Yoon Suk Yeol

Presiden Korea Selatan ke-13 (2022-2025)
(Dialihkan dari Yoon Suk-yeol)


Yoon Suk Yeol (Hangul윤석열; Hanja尹錫悅; RRYun Suk Yeol, lahir 18 Desember 1960) adalah seorang politikus, mantan jaksa agung, dan presiden ke-13 Korea Selatan sejak 10 Mei 2022 sampai 4 April 2025. Ia dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada 14 Desember 2024 setelah mendeklarasikan darurat militer pada 3 Desember 2024 yang menimbulkan kekacauan dan protes berhari-hari di Korea Selatan. Pada 4 April 2025, Mahkamah Konstitusi mengesahkan pemakzulan Yoon dengan suara 8-0; dengan hasil ini Yoon Suk-yeol resmi dicopot dari jabatannya dan pemilihan presiden berikutnya harus dilaksanakan dalam jangka waktu 60 hari. Ia merupakan presiden terpilih dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Korea Selatan.[1]

Yoon Suk-yeol
윤석열
Potret resmi, 2022.
Presiden Korea Selatan ke-13
Masa jabatan
10 Mei 2022 – 4 April 2025[a]
Perdana MenteriChoo Kyung-ho
Han Duck-soo
Sebelum
Pendahulu
Moon Jae-in
Pengganti
Han Duck-soo (pelaksana tugas)
Jaksa Agung Korea Selatan
Masa jabatan
25 Juli 2019 – 4 Maret 2021
PresidenMoon Jae-in
Sebelum
Pendahulu
Moon Moo-il
Pengganti
Cho Nam-kwan (pelaksana tugas)
Kim Oh-soo
Informasi pribadi
Lahir18 Desember 1960 (umur 64)
Distrik Seodaemun, Seoul, Korea Selatan
KewarganegaraanKorea Selatan
Partai politikPartai Kekuatan Rakyat (2021–)
Afiliasi politik
lainnya
Independen (sampai Juli 2021)
Suami/istriKim Keon-hee
Orang tuaYoon Ki-joong (ayah)
AlmamaterUniversitas Nasional Seoul
Pekerjaanpolitikus, jaksa agung
IMDB: nm13471861 Facebook: sukyeol.yoon Instagram: sukyeol.yoon Youtube: UCcl16CxYqlbKQJVCfdhSJVw Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Yoon Suk Yeol
Hangul
Hanja
Alih AksaraYun Seok-yeol
McCune–ReischauerYun Sŏk-yŏl

Yoon lahir di Seoul pada 18 Desember 1960. Ia menamatkan pendidikan sarjana dan magister hukum dari Universitas Nasional Seoul. Setelah berhasil lulus ujian hukum, ia berkarier di kejaksaan sejak 1991 hingga 2021. Ia dikenal sebagai jaksa yang menginvestigasi kasus dua mantan presiden, Park Geun-hye dan Lee Myung-bak.[2]

Pada 2019, presiden Moon Jae-In memilih Yoon sebagai jaksa agung. Pada 2021, ia mengundurkan diri dari kejaksaan dan mengumumkan masuk politik. Ia menjadi kandidat calon presiden untuk Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, partai oposisi utama saat ini, dalam pemilihan umum Presiden Korea Selatan 2022. Ia terpilih sebagai Presiden Korea Selatan setelah mengungguli Lee Jae-myung dengan perolehan suara sebanyak 48,6%.[3]

Kebijakan luar negerinya dianggap lebih radikal ke Korea Utara dan lebih bersahabat ke Jepang dibanding para pendahulunya. Di level domestik, Yoon mendapat kritikan terkait kebijakan-kebijakannya dalam Tragedi Halloween Itaewon dan krisis rumah sakit. Ibu negara Kim Keon-hee juga mendapat kritikan karena diduga mendapat gratifikasi barang mewah selama Yoon menjabat. Pada pemilu sela 2024, Partai Kekuatan Rakyat mengalami kekalahan dari partai oposisi, yang mengakibatkan pelemahan kekuatan politik Yoon. Selama masa kepresidenannya, Korea Selatan mengalami kemunduran demokrasi yang mengarah pada otoritarianisme.[1]

Kehidupan awal dan pendidikan

sunting

Yoon lahir di Yeonhui-dong, Distrik Seodaemun, Seoul pada 1960.[4][5] Beberapa orang meyakini bahwa ia berasal dari Honam, Jeolla, tetapi hal itu hanya rumor yang berasal dari prasangka hanya orang Jeolla yang punya temperamen seperti dirinya.[4][6]

Yoon lahir dan dibesarkan oleh orang tua dari kalangan akademisi.[7] Ayahnya, Yoon Ki Joong, adalah profesor dan pendiri Departemen Statistik di Universitas Yonsei. Yoon Ki Joong merupakan lulusan Universitas Yonsei dan Universitas Hitotsubashi, Jepang. Ia adalah pendiri Himpunan Statistik Korea dan menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Korea. Ibunya, Choi Jeong Ja, bekerja sebagai pengajar di Ewha Womans University dan meraih gelar profesor tetapi berhenti mengajar setelah menikah.[4][7]

Yoon Seok-yeol bersekolah di Sekolah Dasar Daegwang, Sekolah Menengah Pertama Jungnang, dan Sekolah Menengah Atas Chungam.[5] Ia mengambil jurusan hukum di Universitas Nasional Seoul pada 1979. Ia mendapat gelar sarjana hukum pada 1983 dan menyelesaikan magister hukum dari universitas yang sama pada 1988.[2]

Kehidupan Pribadi

sunting

Yoon menikah dengan Kim Keon-hee pada 2012. Saat itu Yoon berusia 52 tahun dan Kim 40 tahun. Pasangan ini tidak memiliki anak, mereka memelihara tiga kucing dan empat anjing.[8] Yoon beragama Katolik dan mengambil nama baptis "Ambrosius", menjadikannya Presiden Korea Selatan keempat yang beragama Katolik.

Karier

sunting

Yoon tergolong terlambat memulai kariernya karena berkali-kali gagal lulus ujian hukum. Setelah lulus pada ujian di percobaan kesembilan pada 1991, Yoon mengikuti pendidikan di Institut Penelitian dan Pelatihan Yudisial dan lulus pada 1994. Ia memulai kariernya sebagai jaksa pada tahun 1994 di Kantor Kejaksaan Distrik Daegu.[9]

Ia mulai bekerja sebagai asisten jaksa di Divisi Investigasi Khusus yang menangani kasus-kasus korupsi. Ia pernah memegang sejumlah posisi penting di divisi ini, di antaranya Direktur Divisi Khusus 1 Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul dan Kepala Divisi 1 dan 2 Kantor Kejaksaan Agung.[4]

Namanya mulai terkenal karena menangani kasus-kasus korupsi yang berhubungan dengan politikus dan pengusaha. Ia menangkap kepala dinas intelejen Badan Kepolisian Nasional di era pemerintahan Kim Dae-jung, meskipun ditentang atasannya. Pada masa pemerintahan Roh Moo-hyun, ia menangkap tokoh-tokoh politik seperti Ahn Hee-jung dan Kang Geum-won. Pada 2013 ia menjadi kepala Kantor Kejaksaan Distrik Suwon. Ia menyelidiki kasus keterlibatan Badan Intelejen Nasional Korea Selatan dalam proses pemilihan presiden 2012. Namun, investigasi ini membuat Yoon diskors selama tiga bulan dan dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Daegu.[4][2][10] Menurut Kim Yeon-woo, penulis buku Yoon Suk-yeol: A Warm-Hearted Man, Yoon diasingkan di sana dan menghabiskan waktunya sendirian, termasuk saat makan siang.[10]

Pada 2016, ia diminta Park Yong-soo—investigator independen—untuk bergabung dalam tim investigasi kasus penyalahgunaan kekuasaan oleh presiden Park Geun-hye.[11] Investigasi ini menghasilkan skandal politik besar yang menyeret sejumlah tokoh, termasuk Choi Soon-sil dan eksekutif Samsung, Lee Jae-yong.[2][10]

Setelah delapan tahun mengemban amanat di kejaksaan Daegu, ia mengundurkan diri[12] dan setelah itu dipilih kembali oleh presiden menjadi direktur divisi pertama departemen investigasi pusat Kejaksaan Agung dan kepala departemen investigasi khusus pertama Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul.[13] Pemilihan Yoon sebagai Jaksa Agung adalah bagian dari reformasi hukum yang diterapkan Moon dan ia pun menjadi orang kepercayaan Moon. Saat menjadi Jaksa Agung ia memerintahkan penyelidikan pada Menteri Kehakiman dan orang dekat Presiden Moon, Cho Kuk, orang dekat Presiden atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Hubungan Yoon dan Moon semakin memburuk ketika Yoon memperbolehkan penyelidikan keterlibatan Cheong Wa Dae dalam pemilihan sela di Ulsan yang memenangkan teman dekat Moon.[2][10] Yoon akhirnya mundur sebagai Jaksa Agung pada Maret 2021 sebagai bentuk protes atas rencana reformasi kejaksaan.[2]

Pemilihan presiden Korea Selatan

sunting

Pada Juni 2021, Yoon mengumumkan maju dalam bursa pemilihan presiden sebagai calon independen. Tak lama setelahnya ia bergabung dengan partai oposisi utama, Partai Kekuatan Rakyat pada Juli 2021 dan menjadi kandidat capres dari partai pada November 2021.[2][14]

Yoon Seok-yeol memenangkan pemilihan umum presiden yang digelar 9 Maret 2022. Setelah dikonfirmasi sebagai pemenang pemilihan presiden oleh Komite Pemilihan Nasional, ia berpidato di Majelis Nasional pada 10 Maret 2022 pagi waktu setempat.[15] Ia menggantikan Moon Jae-In sebagai Presiden Korea Selatan dan dilantik pada 10 Mei 2022.[15]

Masa kepresidenan

sunting

2022-2024

sunting

Yoon Suk-yeol memenangkan pemilihan umum dengan selisih keunggulan kurang dari 1% dari lawannya, Lee Jae-myung. Ia terpilih saat Korea Selatan menghadapi perpecahan dalam masyarakat karena isu gender dan isu-isu sosial lainnya. Ia dianggap sebagai harapan baru yang dapat membawa pemerintahan yang lebih berprinsip, transparan, dan efisien. Namun, tak lama setelah ia terpilih, Yoon mulai menunjukkan inkompetensi dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak populer.[16]

Yoon sempat tertangkap kamera menyebut anggota Kongres Amerika Serikat "idiot" saat menemui Presiden AS Joe Biden di New York. Yoon juga dianggap lebih bersahabat dengan Jepang, yang selama ini dikenal punya hubungan sejarah kelam dengan Korea. Yoon juga dikritik atas tanggapan dan kebijakannya dalam mengatasi Tragedi Halloween Itaewon yang menewaskan 159 orang dan melukai ratusan orang lainnya pada 29 Oktober 2022. Ia memveto mosi parlemen untuk investigasi lanjutan pada 2024 lalu.[17]

Namun, bisa dibilang skandal terbesar pada pemerintahan Yoon adalah dugaan suap dan gratifikasi yang diterima istrinya. Yoon berkali-kali memblokir investigasi pihak berwenang terhadap Kim Keon-hee dan menolak mosi parlemen. Kekecewaan warga Korea Selatan semakin mendalam setelah para pejabat di sekitar Yoon juga banyak melakukan blunder dan skandal. Ia berulang kali didemo warga, termasuk setelah kejadian Tragedi Itaewon pada Oktober 2022.[1][17]

Di dalam pemerintahan sering terjadi perpecahan antara kubu pro-pemerintah dan oposisi; kedua kubu ini saling memanfaatkan kekuasaan untuk mencapai kepentingan. Setelah partainya kalah dalam pemilu sela 2024, posisi pihak oposisi semakin kuat, sementara Yoon semakin sulit. Yoon menjadi presiden yang paling banyak melakukan penolakan atau pemblokiran mosi parlemen. Sebaliknya, parlemen juga berulang kali membatalkan atau menolak keputusan Yoon, termasuk memotong anggaran yang diajukan pemerintah dan memecat anggota kabinet karena gagal menginvestigasi ibu negara.[16]

Pemakzulan

sunting

Pada 3 Desember 2024, Yoon Suk-yeol mendeklarasikan darurat militer dengan alasan melindungi negara dan menjaga keamanan nasional akibat ancaman dari "pihak-pihak anti-negara".[18] Majelis Nasional menggelar sidang darurat pada tengah malam untuk membatalkan darurat militer yang akhirnya dicabut oleh Yoon pada dini hari tanggal 4 Desember. Anggota partai oposisi segera membuat proposal pemakzulan pada 4 Desember, namun pemungutan suara gagal dilaksanakan karena belum memenuhi kuorum. Pada 14 Desember, parlemen Korea Selatan mengadakan pemungutan suara untuk memakzulkan Yoon Suk-yeol dengan hasil 204-85. Dengan hasil ini, Yoon dibebastugaskan sebagai presiden sembari menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi untuk mengabulkan atau menolak mosi pemakzulan ini dalam jangka waktu 180 hari.[19] Sementara itu, Perdana Menteri Han Duck-soo menjadi pelaksana tugas presiden sampai terpilihnya presiden baru.[18]

Pada 4 April 2025, para hakim Mahkamah Konstitusi menyetujui pemakzulan Yoon dengan suara bulat (8-0). Dengan hasil ini, masa jabatan Yoon Suk-yeol resmi berakhir setelah menjabat selama 31 bulan. Pemilihan presiden baru akan digelar dalam waktu dekat.[1]

Penghargaan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Kim, Sarah (2025-04-05). "Korean President Yoon Suk Yeol just got ousted. What's next?". Korea Joongang Daily (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-04-07.
  2. ^ a b c d e f g 주경돈 (2022-03-10). "Chronology of major events in President-elect Yoon Suk-yeol's biography". Yonhap News Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-10.
  3. ^ Luxiana, Kadek Melda. "Mantan Jaksa Agung Yoon Seok Yeol Terpilih Jadi Presiden Korea Selatan". detikcom. Diakses tanggal 2022-03-11.
  4. ^ a b c d e "[원희복의 인물탐구]윤석렬 대전고검 검사… 소영웅주의자인가, 검찰의 자존심인가". 16 February 2016. Diakses tanggal 20 January 2020.
  5. ^ a b "윤석열 검찰총장 후보자는? "강직한 성품 원리원칙주의자"". 19 June 2019. Diakses tanggal 20 January 2020.
  6. ^ "윤석열이 전라도라고?". 28 October 2013. Diakses tanggal 20 January 2020.
  7. ^ a b Fitriani, Feni Freycinetia. Fitriani, Feni Freycinetia (ed.). "Profil Yoon Suk Yeol: Jaksa AntiKorupsi Kini Presiden Korsel". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-03-11.
  8. ^ He-rim, Jo (2022-03-10). "Entrepreneur takes on new role as first lady". The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-11.
  9. ^ "Sosok Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan 2022, Dikenal Jadi Jaksa yang Menentang Pemerintah". MSN. Diakses tanggal 2022-03-11.
  10. ^ a b c d "Uncompromising prosecutor's crusade to bring back justice". koreatimes (dalam bahasa Inggris). 2022-03-10. Diakses tanggal 2022-03-10.
  11. ^ Aco, Hasanudin. "Profil Yoon Seok Yeol, Presiden Terpilih Korea Selatan, Mantan Pengacara dan Jaksa". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-03-11.
  12. ^ Sakti, Ardhina Trisila. "Inilah Sosok Yoon Suk-yeol, Presiden Terpilih Korea Selatan 2022, Seorang Mantan Jaksa Agung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-03-11.
  13. ^ Kartikasari, Bunga (10 Maret 2022). "Inilah Profil dan Sosok Yoon Seok Yeol Presiden Korea Selatan 2022 Pemenang Pemilu". Tribunnews.com. Diakses tanggal 11 Maret 2022.
  14. ^ Jun-tae, Ko (2021-06-29). "Ex-Prosecutor General Yoon Seok-youl announces presidential bid". The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-10.
  15. ^ a b "Yoon Suk-yeol wins presidential election". koreatimes (dalam bahasa Inggris). 2022-03-10. Diakses tanggal 2022-03-10.
  16. ^ a b Ewe, Koh; Kwon, Jake (2025-04-04). "Yoon Suk Yeol: Who is South Korea's impeached president?". BBC News (dalam bahasa Inggris (Britania)). Diakses tanggal 2025-04-07.
  17. ^ a b Yim, Hyunsu (2024-01-30). "South Korea's Yoon blocks new probe of 2022 Halloween crowd crush". Reuters. Diakses tanggal 2025-04-07.
  18. ^ a b "South Korea's National Assembly passes impeachment motion against President Yoon Suk Yeol over martial law". The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 2024-12-14. Diakses tanggal 2024-12-14.
  19. ^ "South Korea's parliament votes to impeach President Yoon Suk Yeol over his martial law order". AP News (dalam bahasa Inggris). 2024-12-14. Diakses tanggal 2024-12-14.
  20. ^ "South Korean State Visit to The Netherlands - Day 1". UFO No More (dalam bahasa American English). 2024-12-13. Diakses tanggal 2024-12-14.
  21. ^ ChristinZ [@ChristinsQueens] (November 21, 2023). "The South Korean President is wearing the Riband and Star of the Order of the Bath" (Tweet) – via X.
  22. ^ Quirinale website
  23. ^ "Korea and Poland sign MOUs on nuclear power, tech and Ukraine". Korea JoongAng Daily. 14 July 2023. Diakses tanggal 16 July 2023.
Didahului oleh:
Moon Jae-in
Presiden Korea Selatan
2022
Diteruskan oleh:
Han Duck-soo (pelaksana tugas)
Lee Jae-myung


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan