Matahari Muhammadiyah di Minangkabau". ibtimes.id.
- ^ Hamka 1982, hlm. 328.
- ^ http://mmzrarebooks.blogspot.com/2012/04/haji-abdul-karim-amarullah-ayahanda.html
- ^ https://books.google.co.id/books?id=WuWlDwAAQBAJ&pg=PA405&lpg=PA405&dq=Alqawloesh+Shahih&source=bl&ots=alqyFXc_4M&sig=ACfU3U1gRGSxI8zfXbyaxnJSQHpKHCJY2g&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiq8e6G0sHxAhWdILcAHXDwCtMQ6AEwDnoECAwQAg#v=onepage&q=Alqawloesh%20Shahih&f=false
- ^ https://books.google.co.id/books?id=LFzhDwAAQBAJ&pg=PA304&dq=%22Amdatul+Anam%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjkrbmw5fDpAhWVb30KHcnHDs8Q6AEIKjAA#v=onepage&q=%22Amdatul%20Anam%22&f=false
- ^ Writer, Enol. "Biografi Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), Sang Ulama Reformis Dari Minangkabau 1879 | Surau.co". Diakses tanggal 2023-01-14.
- Daftar pustaka
- Hamka (1982). Ayahku: riwayat hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan perjuangan kaum agama di Sumatera (PDF). Jakarta: Penerbit Umminda.