Yesaya 53:9

kategori Wikimedia

Yesaya 53:9 (disingkat Yes 53:9) adalah ayat kesembilan dari pasal ke-53 Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Memuat Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos terutama berkenaan tentang "Hamba yang Menderita". Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[2][3] Merupakan bagian dari rangkaian ayat yang menggambarkan penderitaan Yesus di akhir hayat-Nya; juga cara-cara penderitaan yang dialami-Nya. Adalah untuk dosa manusia dan untuk menggantikan manusia, Tuhan Yesus Kristus menderita.[4]

Picture of Scroll text
Yesaya 53 dalam Gulungan Besar Kitab Yesaya, yang ditemukan di Qumran dan dibuat sekitar abad ke-2 SM. Ayat 9 dimulai setelah jeda di tengah-tengah halaman.
Bahwa ditentukan oranglah kuburnya di antara segala orang fasik,
tetapi dalam hal matinya adalah ia di antara orang kaya-kaya,
karena iapun tiada berbuat dosa,
dan tipupun tiada terdapat daripada mulutnya.
Yesaya 53:9 (Terjemahan Lama)

Sumber

sunting

Naskah sumber utama:

Bahasa Indonesia

sunting

Terjemahan Baru (LAI, 1974)

Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.[6]

Terjemahan bahasa Indonesia lain

Versi Yesaya 53:9
BIS (1985) Ia dikuburkan bersama orang jahat; makamnya di tengah-tengah orang kaya, walaupun ia tak pernah melakukan kejahatan, dan tak pernah menipu.[7]
Terjemahan Lama (1958) Bahwa ditentukan oranglah kuburnya di antara segala orang fasik, tetapi dalam hal matinya adalah ia di antara orang kaya-kaya, karena iapun tiada berbuat dosa, dan tipupun tiada terdapat daripada mulutnya.[7]
MILT (2008) Dan dia menetapkan kematiannya bersama orang-orang fasik, dan kuburnya bersama orang kaya, karena dia tidak melakukan kekerasan, dan tipu daya tidak ada di dalam mulutnya.[7]
FAYH (1989) Kematian-Nya seperti seorang penjahat, namun Ia dikubur di dalam pekuburan orang kaya. Tetapi ia tidak pernah melakukan kekerasan, dan tidak pernah mengucapkan kata-kata dusta.[7]
ENDE (1969) Kuburnja dibuat bersama dengan kaum djahat dan djiratnja bersama dengan orang terbuang, sekalipun ia tidak berbuat lalim dan tidak ada tipu-muslihat di dalam mulutnja.[7]
Shellabear Draft (1912) Maka kuburnya telah ditentukan bersama-sama dengan orang jahat dan kematiannyapun bersama-sama dengan orang kaya sungguhpun tiada pernah ia berbuat aniaya dan tiada sesuatu tipu daya pada lidahnya.[7]

Bahasa Ibrani

sunting

Teks Masoret (dibaca dari kanan ke kiri)

ויתן את־רשעים קברו ואת־עשיר במתיו על לא־חמס עשה ולא מרמה בפיו׃

Transliterasi Ibrani

wa·yit·tên ’eṯ-rə·šā·‘îm qiḇ·rōw, wə·’eṯ-‘ā·šîr bə·mō·ṯāw; ‘al - khā·mās ‘ā·śāh, wə· mir·māh bə·p̄îw.

Terjemahan bebas

Dan diberikannya bersama orang-orang jahat kuburnya, dan bersama orang kaya dalam matinya; sekalipun tiada kekerasan dibuatnya, dan tiada kebohongan dalam mulutnya.

Referensi silang

sunting

Analisis

sunting

Menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik

sunting
  • Frasa "di antara orang-orang fasik" ini mungkin hanya berarti bahwa "hamba yang menderita" itu ditetapkan mati bersama dengan orang fasik, atau bahwa dalam diri Yesus Kristus, tentara Roma bermaksud menguburkan Dia bersama dengan kedua penjahat itu. Namun, sebagaimana dinubuatkan di sini, hal ini digenapi dalam diri Yesus Kristus pada saat kematian-Nya, karena Ia mati diapit di antara dua orang penjahat yang sama-sama disalibkan bersama Dia (Matius 27:38), dan dikuburkan di kubur milik Yusuf dari Arimatea, seorang kaya (Matius 27:57–60).[8] Teks Masoret memuat frasa "bersama orang kaya dalam mati-Nya" yang tidak dicantumkan dalam Terjemahan Baru. Frasa "dalam mati-Nya" ini dapat juga diartikan "ketika mati-Nya" atau "setelah mati-Nya" (bandingkan 1 Raja–raja 13:31; Mazmur 6:5).[9]

Orang Romawi menyalibkan Yesus Kristus bersama dua penjahat pada tempat pelaksanaan hukuman mati yang umum - "tempat tengkorak" atau "Golgota" - dalam artian kubur-Nya ditentukan untuk berada "di antara orang-orang fasik", yang sudah sewajarnya dilakukan, kalau saja tidak ada interferensi dari Yusuf dari Arimatea. Orang yang mati disalib biasanya dikuburkan bersama-sama dengan kayu salibnya di dekat tempat itu oleh tentara-tentara Romawi.[9]

Dalam kalimat-kalimat ini, kata yang diterjemahkan "orang-orang fasik" (rə·šā·‘îm) adalah dalam bentuk jamak, tetapi kata yang diterjemahkan sebagai "orang kaya" adalah dalam bentuk tunggal. Kata-kata ini digenapi secara tepat dalam penguburan Yesus.[9]

Ada yang menafsirkan secara umum, setelah kematian-Nya, baik orang kaya maupun orang fasik terlibat dalam penguburan-Nya, dan mengenai tempat kubur-Nya. Dua orang kaya, Nikodemus dan Yusuf, mengatur penurunan mayat-Nya dari tiang kayu salib, memberi rempah-rempah yang disumbangkan oleh Nikodemus saat mengapani-Nya, dan meletakkan jenazah-Nya di dalam kubur Yusuf. Orang-orang fasik, tentara-tentara Romawi, ditempatkan untuk menjaga kubur itu, "supaya murid-murid-Nya tidak dapat mencuri mayat-Nya". Ada lagi penafsiran bahwa orang-orang, bangsa Yahudi, yang melalui permusuhan terhadap-Nya Ia menderita kematian, "menempatkan", memaksudkan dan merancang, agar "kuburnya" harus "di antara orang-orang fasik"; dan karenanya mengajukan dakwaan terhadap-Nya kepada gubernur Romawi, supaya Ia diputuskan bersalah dan dihukum mati secara Romawi, yaitu penyaliban, serta dikuburkan sebagaimana orang-orang yang disalibkan biasa dikuburkan (Yohanes 19:31. Penguburan seseorang secara tidak selayaknya, tanpa penghormatan, dihitung sebagai aib besar (lihat Yesaya 14:19; Yeremia 26:23).[10]

"Tetapi bersama orang kaya...", artinya Allah telah mengatur dalam kuasa keilahian-Nya, bahwa Yesus harus bersama orang kaya setelah mati-Nya, yaitu dengan Nikodemus dan Yusuf. Aben Ezra (= Ibn Ezra), sebagaimana Lowth, mengamati bahwa kata yang diterjemahkan "dalam mati-Nya" (bahasa Ibrani: bə·mō·ṯāw), dapat juga dipakai menyatakan suatu struktur di atas sebuah kubur, "suatu monumen makam" (bamot dengan akar kata yang berbeda dari "mot", "kematian"; dalam bagian lain diterjemahkan sebagai "tempat-tempat tinggi" untuk menyembah ilah-ilah atau monumen pada makam (Yehezkiel 43:7)[10]); karenanya dapat diterjemahkan secara impersonal sebagai "kubur-Nya ditempatkan bersama orang fasik, tetapi makam-Nya", atau monumen makam, adalah "bersama orang kaya"; kubur-Nya memang direncanakan untuk diatur oleh tentara-tentara fasik; tetapi sebuah makam yang terkenal didirikan atasnya, dengan pembiayaan seorang kaya, Yusuf dari Arimatea, yang membuat makam itu sebenarnya untuk dirinya sendiri, menjadikan penguburan Kristus terhormat.[11]

Kata "kematian" ditulis dalam bentuk jamak, untuk memeberikan penekanan yang kuat; sebagaimana Adam karena jatuh dalam dosa "sekarat mati" ("dying died") menurut catatan samping dari Kejadian 2:17; dalam hal Yesus Kristus, kematian ini bersifat ganda, jasmani dan rohani. Sebagai Mesias, penebus dan pengganti penerima hukuman bagi dosa manusia, Ia menanggung kematian dalam hal rohani: ditinggalkan oleh Bapa-Nya; maupun jasmani: ketika Ia menyerahkan roh-Nya.[10]

Sekalipun tiada kekerasan dibuatnya

sunting

Kehormatan penguburan oleh orang kaya diberikan karena Ia tidak berbuat kekerasan, atau menyebabkan kerugian bagi orang maupun barang; tidak pernah dinyatakan bersalah karena berbuat kejahatan atau kekejaman; tidak pernah menghasut keributan, atau mendorong huru-hara dan kekacauan, untuk merusak pemerintahan sipil. Juga "tipu tidak ada dalam mulutnya": tidak ada doktrin palsu disampaikan-Nya; Ia bukan penipu masyarakat, sebagaimana dituduhkan; Ia tidak berusaha menyesatkan orang dari penyembahan kepada Allah sejati, atau membujuk orang untuk percaya sesuatu yang bertentangan dengan hukum Musa atau perkataan para nabi; Ia bukan musuh agama atau negara, juga tidak bersalah atas dosa apapun, juga tidak melakukan tipuan atau pengelabuan, lihat 1 Petrus 2:22. Ada yang menafsirkan kata, "sekalipun" ("quamvis", Vatablus, Calvin, Noldius; "licet", penafsiran bahasa Suryani) "ia tidak berbuat kekerasan", dan seterusnya, itu berhubungan dengan ayat selanjutnya (Yesaya 53:10).[11]

Kata depan yang digunakan, ‘al, dapat diartikan "karena" atau "sekalipun". Kerancuan ini mungkin disengaja. Ia tidak melakukan "kekerasan" atau tidak melakukan "pelanggaran" (lihat Kejadian 16:5; 1 Tawarikh 12:17; Ayub 19:7; Mazmur 35:11 (catatan samping); Amsal 26:6). Kata yang dipakai untuk "kekerasan atau pelanggaran" adalah khā·mās. Septuaginta (LXX) menerjemahkannya sebagai "ἀνομία" (anomia; "pelanggaran hukum"), sementara Simon Petrus menggunakan terjemahan "ἀμαρτία" (amartia; "dosa") (1 Petrus 2:22). Ketidak-berdosaan Kristus dinyatakan oleh diri-Nya sendiri (Yohanes 8:46), dan membentuk argumen utama dalam Surat Ibrani untuk menyatakan bahwa perjanjian yang baru (antara Allah dan manusia) lebih tinggi nilainya daripada perjanjian yang lama (Ibrani 7:26–28; 9:14). Hal ini juga dinyatakan oleh rasul Petrus (1 Petrus 2:22), oleh rasul Paulus (2 Korintus 5:21), dan rasul Yohanes (1 Yohanes 3:5). Karena tidak ada orang lain yang tidak pernah berdosa, maka "hamba" yang disampaikan dalam ayat, bahkan seluruh pasal, ini tentunya adalah Yesus Kristus.[9]

Tradisi Kristen

sunting
  • Dalam Kisah Para Rasul terdapat catatan bagaimana pengikut Yesus Kristus sejak awal menghubungkan ayat-ayat dalam pasal 53 ini dengan Yesus, yaitu ketika Filipus bertemu dengan sida-sida dari Etiopia. Sida-sida itu adalah pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Saat itu orang tersebut sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Jawab sida-sida itu: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut:
"Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi."[12] (pembacaan ini berakhir sesaat sebelum memasuki ayat 9 ini)
Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.[13]

Referensi

sunting
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  4. ^ Matthew Henry's Concise Commentary on the Bible.
  5. ^ Radiocarbon, Vol. 37, No. 1, 1995, p. 14
  6. ^ Yesaya 53:9
  7. ^ a b c d e f SabdaWeb Yesaya 53:9
  8. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ a b c d The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.
  10. ^ a b c Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary
  11. ^ a b Gill, John, Exposition of the Entire Bible, at [bible.crosswalk.com Bible Crosswalk]
  12. ^ Yesaya 53:7–8
  13. ^ Kisah Para Rasul 8:26–35

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting