Yeondeunghoe (Festival Lentera Teratai) (연등회;燃燈會) adalah festival agama Buddha yang diselenggarakan di Korea.[1] Sejarahnya festival ini pertama kali diselenggarakan oleh Raja Jinheung (bertahta 540-576) dari kerajaan Silla dan berlanjut di periode Dinasti Goryeo (918-1392).[2] Pada zaman Goryeo, Yeondeunghoe diselenggarakan secara meriah setiap hari raya bulan purnama pertama dan kedua serta pada hari kelahiran Sang Buddha di bulan ke-4 kalender lunar.[2] Pada festival ini masyarakat Goryeo di ibu kota dan seluruh negeri menyalakan lentera berbentuk teratai di jalanan dan rumah dengan berdoa memohon kedamaian dan kebahagiaan seluruh negeri kepada sang Buddha.[1] Festival ini perlahan-lahan meredup pada tahun 1392 pada saat Goryeo ditumbangkan oleh Dinasti Joseon (1392-1910).[1] Pada masa selanjutnya, Buddhisme mendapat tekanan pemerintah yang menganut ideologi Konfusianisme, namun berbagai festival agama Buddha masih dirayakan kecil-kecilan oleh rakyat jelata.[2] Berdasarkan catatan sejarah Joseon, sebelum hari kelahiran Buddha, anak-anak membuat lentera kertas dan berpawai di seluruh kota.[2] Yeondeunghoe bertahan pada masa penjajahan Jepang (1910-1945) dalam kondisi yang sulit dan sekarang masih terus dirayakan pada hari besar agama Buddha di berbagai tempat di Korea Selatan.[2]

Yeondeunghoe

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c (Inggris) Yukhoon, Kim (2007). Korean History for International Citizens. Northeast Asian History Foundation, Seoul, Republic of Korea. hlm. 32. ISBN 978-89-91448-90-2. 
  2. ^ a b c d e (Inggris)History of the Lotus Lantern Festival Diarsipkan 2011-11-26 di Wayback Machine., koreanbuddhism.net. Diakses pada 20 Agustus 2010.