ABDACOM
Komando Amerika Serikat–Britania Raya–Belanda–Australia (bahasa Inggris: American-British-Dutch-Australian Command, disingkat ABDACOM atau "ABDA Command") adalah komando tinggi berumur pendek untuk semua angkatan Sekutu di Asia Tenggara, pada awal tahun 1942, selama Perang Pasifik dalam Perang Dunia II. Tujuan utama komando ini, yang dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Percival Wavell, adalah memelihara kendali "Kawasan Hindia" atau "Kawasan Malaya", sebuah garis khayal yang membentang dari Semenanjung Malaya, melalui Singapura dan pulau paling selatan di Hindia Belanda. ABDACOM juga dikenal di lingkaran militer Britania sebagai "South West Pacific Command", meskipun hal itu jangan dikacaukan dengan komando South West Pacific Area yang muncul belakangan (lihat bawa).
Meski hanya ada selama beberapa minggu dan memimpin satu demi satu kekalahan, ABDACOM sungguh menyediakan beberapa pelajaran berharga untuk gabungan komando Sekutu di akhir perang Pasifik.
Sejarah
suntingUsaha untuk mengorganisasi ABDA Command mulai segera setelah perang antara Sekutu dan Jepang yang bermula pada tanggal 7 Desember 1941. Pada tanggal 29 Desember, Winston Churchill mengatakan, telah disetujui bahwa Wavell akan menjadi komandan tinggi.[1] Saat itu Wavell memegang kedudukan Panglima Tertinggi India Britania. Churchill menambahkan:
Diharapkan bahwa Jenderal Wavell harus memiliki staf di Pasifik Selatan yang dapat dijangkau karena Staf Kontrol Tinggi Foch adalah kepada Staf Besar pasukan Britania dan Prancis di Prancis [selama Perang Dunia I]. Ia akan menerima perintah dari badan gabungan yang sesuai yang akan bertanggung jawab kepada saya sebagai MenHan dan Presiden Amerika Serikat yang juga Panglima Tertinggi semua angkatan Amerika Serikat.
Menyusul Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942, secara resmi pemerintah Sekutu menunjuk Wavell. Pembentukan ABDACOM berarti Wavell memiliki kendali seremonial atas angkatan yang besar namun kurang tersebar, yang meliputi wilayah dari Burma di barat, Nugini Belanda dan Filipina di timur. Daerah lain, termasuk India Britania dan Hawaii tetap secara resmi di bawah komando terpisah, dan pada praktiknya Jenderal Douglas MacArthur memegang kendali penuh angkatan Sekutu di Filipina. Atas keinginan Wavell, separuh barat Australia Utara (lihat peta) ditambahkan ke area ABDA. Australia lainnya berada di bawah kendali Australia, begitupun Wilayah Nugini.
ABDA ditugasi memegang Rintangan Melayu selama mungkin untuk memelihara kendali Sekutu atas Samudra Hindia dan lautan bagian barat dekat Australia. Ini adalah tugas yang hampir tak memberi harapan, memberi tempat bagi keunggulan Jepang di angkatan laut daerah barat Pasifik. Tugas itu makin sulit dengan penambahan Burma ke wilayah komando; kesulitan mengkoordinasikan tindakan antarangkatan 4 bangsa yang menggunakan peralatan yang berbeda dan tak dilatih bersama; dan prioritas yang berbeda atas pemerintah nasional. Pemimpin Britania terutama tertarik mempertahankan kendali atas Singapura; kapasitas militer Hindia Belanda telah banyak menderita akibat kekalahan Belanda pada tahun 1940, dan pemerintah Belanda berfokus untuk mempertahankan Pulau Jawa; pemerintah Australia amat cenderung kepada perang di Afrika Utara dan Eropa, dan sumber daya militernya yang siap jangkau sedikit, dan; AS mengikat perhatian pada Filipina, yang saat itu merupakan daerah Persemakmuran AS.
Wavell tiba di Singapura, di mana British Far East Command bermarkas, pada tanggal 7 Januari 1942. ABDACOM menyerap komando Britania ini secara keseluruhan. Pada tanggal 15 Januari, Wavell memindahkan markasnya ke Bandung di Jawa dan memegang kendali operasi Sekutu.
Keberhasilan penting pertama angkatan itu di bawah ABDACOM adalah serangan US Navy atas Balikpapan, Borneo pada tanggal 24 Januari, yang merusak 6 kapal pengangkut Jepang, tetapi tak banyak berpengaruh pada mereka yang mencaplok ladang minyak berharga di Borneo.
Pemerintah Australia, Belanda dan Selandia Baru melobi Winston Churchill untuk dewan perang antarpemerintahan Sekutu, dengan tanggung jawab penuh untuk usaha perang Sekutu di Asia dan Pasifik, bermarkas di Washington, D.C. Sebuah Far Eastern Council (kemudian dikenal sebagai Pacific War Council) didirikan di London pada tanggal 9 Februari, dengan dewan staf yang berkorespondensi di Washington. Namun, kuasa-kuasa yang lebih kecil terus mendorong badan yang bermarkas di AS.
Dalam pada itu, kejatuhan yang cepat atas pertahanan Sekutu pada serangan Jepang di Malaya, Singapura, Hindia Belanda, Filipina, dan negeri lain segera membanjiri Rintangan Melayu. Jatuhnya Singapura pada tanggal 15 Februari melepaskan komando ABDA, yang dibubarkan beberapa minggu kemudian.
Wavell mundur sebagai komandan tinggi pada tanggal 25 Februari 1942, mengalihkan kendali Area ABDA ke komandan lokal. Ia juga merekomendasikan pendirian 2 komando Sekutu untuk menggantikan ABDACOM: sebuah komando Pasifik Barat Daya, dan komando bermarkas di India. Untuk menanggulanginya, Wavell telah memegang kendali Burma kepada British India Command dan menduduki kembali jabatannya yang dahulu, sebagai Panglima Tertinggi India.
