Ziarah adalah film drama Indonesia tahun 2017 yang disutradarai, ditulis, dan diproduseri oleh BW Purbanegara sekaligus debut penyutradaraan dalam film panjang. Film yang berlatar di Gunung Kidul, Yogyakarta ini telah memperoleh beberapa penghargaan yang diantaranya antara lain Penulis Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2016, Skenario Terbaik versi Majalah Tempo 2016 dan Film Terbaik di Salamindanaw Film Festival 2016 di Filipina.

Ziarah
SutradaraBW Purbanegara
ProduserBW Purbanegara, Bagus Suitrawan, Andhy Pulung, Bayu Prihantoro Filemon, Ismail Basbeth, N. Nuranto, Ridia An-Nur
Ditulis olehBW Purbanegara
PemeranPonco Sutiyem
Rukman Rosadi
Ledjar Subroto
Vera Prifatamasari
Penata musik
  • Miyoshi Masato
  • Clemens Felix Setiyawan
SinematograferGumilang Almas Pratama
Penyunting
  • BW Purbanegara
  • Dwi Agus Purwanto
Perusahaan
produksi
  • Purbanegara Films
  • Limaenam Films
  • Lotus Cinema
  • Hide Project Films
  • Super 8mm Studio
DistributorBioskop Online
Tanggal rilis
18 Mei 2017
Durasi87 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Jawa

Alur cerita sunting

Ziarah menceritakan mengenai sosok Mbah Sri yang mencari keberadaan suaminya. Saat itu, Belanda melakukan Agresi Militer yang ke-2 pada tahun 1948 dan suami Mbah Sri ikut berperang. Mbah Sri dan suaminya (Prawiro) terpaksa harus berpisah. Namun, ternyata itulah saat terakhir Mbah Sri bertemu dengan suaminya, yang tidak pernah kembali seusai perang. Hari demi hari, tahun demi tahun berlalu, Prawiro tidak juga pulang. Mbah Sri menjadi janda selama puluhan tahun hingga masa tuanya. Sahabat-sahabat Mbah Sri yang juga sudah berusia senja, satu per satu mulai meninggal. Mereka dimakamkan di sebelah makam suaminya masing-masing. Hal ini membuat Mbah Sri juga memiliki keinginan untuk dimakamkan di sebelah makam suaminya jika ia meninggal kelak. Namun, Mbah Sri sendiri bahkan tidak mengetahui keberadaan makam suaminya. Mbah Sri pun mulai mencari keberadaan Prawiro, suaminya.

Pada suatu hari di tahun 2012, Mbah Sri bertemu dengan tentara veteran yang ternyata mengenal Prawiro. Tentara veteran itu mengetahui lokasi Prawiro tertembak oleh Belanda pada 1949. Berdasarkan informasi tersebut, Mbah Sri mencari makam suaminya. Selama perjalanan mencari makam suaminya, Mbah Sri bertemu dengan banyak orang. Dia mendengar obrolan tentang tanah, yang memperjuangkan tanahnya, dan kisah orang yang harus tersingkir dari tanahnya sendiri. Perjalanan Mbah Sri untuk mencari makam sang suami tidak sekadar perjalanan menyusuri sejarah cintanya, tapi juga menyusuri luka-luka sejarah bangsanya. Hingga pada suatu tempat dan waktu, Mbah Sri harus mengetahui hal yang sangat tidak dia duga. Hal itu membuatnya terpuruk dan menang dalam waktu yang bersamaan.[1][2]

Pemeran sunting

  • Ponco Sutiyem sebagai Mbah Sri
  • Rukman Rosadi sebagai Prapto (cucu Mbah Sri)
  • Ledjar Subroto sebagai Trisno (anak Kyai Husodo)
  • Vera Prifatamasari sebagai calon istri Prapto
  • E. Suhardjendro sebagai saksi sejarah
  • Sasmo Wiyanto sebagai saksi sejarah
  • Sugeng Prihatin sebagai saksi sejarah
  • Supriyanto sebagai saksi sejarah
  • Harso Diyono sebagai saksi sejarah
  • Sartorejo sebagai saksi sejarah
  • Fajar Suharno sebagai saksi sejarah
  • Arief Akhmad Yani sebagai supir Landrover
  • Mulyani sebagai Yu Par
  • Natasya Putri Sastrosoemarto sebagai cucu Mbah Rejo
  • Brilliana Desy D. sebagai anak Mbah Rejo

Penghargaan & nominasi sunting

Penghargaan Tanggal Kategori Nomine Hasil Ref.
ASEAN International Film Festival 2016 Skenario Terbaik BW Purbanegara Menang [3]
Special Jury Award Menang
Apresiasi Film Indonesia Film Panjang Non Bioskop Menang [4]
Festival Film Indonesia Penulis Skenario Asli Terbaik Nominasi [5]
Majalah Tempo Skenario Terbaik Menang
Salamindaw Asian Film Festival Best Asian Film Menang [6]
Piala Maya 2017 Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana Terpilih (Piala Iqbal Rais) Nominasi
Indonesian Movie Actors Awards 2018 Pemeran Utama Pria Terfavorit Rukman Rosadi Nominasi [7]
Pemeran Utama Pria Terbaik Nominasi
Pemeran Utama Wanita Terfavorit Ponco Sutiyem Nominasi
Pemeran Utama Wanita Terbaik Nominasi

Referensi sunting

  1. ^ "Film Ziarah Tayang Perdana di Gunung Kidul". Republika Online. 2017-05-15. Diakses tanggal 2021-05-07. 
  2. ^ Film ZIARAH, diakses tanggal 2022-09-12 
  3. ^ Astarina, Sintia (2017-05-07). Dewi, Bestari Kumala, ed. "Film "Ziarah" Menangkan Dua Penghargaan di Festival Film ASEAN". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-04-23. 
  4. ^ Saputra, Aditia (2016-10-09). Rusmitantri, Telni, ed. "Ini Daftar Peraih Apresiasi Film Indonesia 2016". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  5. ^ Nurin, Fajarina (2016-10-14). Saputra, Aditia, ed. "Ini Daftar Lengkap Nominasi di Festival Film Indonesia 2016". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-04-23. 
  6. ^ Tumpi (2016-11-23). "Film Ziarah, Film Terbaik di Salamindanaw Asian Film Festival 2016". Tumpi.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-23. 
  7. ^ "Indonesian Movie Actors Awards 2018". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2022-01-11. 

Pranala luar sunting