Menyusul penghancuran AL ABDA utama di bawah Laksamana Muda Karel Doorman, dalam Pertempuran Laut Jawa, antara bulan Februari-Maret 1942, ABDA secara efektif berhenti ada.
Karena Jepang mendekati angkatan Sekutu yang tersisa di Filipina, MacArthur diperintahkan pindah ke Australia. Pada tanggal 17 Maret, pemerintah AS mengangkatnya sebagai Komandan Sekutu Tertinggi di Daerah Pasifik Barat Daya, komando yang memasukkan Australia dan Nugini di samping daerah yang dipegang Jepang. Sisa area geografis Teater Operasi Pasifik tetap di bawah komando Daerah Samudra Pasifik, dipimpin oleh Laksamana Tinggi Chester Nimitz dari US Navy.
Dewan Perang Pasifik yang bersifat antarpemerintahan didirikan di Washington pada tanggal 1 April, tetapi masih tak berguna karena dominasi angkatan AS di Asia dan Pasifik sepanjang perang.
Barangkali kesuksesan utama untuk angkatan ABDA adalah gerakan gerilya di Timor, digerakkan oleh infantri Australia dan Belanda hampir 12 bulan setelah pendaratan Jepang di sana pada tanggal 19 Februari.
Struktur komando resmi
suntingJenderal Sir Archibald Percival Wavell, Angkatan Darat Britania Raya (BA) — Komandan Tinggi
- Letnan Jenderal George H. Brett, US Army Air Forces (USAAF) — Wakil Komandan
- Letnan Jenderal Henry Pownall (BA) — Kepala Staf
Angkatan darat
- Letnan Jenderal Hein ter Poorten, KNIL — Komandan AD (ABDA Land); juga dalam komando langsung dengan Angkatan Darat Hindia Belanda
- Mayor Jenderal Ian Playfair (BA) — Wakil panglima staf tertinggi Angkatan Darat
- MayJen. T. J. Hutton (BA) — Angkatan Darat Britania di Burma
- MayJen. David Blake, Angkatan Darat Australia, Distrik Militer VII Australia (Australia Utara)
- Letnan Jenderal Arthur Percival (BA) — Komando Malaya
- Jenderal Douglas MacArthur, Angkatan Darat Amerika Serikat — angkatan Sekutu di Filipina
(Secara teknis MacArthur adalah bawahan Wavell, tetapi nyatanya banyak rantai komando yang ditunjukkan di sini dilaksanakan secara independen dari ABDACOM dan/atau hanya ada di atas kertas.)
Angkatan Udara
- Marsekal Udara Sir Richard Peirse, Angkatan Udara Britania Raya (RAF), komandan AU (ABDA Air)
- MayJen. Lewis H. Brereton (USAAC), wakil komandan AU
- Marsekal Muda Udara D. F. Stevenson RAF, NORGROUP (Burma)
- Marsekal Muda Udara C. W. Pulford RAF, WESGROUP (Malaya dan Sumatera Utara)
- ? CENGROUP (Sumatera Selatan dan Jawa Barat; bergabung dengan EASGROUP pada tanggal 22 Februari)
- ? EASGROUP (Jawa Timur; bergabung dengan CENGROUP pada tanggal 22 Februari)
- Maypr Jenderal Ludolph Hendrik van Oyen (kadang-kadang van Oijen) (KNIL), AU Sekutu di Jawa setelah 22 Februari.[2])
- ? RECGROUP (intai)
- Komodor Udara Douglas Wilson, Angkatan Udara Australia, AUGROUP (Australia Utara dan Maluku)
- MayJen. Lewis H. Brereton (USAAC), wakil komandan AU
Angkatan Laut
- Laksamana Thomas C. Hart, Angkatan Laut Amerika Serikat (USN), komandan AL (ABDA Sea). Hingga 12 Februari 1942.
- Laks. Conrad Helfrich, Angkatan Laut Kerajaan Belanda Setelah 12 Februari.
- Laksamana Muda Arthur Palliser, Angkatan Laut Britania Raya, wakil komandan AL
- LaksDa. William A. Glassford, Jr. (USN) komandan AL AS
- LaksDa. Johan van Staveren (AL Kerajaan Belanda) komandan AL Belanda
- Komodor John Collins, Royal Australian Navy, komandan AL Britania-Australia
- Laksamana Muda Arthur Palliser, Angkatan Laut Britania Raya, wakil komandan AL
Rujukan
sunting- Morison, S.E. History of United States Naval Operations in World War II. Volume III. The Rising Sun in the Pacific. Little, Brown, and Company, 1948.
- Willmot, H.P. Empires in the Balance: Japanese and Allied Pacific Strategies to April, 1942. Annapolis: Naval Institute Press, 1982.
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting- Boundaries of ABDA Area
- British War office report on: OPERATIONS IN BURMA FROM 15th DECEMBER 1941 to 20th MAY 1942 Diarsipkan 2004-03-23 di Wayback Machine.
- Parliamentary Debates, House of Commons Official Report, Jan. 27, 1942. on the Far Eastern theatre and A.B.D.A
- February 15 1942: The fall of Singapore Capitulation telegram from ABDACOM to Prime Minister of Australia Diarsipkan 2004-09-06 di Wayback Machine.
- account of the ABDA campaign Diarsipkan 2009-05-28 di Wayback Machine.
- Chapter 10: Loss of the Netherlands East Indies
- ^ "Australian Government Historical Documents".
- ^ "persons_dutch_KNIL". www.unithistories.com. Diakses tanggal 2023-07-18.